Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Ketua DPD Golkar Jatim M Sarmuji: Minta Airlangga Nyapres, Khofifah Cawapres

DPD Partai Golkar Jatim terus mendorong Airlangga Hartarto untuk maju di Pilpres 2024.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Cak Sur
Youtube/SURYA Online
Wawancara Eksklusif Ketua DPD Golkar Jatim M Sarmuji: Minta Airlangga Nyapres, Khofifah Cawapres 

Dan di situ Golkar membuktikan, meskipun sebetulnya kami tidak punya calon presiden yang identik dengan Golkar. Tapi Golkar bisa menjadi partai dua besar di Indonesia. Artinya, urusan cottail effect ini pengaruhnya tidak terlalu besar untuk Partai Golkar. Kalau Partai Golkar andaikan pun dalam kondisi terburuk, tidak punya calon yang identik dengan Partai Golkar.

Tetapi dugaan saya seandainya Golkar punya calon yang identik dengan partai Golkar, misalkan ketua umum kami, itu bisa menjadi faktor pendorong untuk naiknya suara Partai Golkar. Jadi, tidak punya calon tidak terlalu berpengaruh. Tapi, memiliki calon punya pengaruh yang kuat.

Untuk Jawa Timur sendiri, apakah sudah ada nama calon Presiden yang menjadi aspirasi.

Kalau calon presiden yang sudah kami putuskan dalam rapimnas adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Perdebatan di kami bukan nama calon presidennya. Tapi, calon pendampingnya sebagai calon wakil presiden siapa.

Dan Golkar Jawa Timur memang mengusulkan Ibu Khofifah Indar Parawansa sebagai calon wakil presiden. Karena kami menganggap Bu Khofifah itu sudah punya pengalaman yang panjang di pemerintahan dan organisasi masyarakat.

Di pemerintahan sudah pernah jadi anggota DPR, pernah jadi menteri, gubernur. Di organisasi kemasyarakatan jadi Ketua Umum Muslimat NU. Memenuhi syarat untuk jadi pendamping Pak Airlangga yang juga punya pengalaman dan jam terbang yang sangat tinggi di pemerintahan.

Idealnya berapa lama memastikan calon presiden sebelum Pemilu, sehingga efektif memutar mesin politik?

Sebenarnya waktu itu relatif. Di Indonesia itu ada yang biasa saya sebut sebagai kesadaran tiba-tiba. Ada calon yang tiba-tiba muncul dan mendapatkan sambutan yang luar biasa. Pak Jokowi, saya pikir 1,5 tahun sebelum Pemilu dari sisi elektabilitas belum siapa-siapa. Sangat rendah elektabilitasnya. Waktu itu yang muncul ada Pak Wiranto, Pak Prabowo.

Tetapi, begitu Pak Jokowi muncul kemudian mendapat antusiasme besar di masyarakat. Saya berharap Pak Airlangga juga begitu. Sekarang memang belum muncul, tapi begitu ada momentum yang bagus untuk muncul mudah-mudahan Pak Airlangga bisa cepat sekali naik elektabilitasnya dan mendapat sambutan dan antusiasme yang bagus juga.

Kemudian terkait Pilkada. Saat Pilkada terakhir tahun 2020, ada 19 kepala daerah yang dicalonkan Golkar di Jawa Timur. Dan 50 persen lebih dimenangkan oleh Golkar. Dan untuk Pilkada 2024 bagaimana?

Saya sudah punya gambaran. Kalau untuk 2024, menurut saya dari sisi hitung-hitungan, kader Golkar jauh lebih banyak yang siap untuk running. Dan itu benar-benar kader Partai Golkar asli. Misalkan yang sekarang jadi wakil wali kota dan siap untuk jadi wali kota.

Salah satunya Wakil Wali Kota Pasuruan Mas Adi, Wakil Wali Kota Malang, Wakil Bupati Pacitan, Wakil Bupati Madiun. Nama-nama itu sudah siap naik satu strip menjadi kepala daerah. Dari sisi elektabilitas pantauan kami, penerimaan di masyarakatnya sangat besar.

Di tempat yang lain misalnya, mungkin akan beradu juga dan incumbent. Misalkan ada Bupati Lamongan, insya Allah akan tetap jadi calon bupati dan mudah-mudahan terpilih lagi. Lalu Bupati Tuban yang merupakan kader kami, Mas Lindra. Insya Allah akan tetap siap menjadi calon Bupati dan mudah-mudahan terpilih lagi. Kami jauh lebih siap untuk 2024, dibanding Pilkada kemarin.

Artinya, Pilkada maupun Pilpres akan menjadi senjata utama untuk meningkatkan suara Golkar secara keseluruhan. Untuk Pilkada sendiri, targetnya seperti apa?

Target kami secara kuantitatif tentu 60 persen ke atas. Karena itu target nasional kami. Artinya, secara kuantitatif itu kemenangan dalam koalisi Pilkada kami dapat menang. Tapi, secara kualitatif kami juga ingin kader yang menang itu adalah kader Partai Golkar. Bukan sekedar orang yang kami usung dalam koalisi yang asal muasalnya barangkali dari partai lain, atau dari profesional dan sebagainya. Mudah-mudahan, baik kuantitatif maupun kualitatif kami bisa naik di 2024.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved