11 Tahun Dolly Surabaya Ditutup
Satu Dekade Penutupan Lokalisasi, Begini Kondisi Gang Kampung Eks Dolly Surabaya
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Wisata Dolly, Budhi Christiadi mengatakan bangunan tersebut masih kosong
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Titis Jati Permata
Selanjutnya, tak jauh dari bangunan kosong tersebut, tepat di seberangnya, terdapat Pasar Burung, yang dulunya merupakan bangunan Wisma Barbara.
Bangunannya terdiri tiga area. Area pertama, letaknya berada di depan atau berbatasan langsung dengan teras yang menjadi area parkir motor dan mobil.
Di area tersebut, terdapat delapan ruangan toko yang masing-masing berukuran luas 4 m x 3 m. Letaknya pada masing-masing kedua sisi; kanan dan kiri, empat toko.
Area yang berukuran sekitar 15 m x 5 m itu, tampak teduh karena penutup bagian atapnya menggunakan atap asbes yang disusun dengan rangka besi hitam berpola segitiga berukuran besar.
Nah, pada bagian tengah lorong toko di area tersebut, difungsikan sebagai akses masuk menuju area kedua yakni sisi dalam bangunan Pasar Burung.
Di area lorong tersebut, juga bisa dimanfaatkan sebagai area parkiran motor pengunjung yang datang.
Jika menilik lebih dalam menuju ke area kedua yakni bagian tengah, terdapat ruangan kosong laiknya sebuah ruang aula yang dapat dimanfaatkan berbagai macam kegiatan dan acara melibatkan banyak orang.
Ukuran luasnya sekitar 10 m x 20 m. Pada bagian kanan dan kirinya terdapat toko yang terpantau dalam kondisi pintu roller berwarna silver tutup.
Namun, pada deretan sisi selatan terdapat fasilitas ruangan toilet dan sebuah lorong yang lebarnya sekitar tiga meter.
Ternyata, di lorong gang tersebut, terdapat sekitar sembilan toko dalam keadaan tertutup pintu roller-nya.
Difungsikan Produksi Meja Biliar
Namun, di area lorong tengah gang toko tersebut, difungsikan sebagai garasi tempat pengerajin meja biliar yang dikelola Muhammad Mustofa Tanro (51) warga asli Putat Jaya.
Hiruk pikuk aktivitas produksi kerajinan meja billiar, masih tampak berlangsung hingga Sabtu (22/11/2025) sore.
Anak kandung Muhammad Mustofa Tanro, dan tiga orang karyawannya, tampak sedang mengukur, menata dan merakit konstruksi meja biliar yang sedang mereka garap.
Muhammad Mustofa Tanro membenarkan bahwa bengkelnya juga memanfaatkan area lorong di salah satu sudut Bangunan Pasar Burung tersebut sebagai tempat produksi meja biliar.
Selain itu, Mustofa Tanro memiliki ruangan bengkel produksi meja biliar khusus yang berada di gang kecil yang terhubung dengan rumahnya kawasan Jalan Putat Jaya C Timur III.
| Pelaku Bisnis Prostitusi Didominasi Pendatang, Pemkot Surabaya Siapkan Perda Hunian Kos |
|
|---|
| Pengembangan dan Penguatan Marketing Digital UMKM di Eks Lokalisasi Dolly Surabaya Gandeng Kampus |
|
|---|
| Perjuangan Jarwo & Para Perintis UMKM eks Dolly Hilangkan Stigma Negatif Kampung Putat Jaya Surabaya |
|
|---|
| Cerita Sutrisno Bertahan Jalani Usaha Batik di Eks Dolly Surabaya |
|
|---|
| Melihat Geliat Usaha Sepatu di Eks Dolly Surabaya, KUB Mampu Jaya Akui Masih Terima Dukungan Pemkot |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Surabaya-pada-Sabtu-22112025-Aktivitas-warga-mengelas-komponen-besi.jpg)