Berita Viral

Nasib Pilu Pecipta Lagu asal Indramayu Tak Kenal Istilah Royalti, Dibayar Nyicil Seharga Cabai

Nasib memilukan dialami Carli (85), pencipta lagu tarling pantura asal Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kompas.com
Istri Carli menunjukkan daftar lagu ciptaan sang suami 

Sejak remaja, Carli bekerja sebagai tukang becak dan penjual koran sebelum mengenal dunia musik yang lebih luas. Di perantauan, Carli juga menjadi kuli bangunan.

Di saat itu, Carli bertemu dan belajar dengan Rhoma Irama tentang musik. Kemudian, Carli juga sempat kenal dengan Benyamin S.

"Pak Carli belajar sama Haji Rhoma Irama dulunya, waktu di jakarta, dari kecil tinggal di Jakarta, sama itu yang sudah meninggal, Benyamin S, kenal juga," tambah Dasini.

Meskipun pernah ditawari untuk bermain film di Jakarta, Carli lebih memilih untuk pulang ke Indramayu dan fokus menjadi pencipta lagu tarling.

Wanita yang dinikahi Carli pada 1984 ini menyebutkan, Carli meniti karier sebagai pencipta lagu tarling.

Dia selalu membuat lagu tengah malam. Tak jarang, Carli suka marah bila anak menangis atau berisik karena dirasa mengganggu konsentrasinya.

"Heh, aja nangis bae, bapae ora konsentrasi, kitae ora manjing manjing(inspirasi), gagean, dienteni ning Dian Record," kata Dasini sambil menunjuk surat bukti pengiriman lagu tarling ke Dian Record di tahun 1987 dan juga 1996.

Penciptaan lagu yang berbalas cabai dan beras

Karena keterbatasan biaya dan tidak mengenal istilah royalti, Carli menjual lagu-lagunya dengan cara yang unik.

Ia sering bersepeda puluhan kilometer ke Indramayu dan Cirebon untuk menawarkan lagunya kepada penyanyi.

Dasini menjelaskan bahwa Carli tidak pernah menetapkan harga tertentu untuk lagu-lagunya.

"Dia sendiri yang jual, bawa sepeda ke orangnya (penyanyi) terus dijual. Nih mau ga lagu ini. Kalau penyanyinya mau langsung dibayar. Tapi bapak tuh ga keras, ga selalu menekan (harga), harus segini, sedikasihnya," kenang Dasini.

Pasalnya lagu ciptaanya dibayar dengan cara cicil seharga cabai. Ada juga orang yang membayar lagu ciptaan Carli dengan beras.

"Heh, tuku lagu kaya tuku sabrang(cabai), terasi, dicicil."

"Saya anaknya banyak, masa bayannya nyicil. Nahorang itu, ga tau sampai berapa nyicilnya, tiba-tiba hilang aja orangnya. Pernah juga lagunya dibayar pakai beras," tambah Dasini.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved