TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA

Kiprah Relawan Psikososial Universitas Muhammadiyah Malang Dampingi Korban Tragedi Kanjuruhan

Katanya korban tragedi Kanjuruhan tidak dikenakan biaya di RS, tapi ternyata mereka bayar sendiri. Jika tidak membayar maka tidak ada perawatan.

|
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Sylvianita Widyawati
Kiprah relawan psikososial Universitas Muhammadiyah Malang dampingi korban tragedi Kanjuruhan 

Ini diketahui saat ia melakukan skrining di mana perlu bantuan klinis atau psikologi. Ternyata butuh bantuan klinis karena perlu reimburse biaya pengobatan.

Selain itu, ia juga melakukan kegiatan psikososial di sekolah-sekolah terdampak.

"Saya jadi fasilitator di sebuah SMP di Kecamatan Sumberpucung. Waktu itu targetnya kan anak-anak di bawah usia 18 tahun maka kami memberi permainan sambil memberitahu, misalkan relaksasi stres, bagaimana mengatur pola pernafasan mereka ketika merasa teringat kembali," jelasnya.

Sedang Ferdyn Divanico Fawwaz Muhammad menjadi koordinator di pos layanan UMM. Tugasnya juga berkoordinasi dengan tim-tim di luar yang melakukan home visit. Untuk kegiatan home visit ada penaggungjawabnya sendiri.

"Saya di posko layanan di mana menerima keluhan dari penyitas," kata mahasiswa ini.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved