Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Operasi SAR di Ponpes Al Khoziny Berakhir Hari Ini, Selanjutnya Fokus Identifikasi Korban

Saat ini fokus berikutnya adalah identifikasi korban dengan melibatkan tim DVI dari RS Bhayangkara Polda Jarim. 

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/M Taufik
PENCARIAN DITUTUP - Tim SAR Gabungan melakukan proses pencarian korban di reruntuhan musalah Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Senin (6/10/2025) sore. Proses operasi SAR di Ponpes Al Khoziny akan ditutup dan diakhiri, Selasa (7/10/2025). 

SURYA.CO.ID, SIDOARJO – Proses operasi SAR pencarian korban reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, akan ditutup dan diakhiri, Selasa (7/10/2025). 

Keputusan itu diambil setelah memastikan seluruh tahapan penanganan bencana di lingkungan pesantren telah selesai dan berjalan cepat, aman, dan terkoordinasi antara tim SAR, BNPB,  BPBD, TNI/Polri, relawan, serta pihak pesantren. 

Selain itu pencarian dan penyelamatan korban juga dinyatakan sudah selesai. 

Saat ini fokus berikutnya adalah identifikasi korban dengan melibatkan tim DVI dari RS Bhayangkara Polda Jarim. 

“Per hari Selasa ini fokus penanganan di RS. Bhayangkara Polda Jatim bersama Tim DVI. Pendampingan psikologis dan spiritual sangat penting agar para santri bisa pulih dari trauma. Ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Selasa (7/10/2025).

Baca juga: Tangis Sukarti Ratapi Jenazah Sang Anak Mohammad Aziz Pratama Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

"Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, saya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban. Semoga almarhum dan almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta ketabahan,” lanjutnya.

Gubernur Khofifah ikut mendampingi serta menenangkan para orang tua dan keluarga korban dalam pengumpulan data di Ruang Ante Mortem (AM) di RS Bhayangkara Surabaya. 

Baca juga: Runtuhnya Bangunan Al Khoziny Sidoarjo Jadi Bencana Nasional, Proses Evakuasi Dipantau Internasional

“Proses identifikasi masih terus dilakukan secara teliti dan hati-hati oleh tim DVI dengan mencocokan  data Ante Mortem (AM) dan Post Mortem (PM) serta DNA,” ungkapnya. 

Kinerja Tim DVI bersama tim Ante Mortem dan Post Mortem, menurut Khofifah sungguh luar biasa. 

Mereka bekerja keras 24 jam nonstop melakukan kerja maraton dan profesional dan sangat proaktif. Koordinasi demi koordinasi dilakukan secara intens

Hal tersebut membuahkan hasil. Total sebanyak 17 jenazah teridentifikasi.

Baca juga: Meski Keluarga Santri Tewas di Ponpes Al Khoziny Ikhlas dan Tolak Santunan, Polisi Tetap Selidiki

Lima jenazah teridentifikasi terlebih dahulu di rumah sakit Sidoarjo

Sementara 12 lainnya diidentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkaraa Surabaya. 

Dalam mengidentifikasi jenazah, RS Bhayangkara melibatkan banyak tim diantaranya tim pakar hingga tim forensik dari Unair dalam proses rekonsiliasi sehingga disimpulkan sebagai proses akhir dari identifikasi. 

"Mohon doa semuanya mudah-mudahan tim kuat karena bekerja 24 jam secara profesional. Sehingga harus dibagi shift piket/jaga. Terima kasih atas seluruh kerja keras dari tim DVI dan tim pendukung lainnya," harapnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved