Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Meski Keluarga Santri Tewas di Ponpes Al Khoziny Ikhlas dan Tolak Santunan, Polisi Tetap Selidiki

Keikhlasan ditunjukkan para keluarga santri yang menjadi korban tewas saat runtuhnya musala ponpes Al Khozini, Sidoarjo pada Senin (29/9/2025). 

Editor: Musahadah
SURYA.co.id/M Taufik
DISELIDIKI - Proses evakuasi santri korban runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Minggu (5/10/2025) malam. Hingga Senin (6/10/2025) siang sudah ada 54 korban meninggal dunia dalam tragedi itu. Polda Jatim menyelidiki tragedi ini. 

SURYA.CO.ID I SURABAYA -  Keikhlasan ditunjukkan para keluarga santri yang menjadi korban tewas saat runtuhnya musala ponpes Al Khozini, Sidoarjo pada Senin (29/9/2025). 

Mereka tidak mau menyalahkan bahkan menggugat pihak ponpes dalam tragedi yang menewaskan puluhan santri itu. 

Bahkan, ada salah satu keluarga santri yang menolak diberikan santunan oleh pihak ponpes. 

Meski begitu, polisi tetap membuka penyelidikan kasus runtuhnya ponpes

Keluarga santri Moh Royhan Mustofa (17) asal Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, mengaku sudah ikhlas menerima kematian.  

Baca juga: Rosi Cuma Ingin Kaki Palsu Usai Diamputasi karena Tertimpa Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny

“Saya ikhlas dengan setulus hati, itu bukan kehendak kiai, itu musibah dari Allah. Bagaimanapun saya ikhlas menerimanya, insya Allah anak saya Syahid,” ungkap ayah dari almarhum Royhan, Syukur di komplek pesarean umum selepas prosesi pemakaman pada Senin (6/10/2025).

Hal serupa diungkapkan keluarga korban tewas lainnya, Rafi Catur Okta Mulya (17). 

Rafi Catur ditemukan dalam keadaan sujud dan memeluk temannya saat meninggal di reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

Kakak korban, Novita Tri Endah (26) mengaku sempat merasa tidak bisa menerima kepergian adiknya dalam tragedi Ponpes Al Khoziny.

Akan tetapi, dia perlahan mulai ikhlas setelah mendengar kondisi yang dialami korban.

"Awalnya syok enggak terima, kenapa harus adikku? Salah kah dia nyelametin anak juga? Masih sempat-sempatnya loh dia nyelametin orang dalam waktu keruntuhan begitu," jelasnya.

"Posisi adikku juga Dekat pintu keluar pokoknya, harus nya bisa, aku mikirnya dalam akal sehatku bisa keluar. Mungkin dia terlalu khusyuk salat, jadinya enggak dengerin ya," tambahnya.

Oleh karena itu, Novia berharap, ponpes bisa memperhatikan bangunan yang digunakan untuk para santri belajar.

Agar tragedi yang mengancam nyawa tidak terjadi kembali ke depannya.

"Kalau aku sendiri sama keluarga ikhlas, cuma ingin tahu kejadiannya seperti apa detailnya begitu. Karena dari pihak sini bilangnya seperti ini, di sana seperti itu, jadinya kan simpang siur," tutupnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved