Berita Sampang Madura
Siswa Aniaya Guru hingga Tewas, Komentar Mantan Ketua MK Mahfud MD Menohok Banget
Mahfud MD menyampaikan komentar menohok terkait kasus siswa menganiaya guru hingga tewas di Sampang Madura.
SURYA.CO.ID, SAMPANG - Tragedi siswa menganiaya guru di Sampang Madura mengguncang dunia pendidikan di Indonesia.
Sejumlah tokoh dan pemimpin bangsa menyesalkan peristiwa itu terjadi.
Tak terkecuali mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, yang menyampaikan komentar menohok soal runtuhnya budaya menghormati guru dan orangtua.
Mahfud MD memberi perhatian besar terhadap kasus tewasnya Ahmad Budi Cahyono, guru kesenian SMAN 1 Torjun, Kabupaten Sampang, seusai dianiaya muridnya.
Baca: Guru Achmad Budi Cahyanto yang Dianiaya Murid Akan Diangkat PNS, Anaknya Diberi Beasiswa
Baca: Hamil 5 Bulan, Kondisi Istri Guru Ahmad Budi Cahyono Kini Bikin Trenyuh . . .
Baca: Siswa Aniaya Guru- Khofifah Ungkap Ada Game Pukul Guru Anda, Ajakannya Ngeri sampai Meninggal
Baca: Unggahan Instagram Terakhir Guru Budi Sebelum Tewas Dipukul Muridnya Bikin Merinding, Firasat?
Mahfud bersama rombongan Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) menyambangi rumah almarhum Budi di Desa Jrengik, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura, Minggu (4/2/2018).
Menurut laporan Kompas.com yang dikutip Surya.co.id, Mahfud diterima janda almarhum, Sianit Shinta dan ayah Budi, M Satuman Ashari, serta keluarga Budi lainnya.

Mahfud mengatakan, wafatnya Budi pada Kamis (1/2/2018) semata-mata merupakan runtuhnya moralitas pendidikan.
Banyak anak-anak sudah tidak menghormati orang tua.
Kondisi ini menjadi tantangan semua kalangan ke depan.
"Orang tua, masyarakat, tokoh masyarakat dan pondok pesantren memiliki tugas sentral untuk membangun mentalitas pendidikan dan penguatan ahlak, budi pekerti sejak dini kepada anak-anak," ujar Mahfud.

Menurut pria kelahiran Sampang tersebut, era globalisasi melahirkan dunia baru berupa proxy war yang mengarah saling merusak mental bangsa.
Akar budaya bangsa mudah tergerus jika generasinya tidak memiliki karakter dan moralitas yang kuat.
Hal ini terjadi di Kabupaten Sampang saat ini, di mana kultur agamis masyarakat Madura mulai luntur.
"Dulu waktu saya sekolah di Madura, kalau dimarahi guru, orang tua senang," ujarnya.
"Keesokan harinya orang tua mengantarkan sendiri ke sekolah dan minta anaknya dimarahi lagi."
"Sekarang ini muridnya yang memukul gurunya."
"Ini sangat memprihatinkan," kata alumni PGA Pamekasan ini.
Kepada keluarga korban, guru besar ilmu Hukum Tata Negara ini berpesan agar sabar dan tabah dalam menerima musibah yang sudah ditakdirkan Allah.
Menurut dia, di balik peristiwa ini pasti terkandung hikmah yang besar.
Mahfud menutup kunjungannya dengan menggelar doa bersama.
Baca: Guru Budi yang Tewas Dianiaya Siswa - Sindiran Ala Kids Zaman Old Ini Viral di Media Sosial
Baca: Bukti Guru Budi yang Tewas Dianiaya Siswa Sangat Dicintai - Pelayat Harus Antre Berjam-jam
Baca: Guru Budi yang Tewas Dianiaya Siswa Bukan Pria Sembarangan, Mahasiswa Islam Malang Perlu Tahu
Baca: Siswa Aniaya Guru, Cucu Mantan Presiden Soekarno Buka Suara. Para Orangtua Tolong Simak Baik-baik
Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com berjudul: Mahfud MD Sambangi Keluarga Guru yang Tewas Dianiaya Muridnya