Berita Viral

Sosok Helmina Wati, Lulusan UGM yang Mengabdikan Ilmu untuk Warga Pedalaman Kalimantan Selatan

Inilah sosok Helmina Wati, lulusan S2 Universitas Gajah Mada (UGM) yang melahirkan inovasi kesehatan berbahan daun kalakai.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Dok. Kemendiktisaintek
SOSOK INSPIRATIF - Helmina Wati, lulusan S1 UII dan lulusan S2 Universitas Gajah Mada (UGM) yang memgabdikan ilmumya untuk masyarakat pedalaman Kalimantan Selatan melalui inovasi daun kalakai. Selain itu, Helmina adalah dosen Fakultas Farmasi Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Universitas Borneo Lestari (UNBL). 
Ringkasan Berita:
  • Helmina Wati, lulusan UGM, mengembangkan inovasi kesehatan berbahan daun kalakai untuk warga pedalaman Kalimantan Selatan.
  • Produk serbuk kalakai jahe bantu cegah anemia dan ikut menurunkan kasus stunting di Desa Sungai Besar.
  • Helmina melatih warga mengolah kalakai sehingga membuka peluang ekonomi baru dan mendapat banyak apresiasi nasional.

 

SURYA.CO.ID - Inilah sosok Helmina Wati, lulusan S2 Universitas Gajah Mada (UGM) yang melahirkan inovasi kesehatan berbahan daun kalakai, untuk membantu masyarakat pedalaman Kalimantan Selatan

Kisahnya menjadi perhatian publik setelah diunggah oleh Imam Santoso, Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), melalui akun Instagramnya. 

Perjalanan panjang Helmina Wati menempuh pendidikan S1 hingga S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM) kini terbukti membawa dampak nyata bagi warga di sekitarnya. 

"Ayah Bu Mina tukang service TV. Bu Mina kecil ingin jadi dokter. 

Tak punya uang untuk kuliah kedokteran, ayahnya sekolahin Bu Mina ke Farmasi UII tahun 2007. 

Lulus S-1, lanjut S-2 dan Apoteker UGM. 

Setelah merantau cari ilmu, Bu Mina pilih pulkam ke Kalimantan. 

Helmina Wati menjadi dosen Fakultas Farmasi Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Universitas Borneo Lestari (UNBL). 

Teliti makanan dan obat-obatan dari tanaman hutan. 

Bantu cegah kekurangan gizi. 

Kami nyiapin motor baru untuk Bu Mina untuk dipakai ke hutan nyari daun Kalakai. Motor dari Paragon. 

Bu Mina senang sampai menangis . 

Dapat apresiasi dari Kemendikti Saintek: Hibah Kosabangsa dan Pengmas 

Dapat sarana pembelajaran dari Paragon 

Dengan jadi dosen kamu bisa gunakan ilmumu untuk bantu maysarakat," tulis Imam Santoso, Rabu (19/11/2025).

Baca juga: Perjuangan Armaya Doremi Dari Tak Bisa Bahasa Inggris, hingga Jadi Lulusan Terbaik di University AS

Inovasi Daun Kalakai 

Helmina memanfaatkan daun kalakai atau pakis merah-hijau yang tumbuh di Desa Sungai Besar, Kabupaten Banjar.

Kalakai diketahui mengandung zat besi lebih dari 290 mg per 100 gram, serta vitamin C, flavonoid, dan kalsium.

Kandungan ini menjadikannya sumber mineral alami untuk membantu mencegah anemia, salah satu penyebab utama stunting. 

Stunting adalah kondisi ketika anak tumbuh lebih pendek dari seharusnya karena kekurangan gizi dalam waktu lama. 

Dari bahan sederhana itu, Helmina Wati mengembangkan produk serbuk instan kalakai jahe yang kini menjadi harapan baru bagi masyarakat. 

Cerita ini bermula saat Helmina menerima Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Kosa Bangsa 2024 dari Kemdiktisaintek. 

Desa Sungai Besar dipilih karena dua alasan sederhana, kalakai tumbuh melimpah namun tidak dimanfaatkan secara ekonomi. 

Sementara kasus stunting masih tinggi, sebanyak 13 anak pada 2024. 

“Saya melihat potensi besar yang belum tersentuh. Di sekitar warga banyak tumbuh kalakai, tapi mereka belum tahu manfaat ekonomis dan kesehatannya. Kami ingin membantu agar tanaman ini bisa jadi sumber penghasilan sekaligus solusi gizi,” ujar Helmina dikutip dari laman Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). 

Dari pemikiran itu lahirlah serbuk instan kalakai jahe, minuman herbal kaya zat besi dan antioksidan yang dapat dikonsumsi anak-anak hingga orang dewasa. 

Kalakai untuk Perbaikan Gizi dan Ekonomi

Inovasi Helmina bukan hanya menambah nilai ekonomi, tetapi juga memberi manfaat kesehatan. Dampaknya mulai terlihat. 

“Alhamdulillah, sejak program ini berjalan, kasus stunting di Desa Sungai Besar turun dari 13 menjadi tujuh kasus, tentu ini bukan semata karena kalakai, tapi bagian dari sinergi bersama kader, tenaga kesehatan, dan masyarakat,” ungkapnya. 

Helmina juga menggerakkan Kelompok Wanita Tani dan ibu-ibu PKK melalui pelatihan pengolahan kalakai. 

Mereka kini dapat memproduksi serbuk jahe kalakai hingga puding kalakai untuk anak-anak, membuka sumber pendapatan baru bagi keluarga. 

“Dulu penghasilan ibu-ibu terbatas, sekarang mereka punya produk baru yang bisa dijual. Harapan kami, produk ini bisa menembus pasar nasional sebagai produk khas Kalimantan Selatan,” katanya. 

Di desa ini, taman obat keluarga (TOGA) juga berkembang pesat dari hanya beberapa tanaman menjadi sekitar 100 jenis. 

Program Helmina diperkuat kerja sama dengan tim Universitas Lambung Mangkurat (ULM), yaitu Liling Triasmono, Agung Biworo, dan Muhammad Iwan. 

Berbagai hibah seperti Kosa Bangsa 2023–2024, PMP 2024, hingga Mahasiswa Berdampak dan PKM 2025 ia gunakan untuk memperluas manfaat pengabdian. 

“Hal kecil bagi kita bisa sangat besar bagi masyarakat,” ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved