Berita Jember
Jelang Hari Raya Idul Adha, Perajin Tusuk Sate di Jember Kewalahan Terima Pesanan
Perajin tusuk sate di Jember, Jatim, merasakan berkah menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah/2024. Kebanjiran pesanan
Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Cak Sur
"Ternyata ketika saya jual di marketplace, konsumen itu beli bukan satuan. Tetapi grosiran dengan ukuran satu karung. Di mana satu karung berisi 200 bungkus, dan satu bungkus berisi 125 biji tusuk sate," ucapnya.
Berkat pengunaan pemasaran digital, Guntur mengungkapkan, konsumen dari luar daerah yang memesan tusuk satenya rata-rata mereka dari swalayan besar.
"Untuk wilayah Jawa Timur kemarin, ada dari Surabaya, dan daerah Mataraman seperti Ngawi. Kemudian daerah Jawa Tengah itu ada Sleman, Magelang dan Jakarta Pusat. Setelah saya cek di marketplace, mereka buka perorangan, tetapi swalayan yang beli," ulasnya.
Guntur mengaku tetap membandrol harga Rp 2.500 untuk satu bungkus tusuk sate yang dijual secara online maupun offline. Meski menjelang Hari Raya Idul Adha ini banjir pesanan.
"Kami tidak menaikan harga, meskipun sekarang pesanan sedang naik drastis. Sementara untuk harga kiloannya, kami per kilonya Rp 15.000. Di mana satu kilo isinya kisaran 800 biji," tuturnya.
Dampak banjirnya orderan ini, Guntur mengaku kekurangan bahan baku bambu. Sebab, menjelang Idul Adha ini, berapa pun yang dijual pasti dibeli oleh konsumen.
"Seberapa banyak produksinya, pasti habis untuk saat ini. Sementara bahan baku yang kami gunakan adalah jenis bambu Lampar, karena daging bambunya tebal dan teksturnya lebih kuat ketimbang jenis bambu yang lain," Guntur menjelaskan.
Dia mengaku, sejauh ini hanya mengambil bambu di kawasan Kabupaten Jember dan Lumajang. Katanya, yang siap untuk dipanen secara bergiliran.
"Kami telah memesan bambu milik beberapa masyarakat. Jadi kami memesannya satu per satu, agar ada jeda dari satu titik ke titik lain. Sehingga ketika sudah di titik akhir, saat kembali ke titik awal bambunya sudah besar lagi," terangnya.
Sejak membuka industri rumahan tusuk sate pada 2017, Guntur mengaku telah mempekerjakan sembilan orang jadi pekerja borongan, mereka merupakan tetangga sekitar.
"Sembilan orang ini kerjanya di rumah masing-masing. Agar mereka bisa mengurus internal rumah tangga sambil mengerjakan tusukan sate," urai Guntur lagi.
Ikuti Update Berita Menarik Lainnya di Google News SURYA.co.id
Gagalkan Bentrokan di Jember, Polisi Amankan 3 Anggota Persilatan Membawa Senjata Tajam |
![]() |
---|
Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Serang Sapi di Jember, Pemkab Alokasikan Anggaran Vaksinasi |
![]() |
---|
Baru Bebas Dari Penjara, Warga Surabaya Tepergok Bertransaksi 25 Gram Sabu di Jalanan Jember |
![]() |
---|
Dalami Dugaan Korupsi DD di Desa Pedomasan, Satreskrim Polres Jember Masih Pelit Komentar |
![]() |
---|
Gelapkan Dana Nasabah Rp 250 Juta, Oknum Pegawai Bank Negara di Jember Akhirnya Dipecat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.