Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

REKAM JEJAK Dokter Hastry di Kasus Subang, Lega Sudah Ada Tersangka dan Pernah Mimpikan Korban

Inilah rekam jejak dokter Hastry atau Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti di kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

youtube
Dokter Hastry. Inilah rekam jejaknya di Kasus Subang, Lega Sudah Ada Tersangka dan Pernah Mimpikan Korban. 

Dokter Hastry beralasan statusnya yang seorang polisi mengharuskan mematuhi undang-undang. 

"Sesuai undang-undang yang berlaku, saya hanya bicara ke penyidik. Hasilnya kita serahkan ke penyidik," tegasnya. 

2. Sebut Pelaku Psikopat

Dokter Hastri juga menyebut pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat diduga seorang psikopat. 

Bukan tanpa alasan dr Hastry menyebut pelaku seorang psikopat karena jelas sekali luka-luka yang dibuat ke korban.    

"Itu sesuatu yang memang mempengaruhi dia secara kepribadian," kata Hastry dalam podcast yang dipandu pemilik akun youtube Anjas di Thailand. 

Dijelaskan Hastry, seorang psikopat kerap melakukan sesuatu yang diluar nalar serta tidak pandang bulu, apakah saudara, ibu, adik, anaknya atau sahabatnya.

Seorang psikopat ini secara penampakan terlihat baik-baik saja. Berbeda dengan orang yang kesannya seperti preman, tapi justru hatinya baik. 

"Karena ada gangguan di organ otaknya yang tidak terbentuk secara sempurna," katanya. 

Di kasus Subang ini Hastry melihat kekesalan mendalam dari pelaku. 

Hal ini dibuktikan dengan adanya luka biru-biru di mata Amel serta luka lainnya. 

"Yang saya yakin orangnya sangat membenci sekali ke bu Tuti karena lukanya begitu parah di bagian wajah," terang dokter Hastry. 

"Apa yang membuat orang begitu membenci?," tanya Anjas. 

Menurut Hastry, ada seseorang yang memang dilahirkan dengan tidak jelas atau salah asuh dan mekanisme pertahanan jiwanya rapuh. 

"Kalau dia menginginkan sesuatu tidak bisa. Dia melihat hal-hal di luar kendali, sehingga begitu marah dan emosi meluapkan dengan menyakiti orang atau membunuhnya," ujarnya. 

3. Pelaku Lebih dari 1 orang

dr Sumy Hastry Purwanti juga membenarkan jika pelaku lebih dari satu orang.

Hal itu diungkapkan Sumy Hastry melalui podcast yang dilakukan Denny Darko, Sabtu (20/11/2021).

Dalam podcast tersebut, Denny Darko mencoba menebak pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang.

"Mami Hastry enggak boleh ngomong, tapi kalau saya nebak, tinggal senyumannya (dr. Hastry) seperti apa," ujar Denny Darko yang mencoba menerka-nerka sosok pelaku.

"Kalau saya bilang, pelakunya lebih dari satu orang ya mami?" tanya Denny Darko, dikutip dari Tribun Wow dalam artikel "Denny Darko Tebak Pelaku Kasus Subang Lebih dari 3 Orang, Lihat Reaksi dr Sumy Hastry".

Dokter Hastry pun mengiyakan jika pelaku pembunuhan di Subang lebih dari satu orang.

"Betul," jawab dr. Hastry.

Hanya saja dr. Hastry enggan menjawab lebih detail berapa jumlah pelaku.

"Lebih dari tiga orang mami betul?" tanya Denny Darko lagi.

Mendengar pertanyaan itu, dr. Hastry hanya tersenyum.

4. Pembunuh Kuasai Ilmu Forensik

Pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat dipastikan memahami ilmu forensik, namun dalam pelaksanaannya terburu-buru sehingga masih meninggalkan jejak. 

Hal ini diketahui dari kondisi jenazah korban korban yang dimandikan dan lokasi kejadian yang banyak genangan air untuk membersihkan sidik jari. 

dr Sumy mengakui  bahwa pelaku memiliki ilmu pengetahuan luar biasa dan sangat faham dunia forensik.

Menurutnya, hal itu dimungkinkan karena saat ini sangat mudah mengakses  pengetahuan tentang forensik. 

Meski memahami forensik, namun kejahatan yang dilakukan pelaku tidak sempurna. 

Tim Inafis Mabes Polri dan Polres Subang masih bisa mendeteksi sidik jati di tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar dan di mobil. 

Bahkan di setiran mobil dan pintu bagasi yang sudah dibersihkan dengan air pun masih bisa dideteksi sidik jari.

"Bisa ditemukan, mungkin waktu membersihkan cepat-cepat.

Kemarin saya dapat, sidik jari di sekitar mobil, di rumah juga," ujar dr Hastry dikutip dari channel youtube Denny Darko yang tayang, Selasa (23/11/2021).

Diakui dr Hastry, sidik jari memang bisa dibersihkan dengan sabun. Karena itu jenazah kedua korban sengaja dimandikan. 

Di jenazah korban ini, Hastry mengaku memang tidak menemukan satu pun sidik jari. 

Selain karena dimandikan, seusai dibunuh jenazah langsung diautopsi tanpa dilakukan swab lengkap. 

"Otomatis sidik jari yang ada di situ hilang," akunya. 

Meski begitu, petunjuk yang didapat dinilai sudah sangat kuat untuk menjadi alat bukti yang bisa menjerat tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang. 

Apalagi, bukti yang didapat dr Hastry ini juga akan dikolaborasikan dengan sejumlah alat bukti lain seperti file detektor kebohongan, psikologi forensik hingga ilmu grafologi. 

"Kepolisian didukung oleh tim forensik menyeluruh ilmunya," tegasnya. 

Saat ditanya, apakah yang ditemukan sangat kuat, tidak  bisa terkontaminasi atau diframing? dr Hastry dengan tegas menyebut alat bukti yang ditemukan itu adalah sesuatu yang mutlak. 

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved