Pembunuhan Vina Cirebon

Penderitaan Sudirman saat di Polda Jabar Terkuak, Depresi hingga Linglung, Kini Melawan di Sidang PK

Sudirman akhirnya berani bersuara lantang menolak dakwaan kasus Vina Cirebon. Terugkap penderitaannya saat di polda Jabar.

Editor: Musahadah
kolase instagram
Sudirman saat bersaksi di sidang PK kasus Vina Cirebon pada Rabu (2/10/2024). 

SURYA.co.id - Kesaksian Sudirman yang berani mengungkap fakta sebenarnya dalam sidang Peninjauan Kembali (PK) kasus Vina Cirebon membuat keluarga lega. 

Hal ini beralasan karena sebelum sidang, keluarga was-was karena kondisi Sudirman yang polos dan tidak bisa ditekan. 

Lilis, adik Sudirman mengakui deg-degan menjelang sidang keterangan sang kakak di PN Cirebon pada Rabu (2/10/2024). 

"Sebenarnya ada deg-degan. Sudirman dulu kan masih lugu, tapi sekarang udah yakin karena berani ungkapin," ungkap Lilis dikutip dari tayangan Nusantara TV pada Rabu (2/10/2024). 

Lilis menceritakan, kondisi Sudirman yang polos atau oon, kerap membuatnya mendapat bully-an sejak kecil.

Baca juga: Imbas Kesaksian Sudirman di Sidang PK Kasus Vina, Pakar Hukum: Dakwaan Seharusnya Batal Sejak Awal

Karena bully-an itu, Sudirman jadi malas sekolah hingga akhirnya sering tinggal kelas.

"Kalau mau berangkat sekolah, dia bangun udah siang dan udah mandi. Tapi bajunya (seragam) gak ada, ternyata diumpetin. Dia gak mau sekolah, suka dibully. Karena anaknya pendiam," ungkap Lilis. 

Lilis bahkan yang harus melindungi Sudirman dari bullyan teman-temannya.  

Dengan kondisi Sudirman yang seperti ini, Lilis sangat yakin kalau sang kakak bukan pelaku pembunuhan dan pemerkosaan. 

Apalagi disebutkan kalau Sudirman adalah anggota geng motor.

Diakui LIlis, sebenarnya Sudirman baru bisa belajar mengendarai motor setelah diajarinya.

Dan, sampai saat dia ditangkap, Sudirman baru bisa mengendarai motor dengan pelan. 

"Waktu jemput Lilis di SMK Pariwisata. Lama banget teh, sudirman yang nyetir. Lilis marah. Dia masih belajaran. Gak mungkin anak polos kayak gitu (jadi pembunuh), dia kalau main juga jam 10 sudah pulang," ungkap Lilis.  

Diakui Lilis, saat Sudirman ditangkap, keluarga awalnya hanya menduga dia terkena tilang. 

Namun setelah tahu dia ditangkap karena kasus pembunuhan, keluarga mengaku kaget.

"Kaget, anak lugu begitu. Pas malam kejadian (kasus Vina) dia sama saya di depan, lagi mainan HP," katanya. 

Sudirman pun beberapa kali meyakinkan keluarga dan Lilis bahwa dia tidak tahu apa-apa di kasus ini.  

"Tiap hari kami berdoa, ya Allah anak gak bersalah. Kata Sudirman: saya tuh gak bersalah, LIlis tahu kan saya dimana, sama lilis kan?," ujar Lilis menirukan ucapan Sudirman

Keluarga sempat kebingungan setelah Sudirman tidak diketahui keberadaannya saat dibon Polda Jabar untuk kasus Pegi Setiawan.  

Apalagi tersiar kabar kalau Sudirman hidup enak di hotel. 

Keluarga baru merasa tenang setelah tahu Sudirman sudah ada di Lapas Banceuy, Bandung. 

Diakui Lilis, saat ditemui di Lapas Banceuy kondisi Sudirman sangat tertekan.

Lilis juga sempat menanyakan kabar dia hidup di hotel seperti yang viral di media sosial. 

Kepada LIlis, Sudirman malah mengaku sangat sengsara. 

"Enggak, ditekan. Malah sempat mau bunuh diri pas di Polda. Linglung, kosong  aja," ungkap Lilis.

Kini setelah kembali ke Lapas Cirebon, Sudirman sudah bisa tertawa dan berat badannya naik hingga 3 kg.

"Sekarang tidak ada tekanan, mau ungkapin semua," tukas Lilis.

Sudirman Ceritakan Detik-detik Ditembak

Di sidang PK, Sudirman menceritakan detik-detik ditembak saat penyidikan kasus Vina Cirebon 2016.
Di sidang PK, Sudirman menceritakan detik-detik ditembak saat penyidikan kasus Vina Cirebon 2016. (kolase kompas TV)

Sudirman, terpidana kasus Vina Cirebon menceritakan detik-detik ditembak peluru karet saat proses penyidikan di Polres Cirebon Kota pada 2016. 

Ternyata senjata berisi peluru karet itu ditempelkan langsung ke punggung Sudirman, bukan ditembak dalam jarak tertentu.

Diakui Sudirman, saat itu keluar bunyi dan senjata itu, namun tidak sampai menggelegar. 

Setelah menerima tembakan itu, Sudirman langsung terjatuh terkapar ke lantai. 

"Saya teriak Allahu Akbar," aku Sudirman saat dimintai keterangan di sidang Peninjauan Kembali (PK) kasus Vina yang diajukan di Pengadilan Negeri Cirebon pada Selasa (2/10/2024). 

Baca juga: Ternyata Batu dan Bambu Barang Bukti Kasus Vina Cirebon dari Sini, Sudirman Bersaksi Sambil Menangis

Diungkapkan Sudirman, saat itu dia merasakan panas dan perih di punggungnya. 

Setelah terjatuh, Sudirman dipaksa berdiri lagi untuk diminta mengakui perbuatan pembunuhan dan pemerkosaan yang dituduhkan padanya. 

Saat ditanya apakah dia masih mengingat wajah polisi yang menyiksanya itu, Sudirman mengaku lupa.

Dia hanya menyebut polisi itu dari Reskrim Narkoba Polres Cirebon Kota. 

"Mukul ganti-gantian. Penyidik juga ikut menyiksa," katanya. 

Diakui Sudirman sampai saat ini bekas tembakan di pinggangnya itu masih dirasakan sakit. 

Dia bahkan tidak nyaman untuk duduk dan tidur. 

"Gak nyaman duduk. Tidur jam 4 jam 3. Paling nyaman kalau ada kegiatan, aktivitas olahraga," ungkapnya. 

Dalam kesaksian lainnya, Sudirman juga mengaku disiksa hingga dibakar alat kemaluannya. 

"Saya ke sel.  Kemaluan dibakarin, squat jump 100 kali, gak kuat dipukulin," ungkap Sudirman diiringi suara sesenggukan. 

"Terus, pas udah dianiaya dikasih makan kayak kasih makan ayam.  Kalau gak makan sama dipukuli juga," lanjut Sudirman, masih sambil menangis. 

Penyiksaan itu dilakuakn sejak dia tiba di Polres Cirebon Kota pada 31 Agsutus 2016. 

Sudirman juga mengungkap asal muasal barang bukti batu dan bambu yang diakui polisi sebagai alat menyiksa Vina dan Eky.  

Diceritakan Sudirman, sebelum ditangkap pada 31 Agustus 2016, dia tengah bermain di rumah kakaknya. 

Tiba-tiba dia menerima pesan pendek (sms) dari adiknya yang meminta dijemput ke sekolah. 

Sudirman pun pulang untuk menjemput sang adik.

Baca juga: Sudirman Tunjukkan Bekas Luka Tembak ke Hakim Sidang PK Kasus Vina, Sudah Pucat, Diizinkan Berbaring

Namun tiba-tiba di jalan dia dipanggil Jaya (salah satu terpidana) yang mau meminjam motornya. 

Sudirman pun meminjamkan motornya, namun beberapa saat kemudian polisi datang dan langsung menendang motornya. 

Dia dan Jaya langsung ditangkap dan dibawa ke Polres Cirebon Kota. 

Di sana, Sudirman langsung dianiaya. "Disetrum, dimasukin selokan, dipukul, Tembakan peluru karet, ditendangin, suruh ngakuin," katanya. 

Saat itu Sudirman bersikukuh tidak mau mengakui tudingan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Eky dan Vina. 

"Saya tetap gak ngakui. Masih mukulin polisinya.  Akhirnya saya baru ngakuin," katanya. 

Setelah Sudirman mengakui, dia diminta penyidik encatat nama 8 orang lagi.   

"Saya kenal 8 orang, dicatat.  Suruh nyebutin lagi tIga orang lagi yang gak saya kenal, namanya Dani, Pegi sama Andi," katanya. 

Setelah itu, Sudirman diajak polisi keluar untuk mencari barang bukti. 

Sampai belakang show room mobil yang disebut polisi sebagai TKP pembunuhan dan pemerkosaan, Sudirman diminta menunjukkan barang bukti. 

Sudirman kaget karena tidak tahu apa-apa.  

"Saya kaget. Padahal lokasi tempat itu bukan dari arahan saya, dari polisi sendiri. 

Udah kamu Tunjukin, batu yang gede. saya gak mau, dipaksa suruh nunjukin," ungkapnya. 

Setelah mengikuti perintah polisi, batu yang ditunjuk itu lalu dibawa polisi ke dalam mobil. 

Setelah itu Sudirman dibawa ke fly over Talun, tempat ditemukannya Vina dan Eky.

Lalu, dibawa ke Polsek Talun dan kembali ke Polres Cirebon Kota.

Di Polresta, Sudirman melihat polisi lagi menggergaji kayu bambu di ruang penyidik.

Dia sempat bertanya ke penyidik untuk apa bambu itu, tapi dia malah diminta diam. 

Belakangan diketahui, bambu yang digergaji itu yang digunakan sebagai barang bukti kasus Vina Cirebon

Sudirman juga mengaku dipaksa tanda tangan BAP.

Awalnya dia tidak mau, tapi karena terus dipukuli dia pun akhirnya mau tanda tangan. 

Di papan tulis, penyidik juga menuliskan nama-nama temannya dengan narasi peran masing-masing dalam kasus Vina. 

"Saya disuruh sama polisi, suruh nyatat. Namanya muncul dari polisi. 

Ditambah 3 orang lagi, biar 11 orang. Itu dari polisi," katanya. 

Sudirman menegaskan dia tidak tahu apa-apa terkait kasus ini karena pada saat malam kejadian, tanggal 27 Agustus 2016 dia berada di rumah tetangga bersama Alfan, Tono dan Lilis.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved