Viral Media Sosial
IDENTITAS 7 Pemuda yang Ubah Lafal Azan Jadi Hayya Alal Jihad, Ini Motif dan Pernyataan Terbukanya
Sosok 7 pemuda pengubah lafal azan terungkap setelah mereka membuat permintaan maaf terbuka.
SURYA.CO.ID - Inilah identitas 7 pemuda yang ubah lafal azan menjadi Hayya Alal Jihad yang viral di media sosial.
Sosok 7 pemuda yang ubah lafal azan terungkap setelah mereka membuat permintaan maaf terbuka.
Mereka adalah Anggi Wahyudin, Candra Purnama, Asep Kurniawan, Ahmad Kusaeri, Sahaad dan Fuad Azhari.
Mereka berasal dari Desa Sadasari, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Satu pemuda lainnya bernama Ahmad Syarif Hidayat warga Desa Kumbung Kecamatan Rajagaluh, Majalengka.
Sebelumnya, video ketujuh warga yang melafalkan kalimat azan yang mengganti kalimat hayya alas sholah menjadi hayya alal jihad viral di media sosial.
Baca juga: EFEK VIRAL Video Ajakan Jihad di Azan sambil Acungkan Senjata, DPR hingga PP Muhammadiyah Bereaksi
Baca juga: Tindakan Polri Soal Video Viral Ajakan Jihad di Azan, Kemenag Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi
Dampaknya, banyak masyarakat Majalengka yang mempertanyakan dan menyayangkan perbuatan tersebut.
Dari video permohonan maaf itu, nampak tujuh orang yang melakukan azan hayya alal jihad mengungkapkan permohonan maaf di Balai Desa Sadasari, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.
Mereka juga menandatangani surat pernyataan di atas materai 6 ribu dan disaksikan Plt Desa Sadasari Abdul Miskad serta saksi-saksi lainnya.
"Melalui surat pernyataan ini kami tujuh orang memohon maaf kepada semua pihak, atas video yang sempat viral sebelumnya. Permohonan maaf ini kami sampaikan kepada warga Desa Sadasari, pemerintah desa dan seluruh umat Islam di seluruh tanah air," ujar Anggi Wahyudin, salah seorang pelaku azan didampingi enam orang rekannya saat membacakan surat pernyataan maaf di video tersebut.

Motifnya
Menurut dia, saat membuat video itu tidak ada tendensi kepada pihak manapun.
Dia mengaku tidak mengatahui jika video yang dibuatnya itu telah memicu dan dianggap berbau SARA dan mengganggu kondusivitas umat beragama.
"Kami tidak bermaksud memfitnah, menuduh, menyerang pihak manapun. Jika ada pihak yang merasa risih dan tidak nyaman, kami memohon maaf dari lubuk hati yang paling dalam dan kami mengaku bersalah," ucapnya.
Pihaknya mengaku telah berbuat khilaf dan berjanji tidak mengulangi hal serupa.