Berita Gresik

Pak Ogah Bisa Raup Rp 7,5 Juta Sebulan, Jalur Putar Balik Depan SPBU Bunder Gresik Diperebutkan

Salah satu dari dua petugas pengatur lalu lintas tidak resmi itu terluka, sedangkan rekannya diamankan polisi.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Deddy Humana
surya/Willy Abraham (Willy)
Jalur putar balik di depan SPBU Waduk Bunder Jalan Wahidin Sudirohusodo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik jadi lahan pendapatan yang subur. 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Perkelahian memakai senjata tajam (sajam) antara dua pak Ogah di depan SPBU Bunder Gresik, Rabu (30/10/2024) lalu, dipicu pembagian shift jasa penyeberangan.

Salah satu dari dua petugas pengatur lalu lintas tidak resmi itu terluka, sedangkan rekannya diamankan polisi.

Kalau menyimak bagaimana pekerjaan pak Ogah - sebutan petugas jasa penyeberangan tak resmi atau polisi cepek - terkesan tidak dipandang sebelah mata.

Tetapi dua pak Ogah yang bertikai yaitu Imron dan Rohman, tahu betul profesi jalanan itu menjanjikan.

Cukup bermodal fisik kuat tanpa ketrampilan apalagi bekal pendidikan mentereng, penghasilan mereka membantu menyeberang jalan di depan SPBU Bunder Gresik bisa mencapai jutaan rupiah. 

Pantas kiranya, rebutan jasa penyeberang jalan menyebabkan Imron dan Rohman saling serang karena perbedaan shift yang tidak merata.

Imron yang membawa sebilah celurit sudah diamankan polisi. Pria berusia 51 tahun asal Surabaya ini mengaku tidak menyesal karena sudah 10 tahun menggeluti jasa penyeberangan di depan SPBU Bunder itu.

Sementara Rohman, korban yang mengalami luka merupakan rekan seprofesinya. Mereka berdualah pak Ogah di sana dengan pembagian shift berdua. Namun perbedaan jam membuat keduanya saling serang.

Di hadapan awak media dan polisi, Imron mengaku tak menyesal melukai temannya itu. Karena ia merasa lpekerjaan dan lahan mencari nafkah diganggu. "Kalau saya tidak kerja, keluarga saya mau makan apa ?" ucap Imron, Kamis (31/10/2024).

Ditanya penghasilan yang diraih, Imron dengan gamblang menyebut bisa mendapat uang ratusan ribu setiap hari dari jasa sebagai pak ogah. Pundi-pundi rupiah diberikan oleh pengendara yang ingin menyeberang dan putar balik. "Dalam sehari bisa Rp 250.000, bisa juga lebih, tergantung," kata Imron.

Jika diasumsikan dalam sebulan ada 30 hari, Imron bisa mendapatkan uang Rp 7,5 juta per bulan. Tanpa dipotong pajak, iuran BPJS dan lain-lain.

Pendapatan pekerja non formal ini di atas upah minimum regional (UMR) Gresik yang hanya Rp 4.642.031.

Meski tinggal di Tambakwedi Surabaya, bapak dua anak itu mengaku sering bolak balik Surabaya-Gresik. Terkadang, ia tiga hari tidak pulang dan libur selama satu hari. Saking menjanjikannya, Imron sampai memiliki karyawan.

"Kalau saya pas libur nanti ada karyawan yang di situ. Kadang tiga hari sekali saya pulang. Pas libur digantikan karyawan saya," imbuhnya.

Sebelumnya pertarungan dua orang pak ogah dengan membawa senjata tajam (sajam), terjadi di pinggir Jalan Raya Dr Wahidin Sudirohusodo, dekat SPBU arah menuju pintu tol Kebomas, Gresik.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved