SURYA Kampus
Sosok Prof Sukadiono, Anak Desa Pecinta Bola yang Kini Jadi Guru Besar Fisiologi Olahraga
Pria asal Njuwet Kedunglosari, Tembelang, Jombang ini semula bercita-cita menjadi insinyur di Institut Teknologi Bandung.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Rasa haru menyelimuti auditorium At Tauhid Tower Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya saat Prof. Dr. dr. Sukadiono, MM mendapat ucapan selamat atas pengukuhan guru besarnya dari keluarganya.
Berhasil meraih gelar akademik tertinggi di bidang Fisiologi Olahraga menjadi hal yang tidak pernah diduga Suko, sapaan karibnya, saat ia kecil.
Pria asal Njuwet Kedunglosari, Tembelang, Jombang ini semula bercita-cita menjadi insinyur di Institut Teknologi Bandung.
Namun, restu ayah menuntunnya ke Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Baca juga: Prof. Sukadiono Dikukuhan Jadi Guru Besar Fisiologi Olahraga UM Surabaya, Sampaikan Hal Ini
Sejak kecil, Sukadiono sudah dekat dengan olahraga. Ayahnya yang mantan pemain bola menanamkan kecintaan pada lapangan hijau.
Maka, sepak bola bukan hanya permainan baginya, melainkan bahasa hidup: mengajarkan disiplin, strategi, kerja sama, dan daya juang.
“Lapangan bola itu sekolah pertama saya,” ujarnya.
Dari situlah, minatnya pada tubuh manusia, daya tahan, dan performa fisik kelak menemukan bentuk ilmiah di bidang fisiologi olahraga.
Namun, perjalanan menuju puncak akademik tidak instan.
Baca juga: Sukadiono Jadi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Periode 2022-2027
Setelah menamatkan studi dokter di Unair, Suko menempuh Magister Manajemen di Universitas Narotama, lalu meraih gelar Doktor Ilmu Keolahragaan di Universitas Negeri Surabaya dengan predikat cumlaude pada 2012.
Ketekunan akademik berjalan seiring dengan kiprah organisasional. Ia dipercaya memimpin Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya (2002), Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (2005–2012), hingga tiga periode menjabat Rektor UM Surabaya (2012–2024).
Di bawah kepemimpinannya, kampus ini dikenal dengan julukan “Kampus Sejuta Inovasi”.
Meski meniti tangga jabatan, kecintaannya pada olahraga tak pernah hilang.
Ia menggagas kemitraan UM Surabaya dengan klub Persebaya, membangun ekosistem yang ramah atlet, bahkan mendampingi mahasiswa saat latihan maupun bertanding.
Baca juga: Dr dr Sukadiono: UM Surabaya Tidak Terlepas dari Peran dan Pemikiran Buya Syafii Maarif
“Kehadiran seorang pemimpin di pinggir lapangan kadang lebih bermakna daripada sekadar tanda tangan kebijakan,” ungkapnya.
Untag Surabaya Kukuhkan Dua Guru Besar Baru Bidang Hukum dan Teknologi Digital |
![]() |
---|
Unusa Terima 210 Guru TK dan SD Program Pemenuhan Kualifikasi Akademik |
![]() |
---|
Pakar Pendidikan UM Surabaya : TKA Dorong Murid Asah Diri di Luar Nilai Rapor |
![]() |
---|
UT Surabaya Gelar OSMB Tahap Terakhir, Kembali Buka Pendaftaran di Bulan September |
![]() |
---|
Sempat Geluti Dunia Kerja, Mahasiswa Untag Surabaya Bikin Inovasi Training Kit PLC Pembelajaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.