Berita Tulungagung

Kisah Perajin Dupa Asal Tulungagung, Sempat Jadi Teknisi Taksi dan Banting Stir 'Meramu' Lidi Bambu

Bahan baku dupa ini adalah serbuk kayu, perekat dan parfum. Sedangkan gagang dupa yang terbuat dari bambu masih harus impor dari Tiongkok.

Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
surya/david yohannes
Teguh menata dupa basah yang dijemur di samping rumahnya 

Butuh tiga bulan hingga para pekerja baru ini mahir mengoperasikan mesin produksi.

Selama tiga bulan awal itu kapasitas produksi jatuh.

Namun setelah tiga bulan kapasitas produksi pulih, seperti saat masih di Lumajang.

Kini dalam satu bulan Teguh bisa mengirim 12 ton dupa.

“Pasar terbesarnya ke Bali dan Lombok. Karena kan kebutuhan dupa terbesar untuk Umat Hindu,” terang Teguh.

Sementara untuk pasar lokal hanya sekitar satu persen dari produksi.

Bahan baku dupa ini adalah serbuk kayu, perekat dan parfum.

Sedangkan gagang dupa yang terbuat dari bambu masih harus impor dari Tiongkok.

Pembuatan warna dupa berdasarkan pesanan. Namun secara umum ada tiga warna, yaitu merah, putih dan coklat.

Masing-masing warna mempunyai bahan baku yang berbeda.

Untuk warna merah biasanya menggunakan serbuk kayu jati. Untuk warga putih biasanya menggunakan serbuk kayu pinus.

Sedangkan warna coklat biasa menggunakan serbuk kayu merbau atau batok kelapa.

“Bahan bakunya bisa beli langsung beripa serbuk kayunya, tinggal kita kasih warna. Tapi tidak semua serbuk kayu bisa dipakai,” tambah Teguh.

Sebenarnya selain Lombok dan Bali, produk Teguh juga dilirik oleh konsumen di Dubai, Uni Emirat Arab.

Namun satu-satunya pasar Timur Tengah ini meminta kayu gaharu. Jumlah pesanannya juga terbatas.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved