Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Ketua DPD Golkar Jatim M Sarmuji: Minta Airlangga Nyapres, Khofifah Cawapres

DPD Partai Golkar Jatim terus mendorong Airlangga Hartarto untuk maju di Pilpres 2024.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Cak Sur
Youtube/SURYA Online
Wawancara Eksklusif Ketua DPD Golkar Jatim M Sarmuji: Minta Airlangga Nyapres, Khofifah Cawapres 

Problemnya Pak Airlangga ini kan karena belum dideklarasikan. Andaikan dideklarasikan, mudah-mudahan figur Pak Airlangga menjadi perhatian publik. Karena perhatian publik itulah kemudian orang menggali siapa sih sebenarnya Pak Airlangga. Dan itu pasti ketahuan bahwa Pak Airlangga merupakan sosok dibalik kesuksesan mengatasi problem sulit pandemi dan problem keterpurukan ekonomi dunia. Tapi Indonesia berhasil selamat dari resesi yang dialami negara lain.

Di banyak kesempatan, isu Pak Soeharto juga diusung oleh Golkar. Artinya, kesuksesan Pak Harto ketika memimpin negeri ini kemudian juga dianggap sebagai kesuksesan Partai Golkar. Apakah itu termasuk bagian strategi untuk memenangkan suara di 2024?

Sebenarnya cap Pak Harto, itu cap developmentalisme, itu lebih ke sana. Paham yang mengutamakan pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Kenapa Golkar identik dengan Pak Harto. Saya pikir karena Partai Golkar dinilai berhasil membangun Indonesia dan menjamin kesejahteraan rakyat Indonesia selama berpuluh tahun.

Bahkan, hingga saat ini, sebenarnya cap itu masih ada. Kalau ngomong Golkar itu adalah satu kelompok manusia yang siap menghantarkan rakyat Indonesia menuju kesejahteraan. Bahkan, kesuksesan Pak Jokowi ini sebenarnya, hari ini seandainya Pak Jokowi dinilai sukses, salah satunya adalah karena keberadaan kader Partai Golkar yang menopang kepemimpinan Pak Jokowi.

Sosok Pak Harto menjadi bagian dari strategi kampanye dari Partai Golkar, apakah akan efektif?

Kalau efektivitasnya mesti kami ukur. Tetapi, kesamaan ideologinya itu barangkali mirip. Antara Pak Harto dan Golkar itu kira-kira gambarannya itu adalah orang yang satu frame ideologi. Jadi, ideologi yang mensejahterakan rakyat.

Beberapa waktu terakhir, banyak isu yang menyebut bahwa Presiden itu mestinya harus tetap dari Jawa. Karena mungkin pemilih di Jawa jauh lebih besar. Apakah menurut anda ini akan berlaku di 2024?

Memang ada sesuatu yang tidak terkatakan dan sulit diukur dengan survei. Kalau diukur dengan survei, orang akan menjawab sesuai dengan nilai dan pengetahuan yang diajarkan. Tetapi sebenarnya yang tidak terbaca oleh survei adalah alam bawah sadar seseorang.

Di survei misalnya, apa yang mempengaruhi anda memilih calon presiden. Nanti jawabannya sebagian besar akan normatif. Sebagian besar akan menjawab program kerja, visi, ketokohan dan lain-lain.

Urusan suku, agama dan lain-lain, itu pasti disimpan di dalam alam bawah sadar. Tapi, justru alam bawah sadar itulah yang menentukan sebenarnya. Itu yang tidak terbaca di survei secara normatif. Meskipun survei itu sudah melalui dan diuji oleh metodologi yang ilmiah sekalipun.

Jadi, faktor itu memang tetap mempengaruhi di setiap Pemilu?

Iya, diakui atau tidak berpengaruh. Bahwa kami punya cita-cita ideal, siapapun yang berangkat mencalonkan sebagai calon presiden itu kami terima dengan tangan terbuka. Jadi mau dari Jawa, dari Medan, mau dari Ambon, semua kami perlakukan yang sama. Tetapi, pemilih akan menggunakan pilihannya berdasarkan keidentikkan tertentu.

Kembali ke dorongan kepada Khofifah untik ke kancah nasional. Kalau misalkan nanti betul terpilih sebagai wakil presiden, lalu di Pilgub Jatim sendiri akan seperti apa.

Pilgub Jatim masih banyak tokoh. kami tidak kekurangan tokoh yang bisa berlaga. Masih ada Mas Emil, masih ada La Nyalla Mattalitti, masih ada Bu Risma, masih ada misalkan Pak Djarot dan banyak lagi figur yang bisa ditampilkan.

Pak Sarmuji seharusnya juga masuk?

Saya tidak tahu, karena saya tidak bisa menilai diri saya sendiri.

Artinya, di luar kader pun ada potensi untuk diusung Golkar di Jawa Timur?.

Tentu bisa. Karena fungsi partai politik itu salah satunya adalah rekrutmen politik. Tentu saja yang ideal adalah berasal dan bersumber dari internal kader.

Karena partai politik juga melakukan pendidikan politik, kaderisasi secara internal. Tetapi andaikan kami melihat ada sosok yang baik untuk menjadi calon Gubernur Jawa Timur di luar kader, bisa saja kami melakukan kombinasi atau memilih salah satu dari mereka yang berada di luar partai politik.

Terakhir, apa yang akan anda sampaikan terkait persiapan menyongsong Pemilu 2024.

Pemilu itu pesta demokrasi. Jadi kami mesti laksanakan dengan riang gembira. Tidak ada pesta yang berawal dan berakhir dengan kesedihan. Mestinya pesta itu harus berawal dan berakhir dengan kegembiraan.

Kami sambut saja Pemilu dengan rasa gembira, dengan tangan terbuka. Siapapun yang terpilih dalam kontestasi Pemilu baik legislatif, eksekutif, presiden, gubernur maupun bupati semuanya adalah kader terbaik bangsa Indonesia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved