Berita Jember
Sekretaris Komisi B Minta Pemkab Jember Beri Modal untuk Petani Tembakau yang Gagal Panen
Para petani tembakau di Jember dipastikan akan mengalami rugi besar akibat tanaman tembakau mereka mati karena terendam air dan terancam gagal panen
Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Cak Sur
"Karena populasi petani muda di Jember sangat sedikit. Tentu adanya kejadian kemarin membuat petani bisa malas bertani. Hal tersebut sangat berbahaya untuk masa depan agraria Jember pastinya," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Jember. Imam Sudarmaji belum memberikan komentar soal itu. Sebab saat dihubungi melalui sambungan telepon tidak menjawab.
Wakil Ketua Bidang Kebencanaan Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Jember, Pujo Hadi Sutrisno mengatakan, untuk wilayah Ambulu dan Wuluhan hingga pukul 09.00 WIB, hujannya baru reda.
"Sementara kondisi tanaman petani sudah layu semua karena diguyur hujan sejak kemarin dan tadi pagi," ungkapnya.
Pujo mengatakan, hampir semua komoditas tanaman mati kebanjiran akibat cuaca buruk kemarin. Bukan hanya tembakau, tetapi juga cabai dan bawang merah.
"Untuk tembakau kasturi, biaya yang sudah dikeluarkan petani mencapai Rp 9 juta hingga Rp 11 juta. Untuk tembakau naus biaya yang sudah dikeluarkan petani mencapai Rp 16 juta hingga Rp 20 juta per hektarenya," paparnya.
Sementara bawang merah, kata Pujo, biaya yang sudah dikeluarkan mencapai Rp 50 juta. Ujarnya, petani komoditas tersebut juga terdampak.
"Begitu juga tanaman melon, ada yang hampir panen kebanjiran. Sementara tanaman cabai besar biaya yang dikeluarkan petani sekitar Rp 45 juta per hektare," ungkapnya.
Kerugian tersebut, lanjut Pujo, masih berupa biaya operasional, tenaga dan pupuk yang dikeluarkan petani. Belum terhitung biaya sewa lahan.
Menurut Wahyu, salah seorang petani tembakau di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, hal tersebut merupakan risiko bagi para petani. Sebab cuaca alam terjadi di luar rencana manusia.
"Mau bagaiman lagi, namanya cuaca tidak menentu. Ini adalah ujian bagi petani, khususnya petani tembakau," keluhnya.
Wajyu mengaku mengalami kerugian hingga Rp 10 juta untuk biaya tanam tembakaunya yang masih umur satu bulanan. Jika dihitung dari mulai bajak sawah hingga tenaga.
"Belum lagi biaya pupuk dan semacamnya. Ada mungkin modal yang saya keluarkan Rp 10 juta jika ditotal. Bangkrut sudah kena banjir. Perlu cari utangan. Soalnya kambing saya sudah dijual untuk biaya tanam," curhatnya.
Kabupaten Jember
Komisi B DPRD Jember
petani tembakau
Pemkab Jember
Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT)
David Handoko Seto
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Gagalkan Bentrokan di Jember, Polisi Amankan 3 Anggota Persilatan Membawa Senjata Tajam |
![]() |
---|
Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Serang Sapi di Jember, Pemkab Alokasikan Anggaran Vaksinasi |
![]() |
---|
Baru Bebas Dari Penjara, Warga Surabaya Tepergok Bertransaksi 25 Gram Sabu di Jalanan Jember |
![]() |
---|
Dalami Dugaan Korupsi DD di Desa Pedomasan, Satreskrim Polres Jember Masih Pelit Komentar |
![]() |
---|
Gelapkan Dana Nasabah Rp 250 Juta, Oknum Pegawai Bank Negara di Jember Akhirnya Dipecat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.