Grahadi

Beranda Grahadi

Belum Pulih Sempurna, Geliat Sektor Peternakan di Jatim Berusaha Bangkit Seusai Diterpa Virus PMK

geliat ekonomi di sektor peternakan Jatim belum kembali pulih sempurna seperti semula seusai wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: irwan sy
fatimatuz zahro/surya.co.id
Petugas Dinas Peternakan Jatim melakukan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) massal di peternakan sapi perah di kawasan Pujon Kabupaten Malang, Rabu (27/9/2023). 

Menjawab soal keluhan para peternak yang membutuhkan support pemerintah dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi susu sapi perah, Indy menyebutkan pemerintah provinsi Jatim sejatinya sudah melakukan berbagai upaya.

Wanita berkacamata ini mengatakan bahwa Disnak secara masif telah menggelontorkan bantuan konsentrat pada peternak sapi perah, di mana Disnak Jatim memberikan kuota pemberian konsentrat pakan sebanyak 20 kilogram per ekor sapi.

"Total sudah ada 25 ribu ton konsentrat yang kita gelontorkan pada teman-teman peternak kita. Dan ini sudah berjalan dalam tiga bulan. Karena hasilnya signifikan bahwa pemberian makanan yang bergizi pada ternak berpengaruh pada peningkatan kuantitas dan kualitas produksi susu ternak," tegasnya.

Karena hasilnya signifikan, pemberian konsentrat ini masih akan ditambah.

Hal ini untuk membantu memenuhi kebutuhan susu di Jatim.

Sebab berdasarkan data, kebutuhan susu di Jatim mencapai 2.000 ton per hari.

"Saat ini produksi susu kita memang belum pulih. Masih sekitar 1.600 an liter per hari. Artinya ada 15-18 persen belum kembali pulih. Makanya upaya upaya peningkatan produktivitas akan terus kita lakukan," tandasnya.

Tidak hanya itu, Pemprov Jatim juga melakukan upaya untuk meningkatkan populasi sapi yang cukup menurun signifikan akibat terdampak virus PMK, terutama karena ternak yang terserang PMK cenderung tidak mau birahi dan susah untuk berkembang biak.

Cara yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan inseminasi buatan.

"Jumlah sapi perah kita 305 ribu ekor di Jatim. Memang jauh lebih sedikit dibanding sapi potong kita yang mencapai 4,9 juta ekor. Untuk itu kita sedang memacu dengan melakukan inseminasi. Targetnya tahun ini adalah kawin suntik pada 1,9 juta ternak," kata Indy.

Dengan target yang tak sedikit, Indy mengaku bahwa saat melakukan inseminasi  buatan pada ternak sapi perah pasca PMK juga tidak mudah.

Lantaran kondisi ternak yang tidak fit di tengah wabah, kawin suntik yang dilakukan kerap gagal.

Tidak selalu setiap inseminasi buatan selalu berhasil jadi.

Bahkan inseminasi buatan yang dilakukan juga termasuk upaya agar ternak yang nantinya dilahirkan menghasilkan anakan betina.

Hal itu agar populasi sapi perah bisa meningkat pesat.

"Yang kita juga lakukan adalah straw sexing. Jadi Kromosomnya sudah dipisah. Sehingga begitu diinseminasi buatan yang lahir ya betina. Itu upaya yg kita lakukan. Lalu juga transfer embrio kegiatan seperti bayi tabung, pada sapi," tegasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved