surabaya Darurat Kekurangan Guru
Eri Cahyadi Siapkan Solusi Atasi Potensi Kekurangan Guru di Surabaya, Libatkan Banyak Pihak
Pemkot Surabaya menyiapkan sejumlah solusi mengatasi potensi kekurangan guru di sekolah-sekolah di kota ini dalam waktu dekat.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
Ringkasan Berita:
- Pemkot Surabaya menyiapkan solusi jangka pendek dan panjang untuk mengatasi potensi kekurangan guru.
- Eri Cahyadi mengusulkan formasi guru baru (PPPK) ke pusat dan menerapkan teknologi smart board agar satu guru bisa mengajar serentak di beberapa kelas.
- Pemkot akan menghitung ulang kebutuhan riil guru dengan melibatkan MKKS Negeri dan Swasta serta PGRI.
- Pemkot berencana merobohkan batas antar sekolah agar sistem penugasan guru lebih fleksibel dan bisa connect ke sekolah lain.
SURYA.co.id | SURABAYA — Pemkot Surabaya menyiapkan sejumlah solusi mengatasi potensi kekurangan guru di sekolah-sekolah di kota ini dalam waktu dekat.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan pihaknya akan menggandeng banyak pihak, termasuk lembaga swasta dan penguatan teknologi pendidikan.
Baca juga: Kekurangan Guru Kelas dan PJOK, SDN Pacarkeling V Surabaya Terpaksa Lakukan Penyesuaian Pembelajaran
Kepada SURYA.co.id, Eri menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya sudah mengusulkan formasi guru baru kepada pemerintah pusat.
Namun, proses pengusulan tidak serta-merta dapat dipenuhi melalui perekrutan PNS mengingat pemerintah pusat memiliki batasan alokasi.
Ia menegaskan bahwa pemkot akan mengikuti seluruh mekanisme yang ditetapkan pemerintah pusat, termasuk pengangkatan melalui jalur PPPK.
"Yang terkait guru negeri, kita sudah sampaikan. Tapi tidak bisa PNS semua. Ada jumlahnya berapa kita usulkan, dan turunnya berapa, kan begitu,” kata mantan ASN Pemkot Surabaya ini.
Smart Board
Selain mengusulkan formasi baru, Pemkot juga menyiapkan penguatan teknologi pembelajaran berbasis smart board di sekolah-sekolah.
Teknologi ini memungkinkan satu guru memberikan penjelasan secara serentak ke beberapa kelas.
“Guru itu satu kelas cuma 30 murid. Maka di Surabaya ini menggunakan smart board. Dengan smart board, satu guru bisa menerangkan untuk semua kelas,” kata Eri yang juga Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) Jawa Timur ini.
Teknologi tersebut menjadi salah satu strategi untuk menjaga kualitas pembelajaran di tengah keterbatasan jumlah guru.
Pemkot telah lebih dulu menerapkan sistem ini sebelum pemerintah pusat meluncurkan program serupa.
“Kita sudah jalan duluan. Dan, Alhamdulillah sekarang pusat juga ada smart board, sehingga semakin menguatkan,” tambahnya.
Wali Kota dua periode ini menjelaskan bahwa pemenuhan kebutuhan guru tidak bisa dilakukan hanya dengan menghitung kekurangan di sekolah negeri.
Namun, Wali Kota berpendapat bahwa harus melibatkan ekosistem pendidikan swasta agar kualitas pendidikan kota tetap berimbang.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/BERI-PENJELASAN-Wali-Kota-Surabaya-Eri-Cahyadi-saat-memberikan-pen.jpg)