SURYA Kampus

Sosok Achmad Syafiuddin, Dosen Unusa yang Masuk 2 Persen Ilmuwan Berpengaruh Dunia

Achmad Syafiuddin menunjukkan kemampuannya di bidang akademik dengan masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan paling berpengaruh dunia

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Unusa
DOSEN PENELITI - Achmad SyafiuddinIni menjelaskan UNUSA-Incinerator, alat pengolah sampah tanpa asap saat kunjungan Menteri Ekonomi Kreatif beberapa saat lalu. Achmad Syafiuddin berhasil menunjukkan kemampuannya di bidang akademik dengan masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan paling berpengaruh dunia. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Berasal dari keluarga sederhana di Madura, Achmad Syafiuddin berhasil menunjukkan kemampuannya di bidang akademik dengan masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan paling berpengaruh dunia.

Lahir dari keluarga sederhana, dibesarkan oleh ibu penjual jamu keliling, Syafiuddin kini menjadi dosen muda Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tak hanya memiliki nama di kancah dunia tapi juga memberikan manfaat langsung pada masyarakat pesantren. 

Syafiuddin mendirikan Center for Environmental Health of Pesantren (CEHP), pusat riset pertama di Indonesia yang fokus pada kesehatan lingkungan pesantren. 

Baca juga: Sosok Amrina Rosyadah, Wisudawan Terbaik Unusa yang Diterima Kerja di Tempat Magang

"Ilmu pengetahuan harus kembali ke masyarakat, bukan sekadar tersimpan di jurnal ilmiah,"ungkapnya, Senin (22/9/2025).

Dua inovasinya yang hingga saat ini dirasakan di kehidupan santri adalah UNUSA-Water, sistem filtrasi alami yang mengubah air kotor menjadi layak minum, dan UNUSA-Incinerator, alat pengolah sampah tanpa asap. 

Baca juga: Unusa Terima 210 Guru TK dan SD Program Pemenuhan Kualifikasi Akademik

Hingga kini, alat-alat itu telah tersebar di 10 provinsi dan bermanfaat bagi hampir 93 ribu orang, termasuk ribuan santri yang kini menikmati lingkungan lebih bersih dan sehat.

“Pesantren sering menghadapi masalah air dan sampah. Solusi sederhana tapi tepat guna bisa mengubah kehidupan mereka,” kata Syafiuddin.

Baca juga: Unusa Catat Lonjakan Mahasiswa Baru, Perdana Berikan KIPK utuk Fakultas Kedokteran

Prestasi akademiknya juga tak kalah gemilang, ia berhasil membuat 124 publikasi ilmiah terindeks Scopus dengan H-Index 30, serta peringkat 17 dari 209 peneliti Indonesia yang masuk daftar Stanford University versi Elsevier BV tahun ini.

Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng., menekankan bahwa pencapaian Syafiuddin membuktikan bahwa ilmuwan muda dari universitas lokal bisa memberi dampak global tanpa meninggalkan akar lokal.

"Meski masih muda, mampu melahirkan ilmuwan berkelas dunia yang berdampak nyata bagi masyarakat," pungkasnya. 

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved