Petani Muda Tulungagung Sukses Budidayakan Melon Honeydew Hidroponik, Raup Untung Jutaan Rupiah

Petani muda Tulungagung, Jatim, sukses budidaya melon honeydew hidroponik, hasil panen melimpah, efisien biaya dan raup untung jutaan rupiah.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
MEMANEN MELON - Hanggi Chendrasyusak (33) warga Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, sedang memanen melon honeydew di green house miliknya, Kamis (13/11/2025). Hanggi sukses membudidayakan melon kelas premium ini dengan sistem hidroponik. 

Ringkasan Berita:
  • Warga Tulungagung, Jatim, Hanggi Chendrasyusak sukses budidayakan melon honeydew hidroponik setelah sempat gagal dan rugi jutaan rupiah.
  • Hidroponik dinilai lebih efisien dari polibag, hemat pupuk, dan hasilkan tingkat keberhasilan panen hingga 80 persen.
  • Hanggi gunakan lebah madu untuk penyerbukan alami agar buah melon lebih sempurna dan biaya produksi lebih hemat.

 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Hanggi Chendrasyusak (33), warga Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), berhasil membudidayakan melon jenis honeydew premium dengan sistem hidroponik di greenhouse miliknya.

Sukses ini diraih, setelah sempat mengalami kegagalan pada percobaan pertama yang membuatnya rugi hingga Rp 3,5 juta.

Sebelumnya, Hanggi merupakan karyawan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), hingga akhirnya memutuskan terjun ke dunia pertanian pada awal 2024.

“Awal merintis berbekal belajar otodidak dari YouTube. Pupuknya saya racik sendiri, tapi akhirnya gagal,” ujar Hanggi, Kamis (13/11/2025).

Belajar dari Komunitas, Panen Perdana Langsung Untung

Tidak menyerah, Hanggi bergabung ke komunitas pertanian hidroponik dan mulai belajar teknik pemupukan yang benar.

“Tidak lama setelah belajar langsung praktik lagi untuk yang kedua. Langsung berhasil berkat bimbingan teman-teman di komunitas,” ungkapnya.

Pada panen pertama, ia menanam 400 pohon melon lokal dan memperoleh keuntungan bersih sekitar Rp 4,5 juta, setelah dikurangi biaya produksi. 

Namun karena harga melon lokal hanya Rp 11.000 per kilogram (kg), Hanggi pun beralih ke jenis melon honeydew yang memiliki nilai jual lebih tinggi, yakni Rp 25.000–Rp 30.000 per kg.

“Untuk melon honeydew yang sedang saya panen sekarang, rata-rata beratnya 1,2 kilogram per buah,” jelasnya.

Lebih Efisien dengan Sistem Hidroponik

Menurut Hanggi, metode hidroponik jauh lebih efisien dibandingkan sistem tanam dengan polibag.

Untuk 1.000 pohon, metode polibag membutuhkan empat paket pupuk seharga total Rp 6 juta. 

Sedangkan sistem hidroponik, hanya memerlukan 1,5 paket pupuk atau sekitar Rp 2,25 juta.

“Hidroponik itu lebih hemat pupuk dan mudah dikontrol. Tantangannya hanya menjaga pH air di angka 5,8–6,2 agar nutrisi terserap sempurna,” ujarnya.

Sistem ini, juga membuat tingkat keberhasilan panen mencapai 80 persen, lebih tinggi dibandingkan metode konvensional yang hanya 60–70 persen.

Gunakan Lebah Madu untuk Penyerbukan Alami

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved