11 Tahun Dolly Surabaya Ditutup
Satu Dekade Penutupan Lokalisasi, Begini Kondisi Gang Kampung Eks Dolly Surabaya
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Wisata Dolly, Budhi Christiadi mengatakan bangunan tersebut masih kosong
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Titis Jati Permata
Kerajinan tersebut sudah ditekuninya sejak tahun 2002. Setelah empat tahun merintis, bisnis tersebut sempat vakum selama tahun 2007-2014.
Pada tahun 2014 pada masa gejolak penutupan Gang Dolly, Mustofa Tanro memilih berhenti sebagai karyawan pabrik, dan memutuskan kembali berwirausaha memproduksi meja biliar hingga kini, tahun 2025.
"Iya saya juga produk di tempat itu. Alhamdulillah saya sudah jual produk karya saya di seluruh Indonesia, ya dari Sabang sampai Merauke sudah pernah ada pembeli semua," ujarnya saat ditemui di kediamannya, pada Sabtu (22/11/2025).
Selanjutnya, di area kawasan gang yang berdekatan dengan pintu gerbang utama; Gang Dolly, terdapat sebuah usaha padat karya pembuatan mesin penyimpanan es batu kristal.
Letaknya, cuma berjarak sekitar 10 meter dari pintu gerbang utama Gang Dolly. Ternyata, area produksi mesin es batu tersebut memanfaatkan area kosong yang dulunya difungsikan sebagai lapangan warga permukiman tersebut.
Layani Pembeli Selama Setahun
Menurut salah satu karyawan Effendy (51), usaha pembuatan mesin tersebut sudah berjalan melayani pembeli selama hampir setahun.
Namun, proses riset dan percobaan pembuatan mesin, sudah berlangsung kurun waktu dua tahun sebelumnya.
"Produksi lancar ya setahun 2024 akhir sampai 2025 ini. Tapi percobaannya ya 2 tahunan. Pokoknya 3-4 kali gagal, akhirnya kita bisa temukan solusi lewat online," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com, di lokasi, pada Sabtu (22/11/2025).
Selama kurun waktu tersebut, produk mesin pendingin buatan mereka masih memiliki permasalahan teknis mengenai ketahanan kualitas produk dan kebocoran.
Namun, setelah mencari solusi dengan menyimak berbagai tutorial di Youtube dan forum pembahasan melalui grup Facebook (FB). Permasalahan tersebut, akhirnya berhasil dipecahkan.
"Akhirnya bisa sempurna kami belajar di online. Menggali informasi lewat YouTube, dan tanya tanya di grup FB," terangnya.
Semua pekerja yang berjumlah sekitar 20-an orang dalam usaha tersebut, merupakan warga asli permukiman Putat Jaya atau eks warga Dolly. Termasuk mereka yang tergabung Karang Taruna.
Beberapa dniantaranya masih berusia muda, bahkan ada juga yang terkategori sebagai lanjut usia (lansia).
Namun, karyawan lansia tersebut masih bisa diberdayakan untuk terlibat dalam pembuatan mesin tersebut.
"Ini murni dijalankan warga sini. Yang punya keterampilan soal mesin pendingin, Ada 9 orang teknisi. Yang lainnya merakit, mengelas," jelasnya.
| Pelaku Bisnis Prostitusi Didominasi Pendatang, Pemkot Surabaya Siapkan Perda Hunian Kos |
|
|---|
| Pengembangan dan Penguatan Marketing Digital UMKM di Eks Lokalisasi Dolly Surabaya Gandeng Kampus |
|
|---|
| Perjuangan Jarwo & Para Perintis UMKM eks Dolly Hilangkan Stigma Negatif Kampung Putat Jaya Surabaya |
|
|---|
| Cerita Sutrisno Bertahan Jalani Usaha Batik di Eks Dolly Surabaya |
|
|---|
| Melihat Geliat Usaha Sepatu di Eks Dolly Surabaya, KUB Mampu Jaya Akui Masih Terima Dukungan Pemkot |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Surabaya-pada-Sabtu-22112025-Aktivitas-warga-mengelas-komponen-besi.jpg)