Pembunuhan 1 Keluarga di Kediri

Update Nasib Anak Bungsu yang Selamat dari Pembunuhan Satu Keluarga Guru di Kediri, Ini Wali Asuhnya

10 hari berlalu, kasus pembunuhan satu keluarga guru di Kediri masih menjadi sorotan.  Begini kabar anak bungsu yang selamat.

Penulis: Isya Anshori | Editor: Musahadah
kolase surya/isya anshori/istimewa
Begini nasib anak bungsu yang selamat dalam tragedi pembunuhan satu keluarga guru di Kediri. 

SURYA.CO.ID - 10 hari berlalu, kasus pembunuhan satu keluarga guru di Kediri masih menjadi sorotan. 

Pasalnya, pembunuhan ini masih meninggalkan seorang anak yang selamat, yakni SPY, bocah berusia 8 tahun. 

SPY selamat dengan luka berat di kepala usai dipukul palu oleh pelaku yang tak lain pamannya, Yusa Cahyo Utomo (35).

Sementara sang ayah Agus Komarudin (41), ibu, Kristina (37) dan kakak kandung SPY, CAW (14) tewas di tangan Yusa Cahyo Utomo.

Saat ini SPY masih dirawat di RS Bhayangkara, Kediri. 

Baca juga: Pemicu Pembunuhan Satu Keluarga Guru di Kediri Ternyata Masalah dari Lamongan, Keluarga Tutup Maaf

Lalu, siapa yang akan merawatnya selepas pulang dari rumah sakit? 

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana menegaskan, pihaknya sudah berdiskusi dengan keluarga SPY mengenai rencana perawatan lanjutan, mengingat bocah tersebut kini menjadi yatim piatu.

"Kemungkinan besar keluarga dari pihak bapaknya yang akan merawat," lanjut Mas Dhito.

Mas Dhito juga memastikan kebutuhan hidup dan pendidikan korban akan ditanggung oleh pemerintah.

Saat ini, pihak keluarga dari almarhum ayah korban tengah dibicarakan untuk menjadi wali asuh. 

"Kebutuhan sekolah, kebutuhan hidup, semuanya akan kami tanggung. Kami ingin si adik ini tetap punya masa depan dan tidak kehilangan harapan hanya karena tragedi ini," tegasnya pada Minggu (8/12/2024).

Dhito melihat sang bocah mengalami trauma berat. 

Hal itu terlihat saat diamendekati kamar tempat korban dirawat, korban menunjukkan respons defensif yang mencerminkan trauma mendalam.  

"Begitu saya sampai di depan kamar, anak itu langsung memegang gagang tempat tidur dan diam. Itu menunjukkan betapa trauma ini masih sangat membekas. Wajar saja, karena kejadian ini meninggalkan luka mendalam," imbuhnya. 

Untuk itu, ia menjelaskan bahwa langkah utama yang akan dilakukan pemerintah adalah memberikan pendampingan psikologis melalui trauma healing. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved