Pembunuhan Vina Cirebon
Pasrah dengan Putusan PK Terpidana Kasus Vina Cirebon, Kakak Vina: Saya Capek, Butuh Ketenangan
Kakak Vina Cirebon, Marliana, mengaku pasrah dengan putusan Peninjauan Kembali (PK) para terpidana kasus ini. Butuh ketenangan.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Kakak Vina Cirebon, Marliana, mengaku pasrah dengan putusan Peninjauan Kembali (PK) para terpidana kasus ini.
Saking pasrahnya, Marliana mengaku capek dan butuh ketenangan.
Seperti diketahui, publik kini tengah menunggal putusan PK para terpidana Kasus Vina Cirebon.
Tak terkecuali dengan pihak keluarga Vina.
Marliana yang tengah pergi ibadah Umroh mengungkapkan sikap keluarganya usai sidang PK para terpidana kasus vina cirebon berakhir pada Jumat 4 Oktober 2024.
Baca juga: 2 Fakta yang Patahkan Klaim Pitra Romadoni Pengacara Iptu Rudiana Soal Ekstraksi Chat Vina Cirebon
Marliana menuturkan, sejak awal, keluarganya memang tidak tahu apa-apa dan menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian.
"Sejak awal kami tidak tahu. Semua kami serahkan ke pihak kepolisian," tutur Marliana, melansir dari tayangan NusantaraTV.
Setelah ada sidang PK, Marliana mengaku terus mengikuti perkembangan informasinya, terutama dengan banyaknya muncul saksi baru.
"Kami terus memperhatikan sidang PK. Sikap kami, semua kami serahkan ke pengacara. Kalau kami pasrah apapun putusan sidang PK," tutur Marliana.
Marliana mengaku enggan berkomentar banyak terhadap kasus Vina, adik kandungnya pada 8 tahun lalu, apalagi memberi penilaian atas jalannya sidang PK.
"Pokoknya semua kami pasrah dan serahkan pada hakim. Apapun keputusannya, jika memang secara hukum terbukti, kami pasrah dan menerima," tutur Marliana.
Baca juga: Menanti Putusan PK Terpidana Kasus Vina, Jaksa Tolak Novum Sudirman, Begini Prediksi Reza Indragiri
Marliana mengaku enggan banyak komentar.
Sebab, apapun perkataannya, akan direspon oleh para netizen dengan berbagai pandangannya.
"Sekarang posisinya, apapun perkataan saya, sikap saya,akan langsung disorot oleh netizen," tutur Marliana.
Marliana mengaku mendapat tekanan psikologis terhadap opini publik yang berkembang, terutama di media sosial di kalangan para netizen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.