Berita Viral

Kisah Chamimah, Guru Honorer di Surabaya Mengajar Selama 63 Tahun Cuma Terima Gaji Rp 400 Ribu

Seorang guru di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Chamimah, tetap semangat mengajar meski gaji tak seberapa. Ia adalah Chamimah. Begini kisahnya

|
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Youtube Metro TV
Chamimah, guru honorer di Surabaya, Jawa Timur 

SURYA.co.id - Seorang guru di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Chamimah, tetap semangat mengajar meski gaji tak seberapa. 

Chamimah sudah mengajar lebih dari 61 tahun. 

"Saya mulai mengajar 1963," katanya, dikutip SURYA.CO.ID dari Youtube Metro TV.

Ia senang melakoni profesi guru karena bisa bertemu anak-anak.

"Saya memang senang dengan anak kecil. Saya ingin menyampaikan ke anak-anak, misalnya menyanyi," tuturnya.

Baca juga: Duduk Perkara Pedagang Es Teh Viral Diolok-olok Gus Miftah, Endingnya Rangkulan Ngaku Menyesal

Baca juga: Sosok Usman Ali Pria yang Tertawa Keras saat Gus Miftah Olok-olok Pedagang Es Teh, Begini Nasibnya

Baca juga: Pantesan Tega Minta Uang Damai Rp 2 Juta ke Guru Supriyani, Eks Kapolsek Baito Akui untuk Beli Ini

Sayangnya, selama menjalani profesi guru, Chamimah hanya mendapat gaji tak seberapa.

"Saya sebenarnya bisa dapat Rp 1 juta." 

"Karena banyak yang menunggak, jadi terima kadang-kadang Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu," imbuhnya.

Chamimah tak menampik bayaran tersebut kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun, ia bersyukur masih memiliki gaji dari pensiunan.

"Yang saya terima dari pensiun Rp 2 juta, itu dipakai sehari-hari," katanya.

Lulus Kuliah

Sosok Chamimah sebenarnya sudah pernah viral pada 2020 lalu.

Ketika dirinya berhasil menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Saat itu, ia lulus di usia 78 tahun.

Ia diwisuda bersama 1.139 sarjana dari berbagai jurusan, Selasa (24/11/2020).

Chamimah menyelesaikan tugas akhir yang berjudul "Kecerdasan Bahasa Anak Usia Dini Kelompok A TK Masa Putra Bhakti Surabaya Tahun Pelajaran 2019-2020".

Perempuan yang mengaku adik mantan Wakil Presiden Try Sutrisno tersebut mengajar di TK Masa Putra Bhakti sejak 1963 dan telah menjadi guru TK selama 57 tahun.

Chamimah mengaku bersyukur bisa menyelesaikan perkuliahan selama empat tahun.

Selama kuliah, ia mengaku tak pernah bolos kuliah. Ia hanya akan izin tidak masuk kelas saat tak enak badan.

"Saya tidak pernah bolos kuliah, tidak masuk saat saya merasa tidak enak badan saja," ujar dia.

Baca juga: Proyeksi UMR Jakarta, UMK Surabaya, UMK Sidoarjo, UMK Gresik Tahun 2025 dengan Kenaikkan 6,5 Persen

Baca juga: Harta Kekayaan Gus Miftah yang Viral Olok-olok Pedagang Es Teh, Tarif Ceramahnya Saja Fantastis

Baca juga: Sosok Evie, Wanita Asal Jember Jatim Jadi Direktur Perusahaan Internasional setelah Lulus dari UGM

Walaupun sudah berusia lanjut, Chamimah bercerita bahwa ia senang menjalani kuliah walaupun rekan kuliah seusia cucunya.

Menurutnya, rekan kuliah di kampus selalu menyemangati Chamimah untuk kuliah tepat waktu.

"Justru mereka yang memotivasi saya untuk terus belajar dan menyelesaikan studi tepat waktu," kata Chamimah.

Baginya, menuntut ilmu tidak terhalang usia.

"Selama kita bersungguh-sungguh, tidak ada kata terlambat dalam menuntut ilmu," ujar dia.

Dia merasa nyaman berkuliah di Universitas Muhammadiyah Surabaya karena ditunjang dengan sarana dan dosen-dosen yang sabar dan mumpuni.

Sementara itu, saat dikonfirmasi pada Rabu (25/11/2020), Humas Universitas Muhammadiyah Surabaya Radius Setiawan membenarkan bahwa dalam wisuda ke-46 kemarin pihaknya mewisuda sarjana berusia 78 tahun.

"Kami secara inklusif membuka kesempatan belajar bagi siapa pun selama memiliki tekad dan ikhtiar yang kuat dalam menuntut ilmu," kata Radius.

Tentang Universitas Muhammadiyah Surabaya

Untuk diketahui, UM Surabaya memiliki sejarah panjang di Jawa Timur. Universitas ini berdiri di tahun 1964 dengan didirikannya Fakultas Ilmu Agama Jurusan Dakwah.

Seiring berjalannya waktu, beberapa lembaga pendidikan tinggi Muhammadiyah lainnya seperti Fakultas Tarbiyah, IKIP Muhammadiyah, Fakultas Syariah, dan Institut Teknologi Muhammadiyah Surabaya juga berdiri secara terpisah.

Penggabungan dan Peresmian

Pada tahun 1984, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, beberapa lembaga pendidikan tinggi Muhammadiyah tersebut, termasuk IKIP Muhammadiyah Surabaya, Institut Teknologi Muhammadiyah Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Gresik resmi digabung menjadi satu kesatuan yang kemudian dikenal sebagai Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Kampus ini beralamat di Jalan Sutorejo No. 59, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Selain itu, Universitas Muhammadiyah Surabaya juga memiliki beberapa kampus lain, di antaranya: Kampus II: Jl. Gadung No. III/7 Surabaya, Kampus III: Jl. Kapasan No. 73-75 Surabaya, Kampus IV: Jl. Mastrip No. 54 Surabaya

Baca juga: Seekor Monyet Setia Menjaga Jenazah Orang Tak Dikenal di Tegalampel Bondowoso

Baca juga: Nasib Pilu Anak Sunhaji Penjual Es Teh usai Ayah Dihina Gus Miftah, Kini Ikut Ketiban Rezeki Nomplok

Baca juga: Perjuangan Abah Maman Jualan Poster karena Enggan Repotkan Anak, Tak Peduli Meski Jalan Bungkuk

Saat ini, UM Surabaya telah menjadi salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Indonesia.

Dengan reputasi yang baik dan fasilitas yang lengkap, UMSurabaya berhasil menarik minat banyak calon mahasiswa dari berbagai daerah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved