Berita Ponorogo

Sosok, Maya Nika Sari Putri Berjuang Lunasi Hutang dengan Berjualan Cucur

Maya Nika Sari Putri (37) pernah merasakan di atas, hidup serba ada. Tetapi juga pernah terjun bebas gulung tikar hingga dicekik bunga renternir

Foto Istimewa
Sosok Maya Nika Sari Putri (37) 

SURYA.CO.ID, SURYA - Maya Nika Sari Putri (37) pernah merasakan di atas, hidup serba ada. Tetapi juga pernah terjun bebas gulung tikar hingga dicekik bunga renternir.

Awalnya, Maya merupakan pemilik toko baju kekinian tahun 2015 di Kabupaten Ponorogo. Tokonya yang kala itu Jalan Pramuka tidak pernah sepi.

Tidak ada orang tidak tahu dengan butik kita, usaha butik yang dilakoni ibu dua orang anak ini.

Hingga Maya mengambil keputusan besar, dia memberanikan diri berpindah lokasi sekitar 2016.

Semula di utara jalan, Maya memilih membeli bangunan di selatan jalan yang kemudian dibongkar dan dibangun tingkat dua.

Langkah besar itu dilakukan karena mengejar target Lebaran. Sehingga bangunan toko baju dengan dua tingkat terwujud sesuai keinginan. Karena toko sudah besar, dia menambah pegawai hingga fasilitas.

“Itu adalah awal dari saya berani berhutang. Karena beli tanah, membangun, membangun pegawai, menambah fasilitas contohnya adalah ac,” ujar Maya, Sabtu (1/4/2023).

Karena itu, Maya melakukan pinjaman di semua bank. Mulai bank swasta hingga bank milik pemerintah. Pun dia mulai berhutang ke rentenir.

Keberanian hutang, menjadi awal malapetaka. Ia berpikir saat membangun, laba toko baju akan berkali-kali lipat. Rupanya, bayangan tidak menjadi kenyataan.
Yang terjadi adalah laba yang didapat sama. Tetapi tanggungan seperti gaji karyawan bertambah juga tanggungan lain.

“Hutang tambah numpuk. Saya harus menyicil setiap bulan 150 juta. Yang di renternir makin berbunga, " terang Maya.

Dia pun gulung tikar. Toko yang dia bangun dijual untuk melunasi hutang, dia jual.

Hutangnya di bank yang sampai Rp 8 Miliar tinggal Rp 3 Miliar setelah menjual tokonya.

Sisanya, kata dia, harus bekerja keras. Semua serba tidak ada.

Bahkan, suaminya pernah sampai tidak punya uang untuk sekedar mengisi bensin untuk kerja.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved