ITB Bayar UKT Pakai Pinjol

Akhir Polemik Pembayaran UKT ITB dengan Pinjol, Protes Mahasiswa Tak Dihiraukan Kampus: Ini Inovasi

Akhir polemik pembayaran UKT ITB dengan pinjol, tak berjalan seperti keinginan mahasiswa yang mengajukan protes.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ratusan mahasiswa ITB unjuk rasa di depan gedung rektorat, Senin (29/1/2024). 

Berbagai cara, ujar Abduh, dilakukan agar mahasiswa tetap bisa kuliah mulai memberikan penurunan UKT, cicilan, beasiswa termasuk pinjaman melalui Danacita.

"Jadi terkait orang tua yang ada masalah (keuangan) pasti akan kita bantu," ujarnya.

Berawal dari keberatan dengan biaya UKT

Mulanya, kata Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB, Yogi Syahputra, ada sekitar 137 mahasiswa dari angkatan 2020 sampai 2023 dari berbagai jurusan yang terancam tidak bisa mengikuti kuliah pada semester selanjutnya. 

Dari jumlah tersebut, pihaknya sudah melakukan upaya dengan meminta bantuan dari alumni dan open donasi.

"Saat ini masih tersisa 93 mahasiswa yang masih terancam tidak bisa kuliah. Tidak menemukan solusi lain, sedangkan tenggat waktu itu besok. Ini sudah berlangsung kurang lebih lima hari belum ada progres signifikan. Opsi yang kami pilih adalah aksi di gedung rektorat secara langsung," ujar Yogi. 

Pihaknya sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak rektorat untuk mencari solusi bagi mahasiswa yang menunggak UKT.

Profil Danacita, platform pinjol yang kerja sama dengan ITB untuk pendanaan pendidikan.
Profil Danacita, platform pinjol yang kerja sama dengan ITB untuk pendanaan pendidikan. (Kolase Surya.co.id)

Namun, solusi yang diberikan rektorat hanya cuti dan menggunakan pinjaman online (pinjol) Danacita dengan bunga sekitar 20 persen.

"Kampus memberikan solusi yakni melalui pinjaman Rp 12,5 juta dan membayarkan rentang waktu 12 bulan dengan membayarkan Rp 15,5 juta. Yang mana (bunganya) itu berkisar pada 20 persen dan ini sangat memberatkan," katanya.

"(Atau) cuti. Cuti juga mesti bayar kisaran 25 hingga 50 persen. Jadi, ini semua kebijakan sama sekali tidak masuk akal," ucapnya.

Dari informasi yang diterimanya, kata dia, mahasiswa yang menunggak itu bukan tidak mau bayar tapi keberatan dengan UKT yang ditetapkan ITB, sebesar Rp 12,5 juta. 

"Sedangkan banyak orang tua mahasiswa yang gajinya UMR, orang tua pekerjaannya hanya buruh. Mereka mengajukan keringanan tapi dari ITB menutup akses tersebut, tidak ada keringanan sama sekali, sehingga dampaknya adalah tunggakan," katanya. 

Baca juga: Apa Itu Danacita? Pinjol yang Viral Kerjasama dengan ITB untuk Program Cicilan Biaya Kuliah

Pihaknya juga mempermasalahkan ITB yang bekerja sama dengan perusahaan pinjaman online dari luar ITB bernama Danacita sebagai salah satu solusi untuk mahasiswa membayar UKT. 

"Bunganya ini dirasa terlalu besar yakni 12 bulan kisaran 20 persen. Sementara mereka (mahasiswa) bukan orang-orang mampu. Ini sangat biadab, sangat tidak masuk akal dan kami meminta solusi konkret lainnya yang berkeadilan untuk teman-teman semua," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved