surabaya Darurat Kekurangan Guru
Kekurangan Guru Kelas dan PJOK, SDN Pacarkeling V Surabaya Terpaksa Lakukan Penyesuaian Pembelajaran
Kekurangan guru di sekolah negeri Surabaya mulai terasa dampaknya di tingkat satuan pendidikan, salah satunya di SDN Pacarkeling V
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
Ringkasan Berita:
- SDN Pacarkeling V Surabaya mengalami kekurangan 3 guru kelas dan 1 guru PJOK, akibat pensiun dan meninggalnya guru tanpa pengganti.
- Meskipun semua guru yang ada berstatus ASN (49 orang), sekolah tidak mengajukan kebutuhan langsung karena data sudah terekam lengkap di Dindik Surabaya.
- Sekolah melakukan penyesuaian dengan merampingkan jumlah Rombongan Belajar (Rombel).
- Beban mengajar guru PJOK mencapai maksimal 40 jam pelajaran, jauh di atas batas ideal 24 jam.
SURYA.co.id | SURABAYA – Kekurangan guru di sekolah negeri Surabaya mulai terasa dampaknya di tingkat satuan pendidikan.
SDN Pacarkeling V, yang saat ini memiliki 49 guru berstatus ASN, masih harus melakukan sejumlah penyesuaian karena belum terpenuhinya kebutuhan guru baru.
Baca juga: Surabaya Darurat Kekurangan Guru SD–SMP Negeri, Dindik: Setiap Tahun 360 Guru Pensiun
Kepala SDN Pacarkeling V, Wahyu Subagyo SPd, mengungkapkan bahwa sekolahnya masih kekurangan tiga guru kelas dan satu guru PJOK.
Kekosongan itu terjadi setelah beberapa guru pensiun dan belum ada pengganti dari Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya.
“Semua guru di sini sudah ASN, tetapi masih kekurangan 3 guru kelas dan 1 guru PJOK. Kekurangan ini karena ada guru yang pensiun serta meninggal dan belum dapat pengganti,” ujarnya.
Wahyu menjelaskan bahwa pihak sekolah tidak mengajukan kebutuhan guru secara langsung, karena seluruh data kebutuhan guru sudah terekam dalam sistem Dindik.
Dengan demikian, pemenuhan guru sepenuhnya menunggu alokasi dari pemerintah kota.
“Sekolah tidak pernah mengajukan karena database Dispendik sudah lengkap tentang ketersediaan dan kecukupan guru di Surabaya,” jelasnya.
Rampingkan Rombel
Untuk memastikan proses pembelajaran tetap berjalan, SDN Pacarkeling V melakukan beberapa langkah penyesuaian, salah satunya adalah merampingkan jumlah rombongan belajar di kelas.
“Untuk kelas dirampingkan jumlah kelasnya,” kata Wahyu.
Selain itu, beban mengajar guru juga meningkat.
Guru PJOK mengajar hingga batas maksimal karena tidak adanya guru pengganti.
“Untuk guru PJOK mengajar maksimal 40 jam pelajaran, kekurangan jam olahraga diajar guru kelas,” tambahnya.
Kondisi ini sejalan dengan pernyataan Kepala Bidang GTK Dindik Surabaya, Tri Endang Kustianingsih, yang sebelumnya menyebut beban kerja guru di beberapa sekolah negeri bisa mencapai 40 jam per minggu, jauh di atas standar ideal 24 jam.
Meski SDN Pacarkeling V masih dapat mengatasi kekurangan guru dengan berbagai penyesuaian, kebutuhan tenaga pendidik baru tetap mendesak untuk menjaga kualitas pembelajaran dan distribusi jam mengajar yang ideal bagi para guru.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/KEKURANGAN-GURU-Guru-kelas-5-saat-mengisi-jam-pelajaran-di-ruan.jpg)