Kilas Balik
Kisah Pahit Jenderal Hoegeng, Pensiun Dini Saat Usut Kasus yang Dinilai Guncang Kestabilan Negara
Saat duduk di puncak kariernya, Jenderal Hoegeng justru merasakan pahitnya kenyataan. Ia tiba-tiba dicopot dari jabatannya oleh Presiden Soeharto
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
"Saya tak punya pekerjaan lagi, Bu," kata Jenderal Hoegeng bersimpuh di depan ibunya.
Namun, ibunya tetap menenangkan sang anak.
"Kalau kamu jujur dalam melangkah, kami masih bisa makan hanya dengan nasi dan garam," kata sang ibu.
Akhirnya, Jenderal Hoegeng pun tak bisa lagi beraksi memberantas kejahatan.
Ia bahkan harus hidup sengsara selama bertahun-tahun.
Melansir dari Kompas.com, putra Heogeng, Aditya Soetanto sempat membeberkan bahwa ayahnya hanya menerima uang pensiun Rp 10 ribu setiap bulan.
Heogeng pun harus banting setir untuk menafkahi keluarganya dengan menjadi seorang pelukis dan menjual lukisannya.
Namun, hasil penjualan dari lukisan tak seberapa.
Ia bersama keluarganya harus mengalami masa yang sangat sulit.
Setelah bertahan 10 tahun, akhirnya ia mendapatkan penyesuaian uang pensiun menjadi Rp 1 juta, pada 2001.
Tiga tahun kemudian, ia meninggal karena sakit.
Baca: Kisah Tim OPK Eksekusi Para Begal di Era Soeharto, Dimasukkan Karung Hingga Dihujani Tembakan
Baca: Nasib Para Begal di Era Soeharto, Diburu Hingga Ditembak Mati Bagi yang Melawan