Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar

Sosok Perayu Andi Ibrahim Masuk Sindikat Uang Palsu Kampus UIN Makassar, Padahal Hampir Profesor

Ini lah sosok yang merayu Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar untuk mau masuk dalam sindikat uang palsu. 

Editor: Musahadah
Kolase Kompas/Tribun Timur
Andi Ibrahim diduga jadi otak kasus percetakan uang palsu di 

SURYA.co.id - Ini lah sosok yang merayu Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar untuk mau masuk dalam sindikat uang palsu

Seperti diketahui, Andi IBrahim bukan orang sembarangan di UIN ALauddin, Makassar. 

Selain menjadi Kepala Perpustakaan, dia juga sudah bergelar doktor dan tinggal satu langkah lagi mendapatkan gelar guru besar atau profesor. 

Pendapatan Andi Ibrahim juga sudah tergolong tinggi, berkisar Rp 7 juta hingga Rp 10 juta.

Andi Ibrahim tergiur masuk sindikat uang palsu setelah dibukukm rayu pria bernama Syahruna. 

Baca juga: Rekam Jejak Annar Salahuddin Sampetoding Terduga Otak Pabrik Uang Palsu UIN Alauddin, Kader Partai?

Andi Ibrahim mengenal Syahruna lewat pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding (ASS).

Syahruna inilah yang memberikan uang palsu kepada Andi Ibrahim.

Syahruna merupakan wiraswasta asal  Ujung Pandang Baru, Makassar.

Syahruna juga jadi tersangka atas perannya memproduksi uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu. 

Berdasarkan keterangan Kapolda Sulsel, rencana pembuatan uang palsu ini dimulai sejak Juni 2010 lalu. 

"Sampai dengan Juni 2022 kembali lagi untuk merencanakan, kemudian Juli 2022 merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi. Jadi kalau dilihat dari sekarang, perencanaan pembuatan ini dimulai dari 2022. Kalau 2010 ini masih tahap pengenalan," paparnya.

Pada Oktober 2022, mesin cetak uang palsu dan pemesan kertas untuk uang palsu dimulai.

Produksi uang palsu baru dimulai pada tahun ini dengan komunikasi dilakukan para tersangka lewat grup WhatsApp (WA).

"Kemudian 2024 kemarin bulan Mei sudah mulai produksi, kemudian sekitar Juni ini sudah ketemu di antara mereka dan juga ada saling bekerja sama di antara mereka juga bagaimana nanti proses pembuatan dan diviralkan melalui grup WA. Jadi ditawar-tawarkan di grup," kata  Yudhiawan.

Dalam konferensi pers itu, Yudhiawan Wibisono menjelaskan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved