AKHIRNYA TERUNGKAP Kata-kata Siti Zulaeha Djakfar yang Membuat Wahyu Jayadi Membunuhnya
Akhirnya terungkap kata-kata yang dilontarkan Siti Zulaeha Djafar (40) pegawai di Universitas Negeri Makassar (UNM) sehingga Wahyu Jayadi membunuhnya
SURYA.CO.ID, GOWA - Akhirnya terungkap kata-kata yang dilontarkan Siti Zulaeha Djafar (40) pegawai di Universitas Negeri Makassar (UNM) sehingga rekan kerjanya seorang doktor dosen di UNM, Dr Wahyu Jayadi (44) membunuhnya.
Siti Zulaeha awalnya menyampaikan permasalahan kepada Wahyu Jayadi lalu berujung cekcok.
Wahyu Jayadi kemudian naik pitam setelah tangan Siti Zulaeha didorongkan ke wajahnya dan korban mengucapkan kata-kata pedas.
Polisi hanya menyebutkan kata-kata Siti Zulaeha yang membuat Wahyu Jayadi murka adalah menyangkut urusan pribadi keluarganya.
• Verrell Bramasta Gerebek Natasha Wilona, Terungkap Pria Pilihannya. Anak Hotman Paris?
• Kronologi Mahasiswa Bunuh PSK Usai Berhubungan Badan, lalu Bawa Kabur Rp 70 Juta untuk Beli iPhone

Seperti dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, setelah melakukan penyelidikan dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi dan tersangka, penyidik Polres Gowa pun akhirnya mengungkap kronologi oknum dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) yang membunuh rekan kerjanya.
• VIRAL di WhatsApp & FB, Suami Istri Diciduk Petugas karena Pegangan Tangan, Begini Kronologinya
• Detik-detik Wanita Tewas Usai Hubungan Intim 5 Jam, Video Kronologi Viral. Ini Waktu Ideal Bercinta
• Pilot TNI AU Buntuti Rudal Penghancur Kapal Hingga Kecepatan 1.000 km/Jam, Salah Sedikit Fatal!
Menurut humas Polres Gowa AKP M Tambunan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/3/2019), penyidikan atas kasus pembunuhan staf UNM, Siti Zulaeha Djafar (40), warga BTN Sabrina Blok F No 8, Kelurahan Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, menggunakan metode scientific crime investigation (SCI) yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah.
Hal itu karena tidak adanya saksi saat kejadian dan korban ditemukan warga dalam kondisi tak bernyawa di depan gudang Perum Bumi Zarindah, Jalan Poros Japing, Dusun Japing, Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Jumat (22/3/2019) sekitar pukul 08.30 Wita.
“Pembunuhan dan penganiayaan berat terhadap korban terjadi Kamis (21/3/2019) sekitar pukul 20.00 Wita.
Jadi tersangka yang merupakan oknum dosen Universitas Negeri Makassar (UNM), Dr Wahyu Jayadi (44), menghentikan mobil di tepi jalan dan kemudian melakukan kekerasan fisik menggunakan tangan kosong hingga korban meninggal dunia.
Setelah korban meninggal dunia, pelaku langsung kabur,” katanya.
Tambunan menceritakan tersangka dan korban bertemu sebelum pembunuhan terjadi.
Pada Kamis (21/3/2019) sekitar pukul 17.00 Wita, korban mengajak tersangka bertemu di parkiran Telkom, Jalan AP Pettarani, Makassar, untuk menceritakan suatu masalah.
Awalnya masing-masing mengemudi mobil.
Selanjutnya tersangka dan korban masing-masing menggunakan mobil menuju kompleks Ruko Perum Permata Sari, Jalan Sultan Alauddin, Makassar.
“Di kompleks Ruko Perum Permata Sari, tersangka memarkir mobilnya dan naik ke mobil korban.
• Kronologi Mahasiswa Bunuh PSK Usai Berhubungan Badan, lalu Bawa Kabur Rp 70 Juta untuk Beli iPhone
• Kronologi Uang Rp 6,4 Miliar Milik Nasabah Bank Jateng Raib, Eksportir Gugat Pihak Bank
• Ibu Muda di Ngawi Tewas Dibacok saat Tidur Bersama 2 Anaknya, Tetangga Sebut Ada Hubungan Gelap
• Kronologi Pria di Jombang Ajak Berhubungan Badan dengan Anak Bawa Umur setelah Dirayu lewat HP
Di situ, tersangka menyetir mobil dan korban duduk di sampingnya menuju ke arah Kabupaten Gowa dengan rute acak dan kecepatan rendah.
Korban pun mengungkapkan suatu masalah yang ingin disampaikan kepada tersangka," katanya.
Tak lama kemudian, korban dan tersangka terlibat cekcok di sepanjang jalan di pinggiran Danau Mawang, Kabupaten Gowa.
Tersangka tersinggung dengan bahasa korban yang mencampuri urusan pribadi pelaku.
"Tersangka emosi dan langsung menghentikan mobil yang kemudian melakukan kekerasan fisik berkali-kali hingga korban meninggal dunia,” katanya.
Mengetahui korban meninggal dunia, lanjut Tambunan, tersangka kemudian panik dan mencari tempat untuk meninggalkan mobil bersama korban.
Tersangka pun kembali menyetir mobil dan membawanya ke depan gudang Perum Bumi Zarindah.
“Setelah memarkir mobil, tersangka kemudian memasangkan seat belt ke leher korban.
Tersangka turun dari mobil dalam kondisi sentral lock dan kunci ditinggal di jok driver.
Tersangka sadar ponsel korban masih di
• Bibi Ardiansyah Akui Vanessa Angel Berhubungan Badan dengan Rian saat Ditangkap, tapi Bantah Hal ini
• 3 Tingkah Agresif Luna Maya usai Ditinggal Nikah Reino Barack, Menari di Meja hingga Sindir Keras
dalam mobil sehingga pelaku ke sisi pintu kiri tempat duduk korban di jok depan sebelah kiri.
Tersangka lalu melemparkan batu ke kaca hingga pecah dan mengambilhandphone korban,” katanya.
Saat memecahkan kanca pintu mobil, kata Tambunan, tangan tersangka terluka dan mengeluarkan darah.
Setelah mengambil telepon seluler korban, tersangka kemudian meninggalkan TKP dengan menumpang motor orang yang melintas menuju Kota Makassar.
“Bukti-bukti ilmiah seperti sidik jadi, ceceran darah tersangka yang diidentifikasi dan diteliti oleh tim Inafis dan tim Dokpol Polda Sulsel.
Jadi saat tersangka dan teman-teman kantornya melihat jenazah korban di RS Bhayangka sempat ditanya oleh polisi.
Namun, pelaku mengelak dan mengaku luka pada tangannya adalah luka lama," katanya.
Polisi kemudian membawa tersangka untuk diinterogasi dan akhirnya terungkap kasus pembunuhan tersebut.
Tersangka mengakui telah membunuh korban yang merupakan rekan kerja dan tetangganya sendiri itu.
Tambunan menambahkan, dari hasil otopsi diketahui, korban mengalami kekerasan benda tumpul di kepala bagian tengah belakang.
Patah tulang leher yang mengakibatkan terhambatnya saluran pernapasan, serta luka memar di pipi kiri dan paha kanan.
Sementara itu Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga menyatakan Wahyu Jayadi dan Zulaeha Djafar tidak memiliki hubungan asmara.
"Sampai sejauh ini kami tidak mendapatkan fakta adanya hubungan asmara antara pelaku dan korban," kata Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga, Selasa (26/3/2019).
Shinto membantah suara-suara miring di masyarakat yang menganggap ada hubungan asmara antara keduanya.
Anggapan itu muncul sebab keduanya berada dalam satu mobil dari Makassar ke Gowa.
Terkait motif Wahyu membunuh Zuliaha, Shinto menjelaskan bahwa penyebab awalnya pelaku mengaku tersinggung dengan korban.
Ada tindakan dan perkataan korban yang "Trigger-nya (pemicu) adalah ketersinggungan akan dorongan tangan korban ke wajah pelaku, dan perkataan korban kepada pelaku di dalam perjalanan," ungkapnya.
"Akibatnya pelaku emosi," imbuh dia.
Sayangnya, Shinto enggan menyebut perkataan apa yang membuat Wahyu naik pitam sehingga membunuh Zulaiha.
"Akan didalami dalam pemeriksaan psikologi nya," ujarnya.
Kondisi Kejiwaan Dosen UNM
Ditambahkannya, setelah pemeriksaan di dokter kejiwaan, pihaknya masih akan memeriksa beberapa saksi lainnya, termasuk suami korban yang merupakan pejabat PNS di Kabupaten Barru.
"Beberapa tahapan penyidikan yg masih kami harus lakukan adalahh meminta keterangan suami korban, meminta keterangan rekan kerja, dan meminta hasil otopsi dari Dokfor Biddokkes Polda Sulsel," sebutnya.
Wahyu Jayadi (WJ) tersangka kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar yang juga staf Badan Administrasi dan Umum (BAU) di Universitas Negeri Makassar (UNM), dibawa ke klinik Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk diperiksa psikiater.
Wahyu yang dikawal penyidik Polres Gowa tiba di Rumah Sakit Bhayangkara sekitar pukul 09.00 WITA, Selasa (26/3/2019).
Sebelum masuk ke klinik, dia sempat dibawa ke ruangan forensik rumah sakit.
Dia lalu masuk ke klinik sekitar pukul 10.00 WITA.
"Pemeriksaan ke psikiater ini untuk mendalami kondisi kejiwaan pelaku sekaligus untuk mengetahui lebih jauh motif pembunuhan yang dilakukan tersangka terhadap korban," kata Kasat Reskrim Polres Gowa Iptu Muh Rivai.
WJ hanya tertunduk ketika dibawa ke klinik kejiwaan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Dosen di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM ini juga didampingi oleh tiga penasihat hukumnya.
Ketua tim penasihat hukum WJ, Muh Shyafril Hamzah mengungkapkan tetap menghargai usaha penyidik yang membawa kliennya untuk diperiksa tes kejiwaannya.
"Ini bagian dari proses Polres Gowa jadi harus dilewati itu. Ini memang bagian dari proses hukum," kata Shyafril saat diwawancara di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Selasa (26/3/2019).
Polisi Ungkap Motif Wahyu Jayadi Bunuh Siti Zulaeha Djafar Usai Tes Kejiwaan
Polisi ungkapkan motif dosen UNM,Wahyu Jayadi (40) bunuh Siti Zulaeha Djafar (40).
Dari hasil pemeriksaan, tim psikiater menemukan fakta baru mengenai motif pembunuhan yang dilakukan Wahyu Jayadi.
Kepala RS Bhayangkara, Kombes Pol Farid Amansyah menuturkan,Wahyu Jayadi nekat menghabisi nyawa Siti Zulaeha Djafar karena emosi dan tersinggung atas harga dirinya.
Kombes Pol Farid Amansyah menyebut, perasaan emosi Wahyu Jayadi memuncak ketika korban menamparnya.
Tak mampung menahan emosinya, ia pun membalas dengan cara mencekik leher korban hingga tewas.
"Jadi motifnya tersinggung dan harga diri," kata Kombes Pol Farid Amansyah dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun-Timur.com, Selasa (26/3/2019).
Perwira menengah ini enggan menyebut seperti apa bentuk ketersinggungan atas harga diri Wahyu Jayadi hingga nekat menghabisi nyawa Siti Zulaeha Djafar.
Menurutnya, hasil pemeriksaan secara detail adalah rahasia medis seseorang yang dijamin undang-undang.
"Kecuali atas permintaan hakim atau pro justisia dapat disampaikan detailnya," kata Kombes Pol Farid Amansyah menyambung.
Lebi lanjut, kata Kombes Pol Farid Amansyahmenambahkan, Wahyu Jayadi sempat panik usai membunuh.
Ia pun berupaya melakukan tindakan untuk merekayasa kejadian sesungguhnya.
Saat pemeriksaan mendalam oleh tim psikiter dan Biddokkes Polda Sulsel, Wahyu Jayadi akhirnya mengakui melakukan pembunuhan karena emosi dan tersinggung.
Diketahui, pemeriksaan psikologis ini dilakukan atas permintaan penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Gowa.
Pemeriksaan ini adalah bagian dari Scientific Crime Investigation (SCI) untuk mendalami personal Wahyu Jayadi dan mendalami motif pembunuhan.
Foto Kedekatan
Pembunuhan Siti Zulaeha Djafar diduga terjadi pada Kamis (21/3/2019), dan mayatnya baru ditemukan, Jumat (22/3/2019), pagi.
Sebelum pembunuhan terjadi, Siti Zulaeha Djafar denganWahyu Jayadi dekat karena urusan pekerjaan, tempat tinggal, dan kampung halaman.
Beredar melalui media sosial, foto Wahyu Jayadi foto bareng dengan Siti Zulaeha Djafar dan dua orang lainnya.
Dalam sebuah foto, ada 4 orang foto bareng.
Tampak dari kiri ke kanan: seorang pria berkemeja Korpri, Wahyu Jayadi yang mengenakan jas, Siti Zulaeha Djafar berkemeja Korpri, dan seorang pria lainnya yang juga berkemeja Korpri.
Mereka seperti menghadiri acara formal yang berlangsung di Menara Phinisi, kampus UNM, Jalan Andi Pangerang Petta Rani.
Dalam foto tampak Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar diapit 2 pria.
Wahyu Jayadi agak memiringkan badannya ke Siti Zulaeha Djafar, begitu pula sebaliknya.
Mereka seperti saling melengketkan badan.
Belum diketahui, kapan foto ini dibuat.

5 Bentuk Kedekatan
Informan Tribun-Timur.com (grup Surya.co.id) yang merupakan "orang kampus" dan dari pihak kepolisian menceritakan bagaimana kedekatan hubungan keduanya terbangun.
Kedekatan mereka terbangun sejak puluhan tahun, dari kampung.
Berikut 5 kesamaan yang membangun kedekatan hubungan.
1. Asal sama
Mereka sama-sama orang Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Soal masa remaja, Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadi sama-sama menamatkan pendidkan SMA-nya di Sinjai.
Siti Zulaeha Djafar alumnus SMA Negeri 1 Sinjai, sedangkan Wahyu Jayadi alumnus SMA Negeri 2 Sinjai.
Siti Zulaeha Djafar tinggal di dekat SMA Negeri 1 Sinjai, Sinjai Utara, sedangkan Wahyu Jayadi di Bikeru, Kecamatan Sinjai Selatan.
Saat diamankan polisi, Wahyu Jayadi menceritakan bagaimana hubungan dirinya dengan korban hingga mengaku mendapat kepercayaan dari orangtua Siti Zulaeha Djafar untuk menjagata Siti Zulaeha Djafar.
Oleh orangtua Siti Zulaeha Djafar, Wahyu Jayadi dianggap bersaudara dengan korban.
"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga. Saya ingat pesannya almarhumah mamanya, 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)."
Begitu dikatakan Wahyu Jayadi saat diamankan polisi dari Unit Resmob Ditreskrimum Polda Sulsel.
2. Almamater sama
Tamat SMA, Wahyu Jayadi kemudian melanjutkan pendidilkan tinggi pada Fakultas Ilmu Keolahragaan ( FIK)Universitas Negeri Makassar ( UNM).
Sementara Siti Zulaeha Djafar memilih Fakultas Teknik UNM.
Mereka beda angkatan karena usia selisih 4 tahun.
3. Tempat kerja sama
Setelah menamatkan pendidikan tingginya, Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadi mendaftar menjadi PNS Kemenristekdikti.
Wahyu Jayadi lolos jadi dosen FIK UNM pada tahun 2000, sedangkan Siti Zulaeha Djafar pada tahun 2015.
Mereka memilih jalan sama, mengabdi pada institusi pendidikan tinggi.
4. Tempat tinggal sama
Selain itu, beberapa tahun terakhir, mereka juga memilih tempat tinggal yang sama, di kompleks perumahan Sabrina Regency, Jalan Manggarupi, Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan.
Rumah korban berada di blok F, sedangkan pelaku berada di blok E.
Sebelumnya pindah ke perumahan Sabrina Regency, pelaku tinggal di perumahan Permata Hijau Permai, Jalan Letjen Hertasning, Makassar.
Hubungan Asmara
Informan Tribun-Timur.com (grup Surya.co.id) menyampaikan, Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadi diduga kuat memiliki hubungan asmara yang telah lama terbangun.
Meskipun mereka saat ini sudah memiliki keluarga masing-masing.
Siti Zulaeha Djafar memiliki seorang suami dan 3 anak, sementara Wahyu Jayadi memiliki seorang istri dan 4 anak.
Saat sementara membangun rumah tangga masing-masing, mereka malah sempat kencan.
Sebelum pembunuhan, Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadisempat janjian untuk kencan saat pulang dari kantor atau tempat kerja.
Korban dan pelaku sama-sama berkantor di lantai II, Menara PhinsiUNM, Jalan Andi Pangerang Petta Rani, Makassar.
Mereka janjian untuk bertemu di depan kantor PT Telkom Tbk, dekat Menara Phinisi.
Mereka kemudian bertemu sekitar pukul 17:00 Wita, Kamis (21/3/2019).
Di depan kantor PT Telkom Tbk, mobil mereka papasan, selanjutnya beriringan menuju ke kompleks pertokoan Permata Sari, Jalan Sultan Alauddin, depan kampus UIN Alauddin, Jalan Sultan Alauddin, Makassar.
Mereka ke kompleks pertokoan itu dengan tujuan menitip mobil jenis SUV mid-size merek Suzuki Escudo yang dikendaraiWahyu Jayadi.
Selanjutnya, mereka jalan bareng, dimana Wahyu Jayadimengemudikan mobil Daihatsu Terios milik Siti Zulaeha Djafar. (*)
• Kasus Amblesnya Jalan Raya Gubeng Surabaya, Polda Jatim Periksa Anak Wali Kota Risma, Ada Apa?
• Wajah Kaesang Pangarep Diedit Mirip Atta Halilintar, Tanggapan Putra Presiden Bikin Gagal Fokus
• Fakta Terbaru Istri Tikam Kemaluan Selingkuhan Suami usai Berhubungan Intim Bertiga, Videonya Viral
• Prediksi Mbah Mijan Hubungan Gisel dan Gading Marten, Tak Sedekat Seperti di Medsos: Ada Pria Lain
Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com berjudul: Kronologi Dosen UNM Bunuh Wanita Rekan Kerjanya