Realisasikan Wajib Belajar 13 Tahun, Pemkot Surabaya Kucurkan Rp 118 Miliar Untuk PAUD Tahun 2025

Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya menerima alokasi anggaran 21 persen dari APBD Kota Surabaya atau setara Rp 2,1 triliun.

Dokumen Pemkot Surabaya
INTERVENSI PAUD - Bunda PAUD Kota Surabaya, Rini Indriani bertemu Tim Teknis Direktorat PAUD Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Selasa (4/11/2025). Ada lokasi Rp 118 miliar dari APBD Surabaya untuk anggaran PAUD Holistik Integratif 2025. 

Ringkasan Berita:
  • Dispendik Surabaya mendapat alokasi Rp 2,1 triliun dari APBD, dan sekitar Rp 118 miliar di antaranya digunakan untuk intervensi pendidikan prasekolah atau PAUD.
  • Intervensi anggaran untuk PAUD itu untuk memperkuat fondasi pendidikan dasar di Surabaya dan mewujudkan wajib belajar 13 tahun.
  • Pemkot Surabaya juga menetapkan guru prasekolah minimal berijazah S1 dan membantu pendidikan sampai S2.

 


SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Pemkot Surabaya memastikan intervensi pendidikan bagi anak-anak dilakukan sejak usia dini (prasekolah). Intervensi ini untuk memastikan kesiapan anak-anak Surabaya menjangkau pendidikan dasar.

Bunda PAUD Kota Surabaya, Rini Indriyani menjelaskan, APBD Surabaya untuk anggaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif pada tahun 2025 mencapai Rp118 miliar.

Tidak hanya fokus pada aspek pendidikan, tetapi juga memperhatikan kebutuhan dasar anak secara menyeluruh (holistik).

Kebutuhan itu menyangkut kesehatan, gizi, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan. "Anggaran ini masih diperkuat dengan sinergi pembiayaan eksternal, terutama melalui CSR," kata Rini saat bertemu Tim Teknis Direktorat PAUD Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Selasa (4/11/2025) di Pemkot Surabaya.

Untuk pemenuhan pendidikan anak prasekolah, pemkot juga memastikan kesiapan tenaga pendidik. Di antaranya dengan memastikan pada guru prasekolah telah menyandang gelar minimal S1.

Pemkot juga menyiapkan beasiswa bagi guru untuk menuntaskan S1. "Sinergitas dengan CSR ini mencakup pemberian beasiswa S1 RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) kepada 30 guru PAUD, serta dukungan beasiswa S2 bagi sejumlah pendidik dari berbagai universitas,” kata Bunda Rini.

Infrastruktur PAUD di Surabaya juga diperkuat di mana ada 332 Layanan PAUD yang menyatu dengan SD (PAUD SD 1 Atap) dan merehabilitasi 458 Pos PAUD Terpadu (PPT) di balai-balai RW yang dilengkapi fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Intervensi ini selaras dengan target wajib belajar pemerintah pusat dari 12 tahun menjadi 13 Tahun (1 tahun Pra-Sekolah). Kampanye melalui Gerakan Ayo ke PAUD, verifikasi door to door yang intensif, berhasil mencapai tingkat keberhasilan intervensi hingga 93,98 persen. 

"Sehingga secara efektif menjamin anak usia 5-7 tahun dapat bersekolah. Bagi anak-anak ASN, pemkot juga menyiapkan TPA Generasi Emas Surabaya (Gemas) di dekat perkantoran,” imbuhnya.

Pada pembentukan kharakter, PAUD di Surabaya mengadopsi Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH++) dan menambahkan karakter gotong royong dan wani (berani).

"Kharakter wani tersebut diartikan sebagai keberanian untuk berbuat baik dan bertanggung jawab,” terang istri Wali Kota Surabaya ini.

Anggaran Pendidikan Surabaya 2,1 Triliun

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan bahwa fondasi utama pembangunan masa depan Surabaya bertumpu pada PAUD. Karenanya anggaran yang diberikan untuk sektor pendidikan cukup besar, termasuk untuk PAUD.

Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya menerima alokasi anggaran 21 persen dari APBD Kota Surabaya atau setara Rp 2,1 triliun.

Sekitar 5 persen di antaranya dialokasikan khusus untuk program PAUD. Pemkot juga menggandeng swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). 

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved