Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

3 Amalan Ayah Alfatih Korban Selamat Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Suasana Haru Sambut Kepulangannya

Terungkap amalan ayah Alfatih Cakra Buana, santri korban selamat insiden ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo.

Kolase SURYA.co.id/Ahmad Faisol dan Yusron Naufal
KORBAN SELAMAT - (kiri) Alfatih Cakra Buana (14) korban selamat ambruknya Ponpes Al-Khoziny tiba di rumahnya di Bangkalan. (kanan) foto ilustrasi petugas gabungan melakukan proses evakuasi korban. 

SURYA.co.id - Terungkap amalan ayah Alfatih Cakra Buana, santri korban selamat insiden ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. 

Alfatih berhasil selamat tanpa luka dalam tragedi tersebut.

Ia berhasil dievakuasi setelah 3 hari terjebak di reruntuhan.

Setelah menjalani perawatan intensif selama tiga hari di RSUD Notopuro, Sidoarjo, Alfatih akhirnya dipulangkan ke kampung halamannya di Dusun Berek Songai, Desa Sendang Dajah, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Madura.

Ia tiba pada Sabtu (4/10/2025) petang, tepat selepas waktu Magrib.

Remaja santri tersebut menjadi salah satu dari sedikit korban selamat dalam insiden robohnya bangunan musala di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Selama tiga hari penuh, tubuh Alfatih sempat terjebak di bawah tumpukan reruntuhan sebelum akhirnya berhasil dievakuasi oleh tim penyelamat.

Begitu mobil yang membawa Alfatih bersama keluarganya melintas di halaman barat rumah sekaligus Ponpes Al Ihsani, suasana langsung berubah haru.

Tangis bahagia pecah dari keluarga, kerabat, hingga warga sekitar yang sudah menunggu sejak senja.

“Aduh Nak, odik hedeh (masih hidup kamu),” ucap seorang perempuan paruh baya dengan suara bergetar sambil memeluk tubuh Alfatih yang baru turun dari mobil.

Baca juga: Tamu Padati Rumah Alfatih Korban Selamat Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo : Anak Para Wali Santri

Setelah melambaikan tangan ke arah kamera jurnalis yang meliput, ayah Alfatih, KH Abdul Hannan, segera memapah lengan kiri putranya menuju kompleks makam keluarga, tempat peristirahatan kakeknya, KH Moh Ihsan bin Basit Ismail.

Di sana, keduanya bersimpuh dan memanjatkan doa syukur bersama masyarakat yang ikut berduka sekaligus bersyukur atas keselamatan Alfatih.

Tangis haru semakin terasa ketika suara Kiai Hannan terdengar bergetar di setiap bait munajat yang ia panjatkan. Rasa syukur dan keikhlasan tercermin dari setiap kalimat doanya.

Berikut munajat lengkap KH Abdul Hannan di hadapan para santri dan warga yang hadir:

“Mereka yang selamat jadikanlah orang yang berguna Yaa Allah, Yaa Rabb. Berikan ketabahan bagi orang tua santri yang wafat Yaa Allah, berikan ketabahan ketegaran bagi mereka, Ajunan Se (Engkaulah Yang) Maha Kobesah (Kuasa) Yaa Allah.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved