Berita Surabaya

Sinergi Apindo dan Kemenaker untuk Kuatkan Sektor Ketenagakerjaan di Indonesia

Menteri Tenaga Kerja RI, Ida Fauziyah, memberikan pujian kepada Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dalam Rakerkonas XXXIII di Surabaya.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
ahmad zaimul haq/surya.co.id
Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah didampingi Ketua Umum APINDO, Shinta W Kamdani, membuka Rapat Kerja & Konsultasi Nasional (Rakerkonas) XXXIII Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)di Novotel Samator Surabaya Timur, Kamis (29/8/2024). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Menteri Tenaga Kerja RI, Ida Fauziyah, memberikan pujian kepada Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dalam Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) XXXIII di Surabaya, terkait sinergi antara pengusaha dan pemerintah.

Menurutnya, sinergi ini perlu dijaga sebagai fundamental dalam menjamin kelangsungan usaha baik dari tingkat pusat hingga daerah.

"Saya senang hadir di sini, juga mensyukuri kondisi umum ketenagakerjaan Indonesia. Alhamdulillah kondisinya membaik. Kita pernah mengalami masa sulit seperti saat pandemi covid-19 lalu. Di saat negara-negara lain tidak semuju Indonesia yang bisa melewati dengan baik,” kata Ida, dalam pidato sambutannya pada Rakerkonas Apindo XXIII, hari kedua, Kamis (29/8/2024) di Samator Novotel Surabaya.

Ida menilai Apindo telah berpartisipasi menjaga moderasi isu ketenagakerjaan, salah satunya turut menjaga perekonomian, melalui ketersediaan lapangan pekerjaan.

Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Feruari 2024, pengangguran di Indonesia telah turun 4,8 persen.

Menurutnya data ini aalah capaian terbaik dalam 10 tahun terakhir.

“Capaian ini bukan semata-mata pekerjaan Kementerian Ketenagakerjaan, tetapi juga peran pengusaha yang tergabung di dalam Apindo, sebagai salah satu stakeholder,” jelas Ida.

Data BPS lain yang disampaikan menteri asal Kota Mojokerto ini meliputi kondisi ketenagakerjaan di Indonesia.

Sejauh ini rata-rata pekerja di Indonesia 53,86 persen didominasi pendidikan SMP ke bawah.

Kemudian 59,17 persen penduduk Indonesia masih bekerja di sektor informal dan setengah pengangguran tercapai 12,11 juta orang.

Tantangan yang tidak kecil adalah masih tingginya pengangguran di perkotaan.

Sejauh ini data dari BPS yang disampaikan Ida Fauziyah adalah pengangguran di perkotaan mencapai 5,89 persen dari 7 juta pencari kerja.

“Hal yang menjadi sorotan adalah perubahan lingkungan strategis. Digitalisasi telah mengubah cara kerja dan membuat hubungan serta waktu kerja makin cair. Sejumlah pekerjaan lama hilang, tetapi memunculkan pekerjaan baru,” imbuhnya.

Digitalisasi menjadi prospek sekaligus tantangan menyongsong Indonesia Emas 2045, yang akan diisi Generasi Z.

Terlebih perubahan teknologi mudah mendapatkan pekerjaan dari berbagai penjuru negeri, meski dikerjakan di Indonesia.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved