Motif Terselubung di Balik Desakan Damai Guru Supriyani dan Aipda WH Dibongkar, Demi Hapus Kesalahan

"Bukan perdamaian yang dikejar, kalau Ibu Supriyani mengaku salah dan minta maaf. 
itu akan membuyarkan kesalahan-kesalahan selama ini, mulai dari penyidikan dan penuntutan. 

"Kalau dipaksa mengaku salah, akan dijadikan dasar untuk membenarkan apa yang terjadi selama ini.  Semua akan tertutupi dengan pengakuan dan permintaan maaf ibu Supriyani," katanya. 

Andri juga menyoroti desakan perdamaian itu yang dilakukan setelah pihaknya membeber bukti-bukti kuat yang melemahkan dakwaan.   

"Kami hadirkan bukti-bukti yang cukup kuat, baru desakan-desakan itu. 

Mau mengubur masalah, cari happy ending, cari solusi," katanya. 

Andri tidak gentar meski dengan sikapnya ini dia telah disomasi bupati Konawe Selatan.  

"Katanya 1 x 24 jam kami akan dilaporkan, tapi sampai sekarang tidak ada," tantangnya. 

Karena itu, ketika kini ada pihak-pihak yang terus berkoar-koar memaksakan perdamaian, Andri memberikan balasan menohok.

 "Saya tahu motif kamu apa. Dengan perdamaian ini ingin menyelesaikan semua yang bermasalah di awal, mengubur itu dengan perdamaian. Kami tidak ingin semua masalah dikubur dengan satu kata, damai. Kita ingin maju di persidangan, kita buktikan yang salah dan yang benar. Setelah itu yang salah, harus dipertanggungjawabkan, baik etik maupun pidana," tegasnya. 

Dipanggil Wamendagri 

Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto menyampaikan, bahwa Surunuddin Dangga Bupati Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara bakal dipanggil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). 

Pemanggilan Bupati Konawe Selatan sudah dikoordinasikan langsung kepada Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andap Budhi Revianto.  

Bima Arya menyampaikan, pemanggilan Surunuddin tersebut imbas keterlibatannya dalam proses mediasi dan somasi pada guru Supriyani. 

Diketahui, Surunuddin Dangga telah mengirimkan surat somasi kepada guru Supriyani, setelah guru honorer itu mencabut kesepakatan damai dengan orang tua korban yaitu Aipda WH dan istri. 

Surunuddin beralasan, surat somasi itu ditujukan pada guru Supriyani yang mengaku merasa tertekan menandatangani surat damai. Menurutnya, padahal di dalam surat tersebut tidak disebutkan adanya tekanan dari pihak mana pun.