Dokter Gadungan di Surabaya

BUKTI Susanto Dokter Gadungan Penipu Ulung hingga Buat Eks Menteri Kesehatan Miris, Tampak Sejak SMA

Bakat menipu dokter gadungan Susanto  sudah terlihat dari Sekolah Menengah Atas (SMA). 

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Musahadah
kolase surya/tony hermawan/tribun kaltim
Dokter gadungan Susanto menangis saat dituntut 4 tahun penjara. Terkuak bakat menipnya sejak remaja. 

SURYA.CO.ID - Susanto, dokter gadungan yang sempat dipekerjakan PT Pelindo Husada Citra (PHC) Surabaya di klinik K3 wilayah kerja Pertamina di Cepu, Jawa Tengah, ternyata penipu ulang. 

Bakat menipu dokter gadungan Susanto  sudah terlihat dari Sekolah Menengah Atas (SMA). 

Saat itu Susanto yang bersekolah di SMAN 1 Mertoyudan, Kabupaten Magelang pernah menipu sekolah dengan memalsukan nilai raportnya.

Akibatnya, Susanto pun dikeluarkan dari sekolahnya. 

Hal ini diungkap Wakil Kepala SMAN 1 Mertoyudan, M Rofiq Muttaqin seperti dikutip dari kompas.com, Selasa (19/9/2023).

Baca juga: TERKUAK Dalih Susanto Jadi Dokter Gadungan dan Siasatnya Kelabui PT PHC Surabaya, Endingnya Nangis

Ia mengatakan Susanto mulai masuk sekolah pada tahun 1996.

Satu tahun kemudian atau tepatnya saat kelas XI, Susanto membuat ulah.

Ia ketahuan memalsukan nilai rapor miliknya.

"Waktu kelas 2 dikeluarkan dari sekolah karena memalsukan nilai rapor," kata Rofiq, dikutip dari Kompas.com.

 Rofiq mengaku tidak mengetahui banyak informasi soal Susanto.

Hal tersebut dikarenakan dirinya belum bertugas saat Susanto menjadi murid di SMAN 1 Mertoyudan.

Rofiq mendapatkan cerita mengenai Susanto dari guru-guru yang lebih senior.

Dikutip dari Surya.co.id, sebelum bersekolah di Magelang, Susanto menghabiskan massa kecilnya di Kabupaten Grobogan.

Ia menempuh pendidikan sekolah dasarnya di SDN Tunggulrejo 1, Grobogan.

Susanto kemudian bersekolah di Kabupaten Pati, tepatnya di SMP Negeri 1 Gabus.

Terakhir dirinya tercatat menimba ilmu di SMAN 1 Mertoyudan dan dikeluarkan di tengah jalan.

Terpisah, mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengaku miris saat Susanto dokter gadungan lulusan SMA bisa melakukan penipuan selama 2 tahun.

Siti Fadilah Supari juga mengaku heran warga Grobogan juga sempat tempati posisi mentereng sebagai direktur.

"Salut saya sama Susanto," sindir Siti Fadilah dalam akun Tiktoknya, Minggu (17/9/2023).

Siti Fadilah mengaku miris saat tahu Susanto tidak hanya lolos menjadi dokter di rumah sakit, namun juga sebagai direktur.

"Di mana ya kita kecolongan. Memang dia memakai nama Anggi. Dengan segala rencana. Sampai akhirnya dia bisa kerja di Rumah Sakit, bahkan sampai jadi Direktur," lanjutnya.

Siti menebak, Susanto memiliki IQ tinggi.

"Bisa menjadi dokter gadungan 2 tahun di negara yang kita cintai ini, tanpa ketahuan. Nah kalau diukur tuh IQnya pasti IQ Susanto tinggi.

Bagaimana dia bisa memerankan seorang dokter. Karena dia kan sehari-harinya harus seperti dokter," tutur Siti Fadilah.

Namun perihal penting yang ingin Siti Fadilah tanggapi adalah mengenai pengawasan Kementerian Kesehatan.

Setelah Ikatan Dokter Indonesia dibubarkan, Kemenkes menjadi berdiri sendiri dalam mengawasi dokter-dokter di Indonesia.

Kalau melihat fenomena ini saya jadi khawatir. Dua tahun ini Omnibuslaw belum ada, masih ada IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Ternyata dengan KKI (Konsil Kedokteran Indonesia) pun kita masih bisa terserobot dengan dokter gadungan.

"Ini penting. Bagaimana kalau dia sampai berurusan langsung dengan rakyat, mengobati rakyat.

Tapi yang paling penting bagaimana kita menjaga agar tidak ada lagi dokter gadungan seperti Susanto ini," lanjutnya.

Siti Fadilah juga mengomentari terkait Omnibuslaw yang bisa memberi celah bagi dokter-dokter yang sudahh lama tidak praktek.

"Apalagi dengan omnibuslaw ini akan membanjir dokter-dokter Indonesia yang belajar ke Luar Negeri kemudian pulang.

Nah apakah betul dia masih kompetensi untuk menjalankan profesinya sebagai dokter? Jangan-jangan sudah lama di luar negeri enggak praktek. Ini bahaya. Sama nanti pangkatnya dengan Susanto. Karena sama-sama tidak mempunyai ilmu khusus kedokteran di Indonesia," tandas Siti Fadilah.

Sebagai informasi, Susanto adalah dokter gadungan lulusan SMA asal Grobogan, Jawa Tengah.

Ia dituntut hukuman penjara 4 tahun karena menipu PT PHC. 

Dalam sidang tuntutan yang digelar di PN Surabaya, Susanto dijerat Pasal 378, KUHP tentang tindak pidana penipuan.

Dokter gadungan Susanto heboh di publik karena telah 7 kali menipu dan mengaku sebagai dokter.

Ternyata sebelum menjadi dokter gadungan di klinik K3 RS PHC, Susanto telah menipu 7 instansi kesehatan di Jawa Tengah dan Kalimantan. 

Bahkan, karena aksi ini, dokter gadungan Susanto pernah dipenjara selama 20 bulan

Hal ini diketahui saat Kasat Reskrim Polres Kutai Timur AKP Sugeng Subagyo menelusuri jejak Susanto seusai mendapat laporan dari rumah sakit tempatnya bekerja pada tahun 2011.

Berikut rekam jejak Susanto selengkapnya: 

Baca juga: BIODATA Susanto Dokter Gadungan 2 Tahun Tipu RS PHC Surabaya, Pernah Dibui karena Grogi Saat Operasi

1. Bekerja di RS Gunung Sawo

Susanto (kiri atas) saat menjalani sidang dokter gadungan secara online di PN Surabaya
Susanto (kiri atas) saat menjalani sidang dokter gadungan secara online di PN Surabaya (surya.co.id/tony hermawan)

Tim Reskrim Polres Kutai Timur bersama tersangka Susanto berangkat ke Yogyakarta, 23 Maret 2011.

Setibanya di Yogyakarta, tim langsung menuju Temanggung.

Saat dilakukan pengecekan di RS Gunung Sawo, diketahui tersangka pernah bekerja selama 2 bulan, yaitu Februari sampai April 2008.

Setelah dari Temanggung, tim bergerak ke Semarang.

"Hari ini dilakukan pemeriksaan terhadap dr Eko Adhi Pangarsa yang asli di RS Karyadi Semarang. Kemudian dilakukan penelusuran alamat tinggal tersangka di Kecamatan Ngalihan, Semarang," katanya dikutip dari Tribun Kaltim pada 2011.

Hasilnya, tuan rumah kost tidak berada di lokasi, sedangkan tetangga kanan dan kiri rumah kost tidak mengenal tersangka.

2. Jadi Dirut RS

Dikutip dari Tribun Kaltim (grup surya.co.id), Susanto yang hanya lulusan SMA ini pernah bekerja di RS Habibullah di Jalan Raya Tahunan, Kecamatan Gabus, Grobogan, Jawa Tengah. 

AKP Sugeng Subagyo yang memimpin tim penyidik yang membawa tersangka dokter gadungan, Susanto, melakukan penelusuran ke rumah M.Abdul Rauf, selaku Ketua Yayasan RS Habibullah. 

Diketahui Susanto pernah diangkat sebagai Dirut tahun 2008.

Setelah itu ia  pamit ke Surabaya, dan tidak muncul lagi.

3. Dokter Puskesmas Gabus

Saat menjadi Dirut RS Habibullah, Susanto juga merangkap sebagai dokter di Puskesmas Gabus di Jalan Raya Sulursari, Kecamatan Gabus, Grobogan. 

Pekerjaan itu dilakukan pada tahun 2006, selama sekitar 1 tahun.

3. Kepala UTD PMI 

Susanto juga pernah bekerja di di PMI Grobogan.

Jabatan Susanto adalah Kepala UTD selama 3 tahun dari tahun 2006 sampai 2008 .

Di tiga tempat di Grobogan, tersangka memakai nama dr. Susanto.

4. Jadi Dokter Obgyn 

Masa kerja di tiga instansi itu berakhir setelah Susanto pergi ke Kalimantan Selatan untuk bekerja sebagai Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi atau dikenal juga Obgyn di RS Pahlawan Medical Center, Kandangan.

Namun baru 5 hari bertugas, kepalsuannya terungkap setelah ketahuan grogi dan hampir salah penanganan saat operasi caesar.

Selanjutnya ia dilaporkan oleh Direktur RS tersebut, dan diproses pidana Polsek Kota Kandangan, dan dijatuhi vonis oleh PN Kandangan selama 20 bulan. Sebelumnya ia juga pernah bertugas di RS Gunung Sawo Temanggung.

5. Kelabui 2 RS di Sangatta

Di Kalimantan Timur, Susanto kembali menyaru sebagai dokter pada tahun 2011.

Sang dokter gadungan ini berhasil masuk di RS Sangatta Occupational Health Center (SOHC) dan RS Prima Sangatta,

Aksi Susanto ini akhirnya diketahui hingga kasusnya diusut Polres Kutai Timur. 

Saat itu, polisi juga mengungkap fakta bahwa Susanto juga berencana melakukan aksi serupa di Palangkaraya, karena telah ada KTP setempat atas namanya.

7. Tipu RS PHC Surabaya 

Ulah Susanto menipu RS PHC Surabaya hingga bisa membuatnya bekerja sebagai dokter gadungan di klinik K3 wilayah kerja Pertamina Cepu, Jawa Tengah, terbilang cukup rapi.

Dua tahun dia menjadi dr Anggi Yurikno palsu tidak terbongkar.

Bahkan, tak ada pasien yang mengeluh padahal selama mengurusi pasien hanya modal insting.

Lantas bagaimana dia bisa bisa menipu secerdik itu?

Tahun 2020 lalu RS PHC membuka lowongan kerja dokter umum untuk ditempatkan di klinik K3 wilayah kerja Pertamina di Cepu, Jawa Tengah. Susanto tertarik melamar.

Untuk mengakali RS PHC dia  mencuri data milik seorang dokter asli asal Bandung, yakni dr Anggi Yurikno, melalui Facebook.

Rekrutmen tersebut berlangsung secara online. Dia pun diterima. Susanto sempat bekerja di Cepu selama dua tahun.

Nah, pada 12 Juni 2023 RS PHC meminta Susanto untuk memberikan ulang dokumen lamaran pekerjaannya untuk keperluan perpanjangan kontrak kerja. Berkas yang diminta meliputi daftar riwayat hidup, hingga fotokopi ijazah, dan sertifikasi seorang dokter.

Kemudian Susanto mengirimkan semua berkas melalui chat WhatsApp. Ika Wati, seorang yang ditugaskan mengecek data menemukan kejanggalan.

Ada perbedaan data antara foto yang ada di website dan di berkas. Di sebuah website IDI tertulis dr Anggi Yurikno bekerja di Rumah Sakit Umum Karya Pangalengan Bhati Sehat Bandung.

Ika Wati kemudian mencoba menelusuri kejanggalan tersebut. Pihak rumah sakit menghubungi dr Anggi Yurikno untuk melakukan klarifikasi. dr Anggi Yurikno membenarkan bahwa berkas tersebut miliknya, namun selama ini tidak pernah bekerja atau mengikuti rekrutmen RS PHC.

Susanto akhirnya dilaporkan ke polisi. Kasus ini sekarang bergulir di meja hijau.

Beberapa pegawai RS PHC, termasuk dr Anggi Yurikno sudah dimintai keterangan untuk memperkuat dakwaan Susanto. Perbuatan terdakwa melanggar Pasal 378.

Direktur Utama PT PHC dr Subardjo mengaku telah kecolongan. Bahkan, sebelum kasus ini terungkap Susanto rencananya akan mendapat kontrak kerja selama 7,5 tahun. Kendati tertipu, dia memastikan tidak ada pasien yang menjadi korban. 

"Dia tugas sebagai dokter umum di klinik OHiH (Cepu). Melayani tes kesehatan pekerja Pertamina sebelum kerja. Tugasnya hanya mengecek kesehatan pekerja, bukan memberi resep obat," ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Siti Fadilah Mantan Menkes Miris Susanto Dokter Gadungan Grobogan Sempat Jadi Direktur Juga

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved