11 Tahun Dolly Surabaya Ditutup

Satu Dekade Penutupan Lokalisasi, Begini Kondisi Gang Kampung Eks Dolly Surabaya

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Wisata Dolly, Budhi Christiadi mengatakan bangunan tersebut masih kosong

|
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Titis Jati Permata
Tribun Jatim/Luhur Pambudi
PEKERJA KERAS - Kesibukan warga tergabung dalam usaha padat karya pembuatan lemari pendingin es kristal di area bekas lapangan olahraga warga, Jalan Kupang Gunung Timur Gang 7 No 18, Putat Jaya, Sawahan, Surabaya, pada Sabtu (22/11/2025). Aktivitas warga mengelas komponen besi. 

Selanjutnya, tak jauh dari bangunan kosong tersebut, tepat di seberangnya, terdapat Pasar Burung, yang dulunya merupakan bangunan Wisma Barbara.

Bangunannya terdiri tiga area. Area pertama, letaknya berada di depan atau berbatasan langsung dengan teras yang menjadi area parkir motor dan mobil. 

Di area tersebut, terdapat delapan ruangan toko yang masing-masing berukuran luas 4 m x 3 m. Letaknya pada masing-masing kedua sisi; kanan dan kiri, empat toko. 

Area yang berukuran sekitar 15 m x 5 m itu, tampak teduh karena penutup bagian atapnya menggunakan atap asbes yang disusun dengan rangka besi hitam berpola segitiga berukuran besar. 

Nah, pada bagian tengah lorong toko di area tersebut, difungsikan sebagai akses masuk menuju area kedua yakni sisi dalam bangunan Pasar Burung. 

Di area lorong tersebut, juga bisa dimanfaatkan sebagai area parkiran motor pengunjung yang datang. 

Jika menilik lebih dalam menuju ke area kedua yakni bagian tengah, terdapat ruangan kosong laiknya sebuah ruang aula yang dapat dimanfaatkan berbagai macam kegiatan dan acara melibatkan banyak orang. 

Ukuran luasnya sekitar 10 m x 20 m. Pada bagian kanan dan kirinya terdapat toko yang terpantau dalam kondisi pintu roller berwarna silver tutup. 

Namun, pada deretan sisi selatan terdapat fasilitas ruangan toilet dan sebuah lorong yang lebarnya sekitar tiga meter. 

Ternyata, di lorong gang tersebut, terdapat sekitar sembilan toko dalam keadaan tertutup pintu roller-nya. 

Difungsikan Produksi Meja Biliar

Namun, di area lorong tengah gang toko tersebut, difungsikan sebagai garasi tempat pengerajin meja biliar yang dikelola Muhammad Mustofa Tanro (51) warga asli Putat Jaya. 

Hiruk pikuk aktivitas produksi kerajinan meja billiar, masih tampak berlangsung hingga Sabtu (22/11/2025) sore.

Anak kandung Muhammad Mustofa Tanro, dan tiga orang karyawannya, tampak sedang mengukur, menata dan merakit konstruksi meja biliar yang sedang mereka garap.

Muhammad Mustofa Tanro membenarkan bahwa bengkelnya juga memanfaatkan area lorong di salah satu sudut Bangunan Pasar Burung tersebut sebagai tempat produksi meja biliar. 

Selain itu, Mustofa Tanro memiliki ruangan bengkel produksi meja biliar khusus yang berada di gang kecil yang terhubung dengan rumahnya kawasan Jalan Putat Jaya C Timur III. 

 

Sumber: Surya
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved