Berita Viral

Nasib Suwardi Sopir Ambulans Tega Turunkan Jenazah Bayi di Jalan, DPRD Sintang Turun Tangan

Beginilah nasib Suwardi, sopir ambulans yang tega menurunkan jenazah bayi di jalan. DPRD Sintang turun tangan.

|
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas TV/Tribun Pontianak/Instagram
Suwardi, sopir ambulans yang tega menurunkan jenazah bayi di jalan (kiri) Keluarga dari jenazah bayi yang diturunkan di jalan (kanan) 

Suasana cukup tegang, pihak keluarga tak terima dengan perlakuan oknum sopir ambulans tersebut.

Tak ingin bertambah runyam, Santo kemudian berinisiatif menyewa kendaraan dan mengisi BBM 15 liter untuk membawa jenazah bayi ke rumah duka di Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir.

"Suasana sudah seperti ini. Kalau dilanjutkan, kita tidak tahu nanti terjadi seperti apa di rumah duka," katanya.

Pada Selasa (17/7/2024) pagi, Santoso dan dua anggota DPRD lainnya serta warga dan keluarga pasien mendatangi ruangan Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang untuk menindaklanjuti perlakuan oknum sopir ambulans.

"Ini harus jadi evaluasi, untuk sopir ambulans seperti ini jangan ada lagi. Ini sudah terjadi. Kami mohon tolong ditertibkan. Pertama, kami pengin dipecat sesuai mekanisme," tegas Santo.

Baca juga: Kisah Lengkap Vita Azahra, Anak Tukang Pijat Gagal PPDB hingga Sekolah Dibiayai Wali Kota Semarang

Kronologi Versi Keluarga Jenazah

Diketahui, sebelum menurunkan jenazah bayi laki-laki dan keluarganya, Suwardi berdalih mau singgah ke SPBU. 

Namun, saat itu dia justru meminta uang Rp 600 ribu sebagai kekurangan biaya bensin.

Padahal keluarga sudah membayar biaya ambulans di rumah sakit sebesar Rp 690.000.

Keluarga yang baru saja kehilangan bayi laki-laki yang meninggal di kandungan itu mengaku tak memiliki uang lagi. 

"Itu pun kami ndak punya uang. Terus minta tolong. Dibantu sama Pak Dewan," kata Ojong Ojong, kakek bayi ditemui lokasi kejadian.

Menurut Ojong, oknum sopir tersebut meminta tambahan biaya membayar minyak jenis Dexlite sebesar Rp 600 ribu rupiah.

"Kata sopirnya,minta duit 600 ribu untuk beli minyak. Aku jawab ndak punya duit dan sudah kami bayar di kasir. Kata sopir ndak bisa gitu. Itu urusan saya, kasir ndak ada urusan," ungkap Ojong.

Pihak keluarga merasa sakit hati dengan ucapan sopir tersebut. Lalu memutuskan keluar dari mobil ambulans. Sementara jenazah bayi laki-laki tersebut digendong oleh neneknya.

"Hati saya sakit. Kami masih sadar (tidak berbuat anarkis) Saya ndak terima. Cucu meninggal," kata Ojong.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved