Berita Mojokerto

Ladang Sampah di Kedungmaling Kab Mojokerto Bakal Jadi Kawasan Ekonomi Melalui Pemberdayaan TPS3R

Pemdes Kedungmaling Kabupaten Mojokerto, bakal menyulap ladang sampah menjadi kawasan ekonomi melalui pemanfaatan TPS3R

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: irwan sy
mohammad romadoni/surya.co.id
Kades Kedungmaling, Edy Prabowo, menunjukkan proses pemilahan dan pengolahan sampah menggunakan mesin conveyor pencacah sampah berkapasitas 20 ton di TPS3R Senyum, Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Senin (11/9/2023). 

SURYA.co.id | MOJOKERTO - Pemdes Kedungmaling di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, bakal menyulap ladang sampah menjadi kawasan ekonomi melalui pemanfaatan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle).

Ditargetkan operasional TPS3R yang juga dilengkapi dengan mesin conveyor pencacah sampah berkapasitas 20 ton itu, dapat menanggulangi sampah di Desa Kedungmaling yang berpenduduk sekitar 7.660 jiwa.

Kades Kedungmaling, Edy Prabowo mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan TPS3R menjadi kawasan ekonomi.

Operasional TPS3R Senyum (Sehat, Nyaman dan Menghasilkan) di Desa Kedungmaling berkesinambungan.

Ada lima hasil pengolahan sampah bernilai ekonomi yang dapat dihasilkan yakni sampah non organik yang dapat dijual.

Hasil pengolahan sampah organik di TPS3R dijadikan produk kompos, budidaya maggot, kolam ikan yang memanfaatkan budidaya Maggot, kebun demplot tanaman hias dari Kompos dan ternak unggas produktif.

"Kita inginnya adalah benar-benar kawasan ekonomi bukan kawasan sampah yang diolah dari manajemen TPS3R Senyum. Jadi tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan Desa Kedungmaling, namun juga paling penting dapat menciptakan peluang kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat," bebernya, Senin (11/9/2023).

Ia menjelaskan operasional TPS3R kini masih dalam tahap uji coba selama tiga bulan sebelum dimanfaatkan untuk mengangkut sampah dari permukiman masyarakat setempat.

Sedangkan, TPS3R sudah mulai dioperasikan sejak 1 Agustus 2023 lalu.

"Kita menyebutnya masih Trial selama tiga bulan, nanti ada petugas TPS3R yang mengambil sampah dari rumah-rumah warga," ucap Edy.

Menurut Edy, operasional dan manajemen TPS3R itu adalah hasil kerja sama antara Pemdes dengan pihak ketiga PT PBS yang menyediakan mesin conveyor pencacah sampah senilai Rp 350 juta dengan kapasitas 20 ton.

Setidaknya ada 11 pekerja di TPS3R yang bertugas memilah dan memproses sampah di TPS3R tersebut.

Sedangkan anggaran operasional TPS3R mencapai Rp 25 juta perhari yang sampai saat ini masih ditanggung oleh pihak rekanan.

"Untuk biaya operasional TPS3R seluruhnya dalam sebulan itu sekitar Rp.25 juta. Menggunakan dana talangan dan ditanggung oleh pihak ketiga, nanti jika sudah jalan jasa kelola sampah dari masyarakat maka biaya operasional akan ditangani oleh manajemen TPS3R," ungkapnya.

Selama masa uji coba itu, TPS3R telah memproses sampah dari jasa swasta pengelola sampah rumah tangga di Desa Kedungmaling dan sekitarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved