Ibu Bunuh 2 Anak Kandung di Kediri

Nasib Ibu yang Bunuh 2 Anak Kandung di Kediri Belum Jadi Tersangka, Hasil Autopsi Membuat Miris

Ibu yang binuh 2 anak kandungnya belum ditetapkan tersangka oleh Polres Kediri Kota. Ada apa?

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: Musahadah
kolase surya/luthfi husnika
Ibu yang bunuh 2 anak kandungnya di Kediri hingga kini belum ditetapkan tersangka. Ini alasan polisi! 

SURYA.CO.ID KEDIRI - Begini lah nasib Ida alias NH (inisial) (50), ibu yang tega membunuh dua anak kandungnya, MB (14) dan BN (7) di Manisrenggo, Kota Kediri, pada Selasa (3/9/2024) dini hari.

Hingga Rabu (4/9/2024), polisi belum menetapkan Ida sebagai tersangka kasus pembunuhan yang menggegerkan warga tersebut. 

Hal ini beralasan karena hingga kini, Ida masih dirawat di RS Bhayangkara Kediri karena syok dan belum bisa dimintai keterangan. 

Kasat Reskrim Polres Kediri Kota Iptu Fathur Rozikin mengatakan, pihaknya belum menetapkan status tersangka karena belum bisa memeriksa terduga pelaku.

“Boro-boro status tersangka, (pelaku) kita periksa aja belum,” ujar Iptu Fathur Rozikin pada Kompas.com, Selasa (3/9/2024) malam.

Baca juga: Tabiat Ibu yang Bunuh 2 Anak Kandung di Kediri Dibongkar Tetangga: Pemarah, Tak Disangka Sekeji Ini

Fathur menambahkan, pemeriksaan tersebut belum bisa dilakukan karena kondisi psikis pelaku masih labil. Sehingga, penyidik menunggu situasinya tenang dan kondusif terlebih dahulu.

“Keadaannya masih syok gitu jadi belum bisa kita mintai keterangan,” lanjut dia.

Kasatreskrim menambahkan, melihat tingkat kekejaman yang diduga dilakukan pelaku terhadap korban, maka polisi akan membawanya ke psikiater untuk memastikan kondisi kejiwaannya.

Hasil pemeriksaannya nanti akan menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam penyelidikan kasusnya.

“Nanti akan kita periksakan ke psikiater. Itu pasti,” kata dia.

Informasi terbaru, hasil autopsi yang dilakukan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kediri menunjukkan adanya luka bacok yang signifikan pada kedua korban.

MB, pelajar kelas 2 MTs, mengalami delapan luka bacok di bagian kepala, sementara adik perempuannya, BM, pelajar kelas 1 MI, mengalami enam luka bacok.

Para korban ditemukan dengan luka-luka yang bervariasi dan dalam keadaan mengenaskan.

Iptu Fathur Rozikin menjelaskan, hasil autopsi ini mengungkapkan adanya tanda-tanda penganiayaan berat.

"Ada luka bacok di kepala kedua korban, korban anak MB mengalami delapan luka bacok dan anak BM enam luka bacok. Barang bukti yang kami amankan antara lain senjata tajam jenis parang, baju, sprei, dan bantal yang terdapat bercak darah," kata Iptu Fathur, Rabu (4/9/2024).

Tabiat Pelaku Dibongkar Tetangga

Menurut Firda, tetangga, terduga pelaku dikenal pemarah.

Ida yang sehari-hari berjualan jajanan di MI dekat rumahnya, sering marah jika ada pedagang baru yang menjual barang yang sama dengannya.

"Jualan di dekat rumah itu kan ada MI. Ya jajanan ya mainan. Kalau ada pedagang lain jualannya sama, dia (Ida) marah-marah. Tidak boleh sama. Kalau suaminya setau saya serabutan," kata Firda, tetangga korban.

Firda mengaku tak menyangka Ida tega menghabisi kedua anaknya dengan cara yang keji.

Baca juga: Gelagat Ibu yang Bunuh 2 Anak Kandung di Kediri Terkuak, Begini Reaksi Suami Saat Lihat Kali Pertama

Ia yang sempat melihat kondisi kedua anak Ida setelah meninggal dunia mengaku kaget.

"Memang terkenal pemarah, tapi tidak menyangka kalau sampai membunuh anaknya. Kalau orang normal pasti tidak akan tega. Saya tadi benar-benar melihat kondisi anaknya sangat memprihatinkan. Kepalanya luka parah karena dibacok beberapa kali," ungkapnya.

Sementara itu Ketua RT 01 RW 03 Lingkungan Kelurahan Manisrenggo, Suparmanto tidak menampik kabar pelaku memilki riwayat gangguan kejiwaan. 

Gangguan itu bersifat kumat-kumatan.

“Sepertinya begitu (ada depresi),” ungkap Suparmanto.

Dikonfirmasi hal ini, Iptu Fathur menyebut, pihaknya belum bisa memastikan apakah ibu korban benar-benar mengalami gangguan jiwa, karena masih perlu pemeriksaan lebih lanjut.

"Kami akan terus melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memastikan semua aspek dari kasus ini terungkap," ungkapnya.

Iptu Fathur menegaskan, seluruh proses penyidikan akan terus dipantau untuk mengungkap latar belakang kejadian ini dengan jelas.

Kronologi Kejadian

Iptu Fathur mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari saat kedua korban sedang tidur di kamar mereka.

Saat kejadian, ayah korban berada di masjid yang terletak hanya sekitar 30 meter dari rumah. Ia mendengar suara keributan dan segera pulang ke rumah.

"Ketika ayah korban sampai di rumah dan memeriksa kamar anak-anaknya, dia terkejut karena mendapati kedua anaknya sudah dalam kondisi demikian (luka-luka dan meninggal dunia)," tambah Iptu Fathur. 

Tetangga yang pertama kali mendengar teriakan di rumah tersebut segera melapor kepada ketua RT setempat dan dilanjutkan ke pihak berwenang.

Setelah proses autopsi selesai, lanjut Iptu Fathur, jenazah kedua korban langsung dipulangkan kepada keluarganya untuk dimakamkan. Pemakaman dilakukan di tempat pemakaman setempat pada hari yang sama dengan kematian korban. 

Sebelumnya warga Manisrenggo sempat heboh dengan dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu terhadap dua anaknya. 

Kejadian tragis itu berlangsung saat bocah kelas 2 MTs dan kelas 1 MI itu tengah tertidur lelap.

Ketua RT, Suparmanto mendapat kabar dari warga sekitar menjelang subuh. 

“Selesai shalat saya langsung ke rumahnya (TKP). Sedangkan kejadian, sekitar jam tiga pagi,” ujar Suparmanto saat ditemui di lokasi kejadian.

Saat datang ke lokasi itulah dia sempat melihat kondisi kedua korban yang berlumuran darah di dalam kamar.

Baca juga: BREAKING NEWS Ibu Bunuh 2 Anak Kandung di Manisrenggo Kota Kediri, Pelaku Sempat Mengamuk

Sedangkan ibu para korban sebagai pelaku sudah tidak ada di lokasi.

Ibu para korban, saat itu sudah diamankan oleh Mohammad Zakaria, suaminya sendiri, ke rumah mertuanya yang tidak jauh dari rumah yang mereka tinggali.

“Lalu saya ke rumah Pak Babinsa untuk melaporkan kejadian yang terjadi,” lanjut dia.

Menurut dia, Zakaria adalah orang pertama yang mengetahui kejadian tersebut, saat dia terbangun dari tidurnya karena mendengar rintihan B.

“Saat bangun itu sudah lihat (pelaku) membawa sabit,” ujar dia.

Oleh Zakaria, masih kata Suparmanto, sabit tersebut lalu direbutnya kemudian dibuang.

Zakaria lantas mengamankan pelaku ke rumah mertuanya yang berlokasi beberapa meter dari lokasi kejadian.

Suparmanto mengaku belum mengetahui motif yang melatarbelakangi terjadi peristiwa itu.

Informasi yang didapatnya sebatas bagaimana setelah peristiwa tersebut terjadi.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Kediri Kota, Iptu Fathur Rozikin mengaku pihaknya telah mengamankan kedua orangtua korban.

"Korban dibawa ke RS Bhayangkara Kediri untuk dilakukan autopsi guna menentukan penyebab pasti kematian mereka. Betul korbannya ada dua dan masih di bawah umur," terang Iptu Fathur.

Iptu Fathur memastikan pihaknya telah mengamankan parang dari tempat kejadian perkara.

"Kami amankan barang bukti parang dari tempat kejadian perkara (TKP)," kata Iptu Fathur.

Iptu Fathur mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap motif di balik tindakan kekerasan ini.

Penyelidikan ini bertujuan untuk memberikan kejelasan mengenai latar belakang kasus dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terduga pelaku.

Ada pun kondisi di lokasi, polisi telah mengangkat jasad dua bocah MB yang masih duduk kelas II SMP serta NH, seiring selesainya olah tempat kejadian perkara (TKP).

Jenazah tersebut dibawa petugas menggunakan kantong mayat dari rumah mereka menuju ke RS Bhayangkara Kota Kediri untuk diotopsi.

Selain itu, petugas juga nampak mengamankan sejumlah kantong plastik maupun kantong kertas dari lokasi kejadian. (kompas.com)

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved