Berita Viral

Beda Pengakuan Kepsek dan Orang Tua Soal Siswa SD Dipindahkan, Diduga Buntut Polemik Uang Lomba

Pengakuan berbeda diungkap Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) dan pihak orang tua siswa inisial JS.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Ist
JS dan orang tuanya menerima hadiah  Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi 

SURYA.CO.ID - Pengakuan berbeda diungkap Kepala sekolah (kepsek) Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) dan pihak orang tua siswa inisial JS (10). 

Kedua belah pihak membeberkan duduk perkara kasus JS yang dikeluarkan dari sekolah.

Hal itu dipicu adanya dugaan pemotongan hadiah Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi yang dimenangkan JS. 

Pemenang kompetisi itu disebut mendapat 50 persen dari total hadiah Rp 4 juta, artinya siswa hanya menerima Rp 1,9 juta.

Bukan hanya siswa, pihak sekolah pun mendapat hadiah dengan nominal serupa. 

Meski, pihak sekolah tak memberikan fasilitas apa pun kepada siswanya yang mengikuti lomba.

Orang tua JS, Indra Imran, mengungkapkan kekecewaannya atas tindakan pihak sekolah yang dinilainya sepihak dan tidak dikomunikasikan.

Ia juga menyebut, protesnya berujung pada dikeluarkannya surat pindah sekolah untuk anaknya. 

“Surat itu dibuat tanpa persetujuan kami,” ujarnya, dikutip SURYA.CO.ID dari TribunBatam.

Setelah protes dilakukan, pihak sekolah kabarnya mengembalikan uang hadiah sebesar Rp 3,8 juta kepada siswa tersebut.

Baca juga: Update UMK 2025 di Jatim: Kabupaten Nganjuk Diusulkan Jadi Rp 2.405.255, Ponorogo Naik 6,5 Persen

Meski demikian, Indra tetap merasa kecewa dengan perlakuan yang diterima anaknya. 

 "Setelah masalah ini besar, sekolah langsung memberikannya secara keselurahan," ucap Indra.

Bantahan Pihak Sekolah

Terpisah, kepsek SD di Tanjungpinang, Ririndra Hidayat, membantah tudingan adanya pemotongan hadiah lomba.

Menurutnya, uang hadiah telah diberikan penuh kepada siswa.

"Hadiah dana lomba itu sudah saya berikan semuanya kepada anak tersebut tanpa ada potongan," ucap Ririndra.

Ia juga menegaskan, pemindahan siswa dilakukan atas permintaan orang tua. 

"Kami hanya menindaklanjuti permintaan wali murid, bukan keputusan sepihak," kata Ririn.

Disdik Tanjungpinang Turun Tangan

Sementara Dinas Pendidikan (Disdik) Tanjungpinang telah mengetahui permasalahan ini. Achmad Suprapto, Kasi Pembinaan SD Disdidk Tanjungpinang mengatakan, pihaknya telah berdiskusi dengan kepala sekolah. 

"Saya belum konfirmasi ke orang tua siswa karena mereka tidak melapor ke Disdik. Namun, informasi dari kepala sekolah menyebut hadiah telah diberikan sepenuhnya," ujarnya.

Masalah ini menjadi sorotan publik karena menyangkut kepercayaan antara wali murid, pihak sekolah, dan Disdik.

Hingga kini, anak tersebut masih berstatus sebagai siswa aktif di SDN tersebut.

Siswa berprestasi itu masih menjalani ujian di sekolahnya.

Baca juga: Sosok Bima, Mahasiswa ITS yang Jadi Satu-satunya Penerima Beasiswa Erasmus+ asal Indonesia

DPRD Tanjungpinang Desak Disdik

Di sisi lain, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), mendesak Dinas Pendidikan (Disdik) untuk segera menyelesaikan polemik terkait siswa SD berprestasi yang dikeluarkan dari sekolah.

Ketua Komisi I DPRD Tanjungpinang, Mayanti, menyatakan keprihatinannya atas masalah tersebut.

“Saya sudah berkomunikasi langsung dengan Kepala Disdik Tanjungpinang, Teguh Ahmad Syafari."

"Dalam pembicaraan tersebut, saya meminta agar masalah ini segera diselesaikan dengan memanggil orang tua siswa dan kepala sekolah,” ujar Mayanti, Kamis (12/12/2024).

Mayanti juga mengungkapkan kekecewaannya apabila informasi yang beredar, seperti dugaan pemangkasan uang hadiah lomba dan pemindahan siswa itu terbukti benar. 

"Jika memang ini terjadi, kami sangat kecewa. Perlu ada penelusuran mendalam terhadap persoalan ini, termasuk mendengar langsung tanggapan dari orang tua dan kepala sekolah," tegasnya.

Mayanti menambahkan, DPRD akan turut memantau proses mediasi antara pihak sekolah dan orang tua siswa.

Apabila mediasi tersebut tidak membuahkan hasil, Komisi I DPRD Tanjungpinang siap memanggil pihak-pihak terkait, termasuk Dinas Pendidikan, untuk menyelesaikan masalah ini secara tuntas.

“Kami berharap polemik ini bisa segera diselesaikan melalui mediasi. Namun, jika tidak ada titik terang, kami akan mengambil langkah lebih lanjut sesuai tugas dan fungsi kami di Komisi I,” ujarnya.

Masalah ini menjadi perhatian serius DPRD Tanjungpinang karena menyangkut masa depan pendidikan siswa berprestasi dan kredibilitas sistem pendidikan di daerah tersebut. 

Awal Mula Viral

Siswa SD yang memenangkan lomba itu adalah JS (10).

Ia bersekolah di SD di Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.

Disebutkan bahwa JS mengikuti lomba di tingkat Provinsi di Batam tanpa difasilitasi pihak sekolah.

Adapun, JS mendapat hadiah juara satu lomba pidato berbahasa melayu di Kota Batam sebesar Rp 4 juta.

Karena potongan dari pihak sekolah, sang anak hanya mendapat Rp 1,9 Juta.

"Anak saya ini lomba pidato tingkat provinsi di Batam tepatnya di hotel Hotel Mutiara Merdeka, Pekanbaru, sampai singkat ceritanya anak saya juara ini kembali ke sekolah dengan uang yang kita serahkan ke sekolah terlebih dahulu, tidak kita langsung mengambil inisiatif sendiri, walupun tanda tangan kita sendiri," ujar orang tua siswa dilansir dari X @Miss Tweet via TribunSumsel.

Mulanya orang tua JS bermaksud untuk menjaga adat, akhirnya semua uang lomba diberikan dulu pada pihak sekolah.

 "Karena untuk menjaga adat kita serahkan uangnya ke sekolah dulu pak, mana secara mengenai uangnya, istri saya bilang kepala sekolah potong 50 persen, jadi anak saya ini menangnya jumlah uangnya itu Rp 4 Juta, dipotong pajak jadi terima bersih Rp 3,8 juta. Karena dibagi dua jadi Rp 1,9 juta, "ungkap orang tua siswa.

Dalam pengakuannya itu, orang tua siswa memang sempat mengatakan pada kepala sekolah bahwa jika uang tersebut diambil maka ia tak ikhlas dan tak ridho.

 "Tapi kan gak kayak gitu juga caranya, dia (kepala sekolah) tak terima langsung berkelit-kelit jadi langsung saya karena bentuk kecewa tadi jadi saya memang ada bilang kalimat saya tidak ikhlas ini saya tidak ridho saya minta uang dikembalikan kepada saya, nah besoknya anak saya ini dipindahkan dia," jelas orang tua JS.

Menurut informasi yang bereda, JS memang dari dulu kerap mengikuti lomba dan mendapatkan juara.

Diungkapkan orang tua JS, jika dulu setiap JS mendapatkan hadiah lomba tak ada pemotongan dari pihak sekolah.

Rupanya semenjak kepala sekolah yang baru, hadiah lomba dipotong oleh pihak sekolah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved