Daya Tarik Wisata Alam Gosari Gresik Bikin Fakultas Vokasi Unair Lakukan Kegiatan Ini

Fakultas Vokasi UNAIR tidak hanya berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki berperan aktif di masyarakat

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
istimewa
POTENSI WAGOS - Kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat dapat menjadikan WAGOS sebagai contoh nyata pengembangan destinasi wisata yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing tinggi. 

Ringkasan Berita:
  • Fakultas Vokasi UNAIR tidak hanya berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki berperan aktif di tengah masyarakat.
  • Nuruddin menjelaskan WAGOS memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi wisata minat khusus. 
  • Materi kedua dijelaskan oleh Susilo yang membahas pentingnya pertolongan pertama dan pemberian bantuan hidup dasar bagi pengelola wisata.

 

SURYA.co.id Surabaya – Wisata Alam Gosari (WAGOS) yang terletak di Desa Gosari, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik menarik perhatian mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (Unair), mereka melakukan pengabdian masyarakat di Wisata Alam Gosari (WAGOS) tersebut. 

Kegiatan ini menunjukkan Fakultas Vokasi UNAIR tidak hanya berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan sosial serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Hadir pada kegiatan ini dosen dari Fakultas Vokasi Unair yakni Dr Nuruddin dan Susilo Harianto, sebagai narasumber utama, bersama dengan beberapa mahasiswa S1, S2, dan vokasi antar fakultas.

Nuruddin menjelaskan WAGOS memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi wisata minat khusus. 

Jenis wisata ini berfokus pada ketertarikan individu atau kelompok terhadap aktivitas tertentu seperti ekowisata, wisata budaya, wisata petualangan, maupun wisata edukasi.

Baca juga: Bersihkan Lahan Parkir Untuk Wagos, Warga Gresik Temukan Situs Diduga Peninggalan Majapahit

“Kelebihan wisata minat khusus adalah wisata jenis ini mengalami peningkatan setelah masa covid-19, lebih menekankan kualitas dibandingkan kuantitas wisatawan, memiliki dampak ekonomi yang lebih merata, dan lebih ramah lingkungan serta berkelanjutan” jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/11/2025).

Lebih lanjut, Dr. Nuruddin juga menyebutkan wisata yang bisa dikembangkan oleh pengelola WAGOS adalah heritage tour majapahit berupa kunjungan menuju prasasti butulan dan situs tungku tembikar, nature and trekking di area bukit kapur dan sendang alami.

Ada juga edu and workshop seperti pelatihan pembuatan gerabah tradisional yang disertai  cerita sejarah majapahit di wilayah Gosari, serta spiritual and ecotouurism yang menekankan refleksi dan pelestarian lingkungan.

Sementara itu, materi kedua dijelaskan oleh Susilo yang membahas pentingnya pertolongan pertama dan pemberian bantuan hidup dasar bagi pengelola wisata. 

Menurutnya, WAGOS sebagai destinasi wisata alam memiliki risiko kecelakaan seperti patah tulang dan dislokasi, terutama karena kondisi geografisnya yang berbukit.

Baca juga: Seleksi CSR dan PDB Awards, Wisata Alam Gosari Gresik Jadi Kandidat Peraih Penghargaan Tertinggi

“Di berbagai tempat wisata juga tidak menutup kemungkinan setiap wisatawan mengalami serangan jantung. Oleh karena itu, pengelola wisata harus mampu memberikan pertolongan pertama, karena keterlambatan dapat memperbesar risiko kematian” jelasnya kepada para peserta pengabdian masyarakat.

Di akhir sesi, Susilo bersama mahasiswa fakultas vokasi memperagakan langsung penanganan wisatawan yang mengalami cedera seperti patah tulang atau dislokasi pada tangan dan kaki. 

Mereka juga mendemonstrasikan resusitasi jantung paru (RJP) bagi wisatawan yang mengalami henti jantung atau henti napas.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh lebih dari 25 warga yang terdiri dari pengelola wisata, Ibu-Ibu PKK, Pemuda Karang Taruna, dan UMKM di sekitar WAGOS.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved