11 Tahun Dolly Surabaya Ditutup
Bengkel Mesin Es Kristal di Eks Dolly Serap 20 Pekerja, Manfaatkan Bekas Lapangan Futsal
Usaha bengkel es kristal di eks Dolly serap 20 pekerja lokal dan jadi sentra UMKM. Pemkot Surabaya evaluasi wisata edukasi dan pendampingan UMKM.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
Ringkasan Berita:
SURYA.CO,ID, SURABAYA – Sebuah bengkel pembuatan lemari pendingin es kristal berdiri di tengah permukiman eks Dolly, Putat Jaya, Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Usaha padat karya ini, menyerap sekitar 20 tenaga kerja warga sekitar, termasuk pemuda Karang Taruna dan pekerja lanjut usia (lansia).
Usaha Padat Karya Berawal dari Area Kosong Eks Lapangan Futsal
Bengkel yang berada 10 meter dari pintu masuk Gang Dolly ini, memanfaatkan bekas lapangan futsal warga. Lokasinya tepat di Jalan Kupang Gunung Timur Gang 7 No 18.
Salah satu karyawan, Effendy (51), mengatakan produksi berlangsung stabil sejak akhir 2024, setelah melalui proses riset dan percobaan selama dua tahun.
“Percobaannya 3–4 kali gagal. Akhirnya ketemu solusi lewat online, belajar dari YouTube dan grup Facebook,” ungkap Effendy, Sabtu (22/11/2025).
Produksi 7–10 Mesin per Bulan, Dipasarkan ke Pelosok Jatim
Saat ini, bengkel mampu memproduksi 7–10 mesin pendingin es kristal setiap bulan dengan ukuran 2–6 meter. Pasarnya meliputi Surabaya, Malang, Pasuruan, Kediri, Jombang, Gresik, hingga Sidoarjo, terutama kawasan perdesaan.
“Pembeli bisa datang langsung untuk lihat proses pengerjaan dan negosiasi harga,” jelas Effendy.
Namun, tren penjualan disebut fluktuatif. Ada bulan ramai, ada bulan sepi.
Seluruh Pekerja adalah Warga Eks Dolly
Sekitar 20 pekerja merupakan warga asli Putat Jaya. Terdapat 9 teknisi khusus sistem pendingin, sementara lainnya bertugas merakit dan mengelas. Bahkan pekerja lansia tetap diberdayakan sesuai kemampuan.
“Ini murni warga sini yang jalanin,” ujar Effendy.
UMKM Eks Dolly Butuh Pendampingan Pemkot Surabaya
Effendy berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberi pendampingan untuk perluasan pasar.
Menurutnya, seluruh UMKM di kawasan eks Dolly juga membutuhkan dukungan serupa.
Di sepanjang gang terdapat berbagai usaha rintisan warga seperti pembuatan sepatu, sandal, batik, meja biliar hingga produk makanan-minuman.
Sebagian UMKM ditempatkan di Pasar Burung, dengan sekitar tujuh pelaku usaha.
“Semua butuh pendampingan supaya terus berkembang,” tambah Effendy.
Pemkot Surabaya Evaluasi Sentra UMKM dan Wisata Edukasi Eks Dolly
Ketua Pokdarwis Kampung Wisata Eks Dolly, Budhi Christiadi, membenarkan bahwa lokasi tersebut kini menjadi sentra padat karya pembuatan mesin es kristal.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi atau Cak Eri menegaskan, pihaknya sedang mengevaluasi seluruh sentra UMKM dan wisata edukasi di eks Dolly agar kembali ramai.
“Kalau sepi, komoditas harus diubah sesuai kebutuhan pasar,” ujar Cak Eri pada Kamis (20/11/2025).
Pemkot Surabaya juga menyiapkan kolaborasi dengan Karang Taruna, serta alokasi anggaran Rp 5 juta per wilayah pada 2026 untuk menggerakkan wisata edukasi lokal.
“Kami ingin pemuda yang menggerakkan, supaya mereka merasa memiliki dan menjaga,” tegas Cak Eri.
| Mahasiswa Gelar Sekolah Budaya untuk Bangun Karakter Anak-anak Eks Dolly Surabaya |
|
|---|
| UMKM Eks Warga Dolly Sudah Setahun Berhenti Produksi Keripik Singkong: Bisnis Semakin Lesu |
|
|---|
| Para Pelaku UMKM Eks Dolly Surabaya Sayangkan Gerai Souvenir DS Point Ditutup |
|
|---|
| Upaya Pokdarwis Dongkrak Pendapatan Pelaku UMKM di Kampung Eks Dolly Surabaya |
|
|---|
| Satu Dekade Penutupan Lokalisasi, Begini Kondisi Gang Kampung Eks Dolly Surabaya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Bengkel-Mesin-Es-Kristal-di-Eks-Dolly-Surabaya-Jatim.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.