Berita Viral

Kisah Lengkap Vita Azahra, Anak Tukang Pijat Gagal PPDB hingga Sekolah Dibiayai Wali Kota Semarang

Inilah kisah lengkap Vita Azahra, anak tukang pijat yang viral lantaran gagal lolos seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

|
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas TV
Vita Azahra, anak tukang pijat yang gagal PPDB (kiri) Wali Kota Semarang, Mbak Ita yang membiayai sekolah Vita Azahra (kanan) 

SURYA.CO.ID - Inilah kisah lengkap Vita Azahra, anak tukang pijat yang viral lantaran gagal lolos seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Diketahui, Vita Azahra viral karena gagal lolos PPDB SMA Jalur Afirmasi. 

Padahal, orang tua Vita tergolong dalam kategori miskin dan terdaftar sebagai penerima bantuan dari pemerintah. 

Tempat tinggal Vita pun sederhana. Rumah yang terletak di Jalan Gondang Raya 17, RT 3 RW 1, Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) itu luasnya tidak ada 10 meter.

Orangtua Vita bekerja sebagai tukang pijat.

Mereka tinggal kontrak di permukiman padat penduduk di Jalan Gondang Raya 17, RT 3 RW 1, Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Rumahnya sempit dan sangat sederhana serta luasnya tidak ada 10 meter.

Baca juga: Harta Kekayaan Wali Kota Semarang yang Biayai Sekolah Vita Azahra, Anak Tukang Pijat Gagal PPDB

Alumnus SMPN 33 Semarang ini terancam tak bisa sekolah jika tidak diterima di sekolah negeri. 

Mengingat, kondisi kesehatan dan ekonomi yang dialami orang tuanya saat ini, tentu sangat berat jika menyekolahkan sang anak di SMA swasta.

"Kalau mikir keadaan saya, bener-bener belum mampu menyekolahkan anak ke sekolah swasta, itu berat sedangkan saya kepengennya SMA negeri," ujar ibu Vita, Uminiya, Kamis (4/7/2024).

Ia lantas menceritakan awal mula anaknya mengikuti seleksi PPDB SMA Kota Semarang.

Vita, kata Uminiya, mencoba daftar melalui Jalur Zonasi PPDB SMAN Jateng.

Namun, tempat tinggalnya tidak masuk wilayah zonasi SMAN 9 dan SMAN 15 Semarang.

"Jalur zonasi pernah nyoba, tapi tidak bisa, zonasinya diperkirakan kan 1 kilometer berapa gitu, sedangkan dari sini ke sekolah 2 kilometer lebih, jadi di luar zonasi, tapi SMA negeri paling deket ya itu," tuturnya kesal.

Dengan begitu, maka harapan satu-satunya agar anak perempuannya bisa melanjutkan sekolah jenjang SMA ialah mendaftar lewat jalur afirmasi.

Wali Kota Semarang (kanan)
Vita Azahra, anak tukang pijat gagal PPDB (kiri)
Wali Kota Semarang (kanan) Vita Azahra, anak tukang pijat gagal PPDB (kiri) (Kolase Kompas TV/ist)
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved