Luhut B Panjaitan di Vatikan: AI Bukan Monster, Harus Jadi Alat untuk Martabat dan Kesejahteraan
Luhut di Vatikan menegaskan AI bukan monster, harus jadi alat manusia. Pendidikan GASING jadi contoh nyata transformasi kemanusiaan.
Ringkasan Berita:
- Luhut menegaskan AI bukan monster, melainkan alat yang harus dikendalikan manusia demi martabat dan kesejahteraan.
- Pendidikan jadi kunci, dengan metode GASING sebagai contoh nyata transformasi pembelajaran humanis di Indonesia.
- Seruan global: AI harus berpusat pada manusia, melindungi budaya, inklusif, dan mengangkat kaum miskin serta rentan.
SURYA.co.id - Ketua Dewan Ekonomi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, menegaskan bahwa artificial intelligence (AI) bukanlah monster. Menurutnya, AI adalah alat yang harus dikendalikan manusia demi kesejahteraan bersama.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam pidato pembukaan Konferensi Algorethics and Governance yang digelar di Saint John Paul II Auditorium, Pontifical Universita Urbaniana, Vatikan beberapa waktu lalu.
Konferensi ini dihadiri peserta dari berbagai negara seperti: Indonesia, Brasil, Argentina, Spanyol, Albania, Mozambik, Ukraina, Polandia, dan Italia.
Luhut menekankan bahwa masa depan manusia ditentukan oleh inovasi teknologi, namun teknologi harus berpusat pada martabat manusia.
Ia mengutip pesan Paus Fransiskus dalam konvensi internasional Juni 2024, bahwa AI adalah alat ampuh untuk kebaikan, tetapi harus digunakan secara etis.
Menurut Luhut, AI membawa janji besar bagi penemuan, pembelajaran, dan kreativitas, namun bisa menimbulkan ketidakadilan jika tidak berlandaskan etika.
Seruan Global untuk AI
Dia juga menegaskan jika perlu ada seruan global untuk pengembangan AI yang berpusat pada manusia, yakni melindungi martabat manusia di dalam semua sistem yang dibangun.
Selain itu juga mendorong inklusifitas sehingga setiap komunitas dapat berpartisipasi dalam era AI, juga memperkuat pendidikan sebagai pondasi bagi kemajuan yang berkeadilan.
Selain itu, identitas budaya juga harus dilestarikan agar teknologi tidak menghancurkannya.
"AI hendaknya mengangkat kemanusiaan dengan memprioritaskan pada orang-orang yang miskin dan rentan," kata Luhut.
Ia menegaskan konferensi saja tidak cukup, harus ada tindakan nyata.
Indonesia, katanya, sudah menunjukkan langkah nyata melalui metode GASING, yakni kepanjangan dari GAmpang, aSIk, menyenaNGkan
Gerakan pembelajaran GASING (GAmpang, aSIk, menyenaNGkan) semula dikembangkan Yohanes Surya.
Metode ini mengajak anak-anak menguasai matematika dengan cara sederhana, menyenangkan, dan bebas rasa takut.
Pada 2008, metode GASING diterapkan di Tolikara, Papua, wilayah dengan indeks manusia terendah di Indonesia.
Saat itu, siswa SMA di Tolikara belum mampu melakukan perkalian sederhana. Mereka kemudian dibawa ke Jakarta untuk dilatih.
Dalam enam bulan, siswa tersebut berhasil menguasai seluruh materi SD yang biasanya diajarkan selama enam tahun.
Metode GASING kemudian diterapkan di berbagai wilayah Indonesia, dari Papua hingga Sumatera.
Anak-anak belajar matematika melalui tawa, permainan, dan nyanyian, menjadikan pendidikan sebagai alat transformasi.
Luhut menekankan bahwa pendidikan harus membebaskan manusia dari ketakutan, bukan sekadar memberi informasi.
Ia menilai metode GASING adalah contoh nyata bagaimana pendidikan bisa mengubah kehidupan.
Menurutnya, negara lain dapat belajar dari Indonesia dalam menerapkan metode pembelajaran yang humanis.
Di akhir pidatonya, Luhut kembali menekankan bahwa AI adalah transformasi besar umat manusia.
Untuk diketahui, Scholas Occurrentes, penyelenggara konferensi, merupakan Yayasan Kepausan yang diresmikan Paus Fransiskus pada 19 Mei 2022 di Vatikan.
Akar yayasan ini berasal dari proyek pendidikan untuk anak-anak miskin di Buenos Aires yang digagas Kardinal Jorge Mario Bergoglio, sebelum ia menjadi Paus Fransiskus.
Sejak berdiri, Scholas berkembang menjadi jaringan sekolah global dengan misi membangun budaya perjumpaan dan menyatukan kaum muda.
Di Indonesia, yayasan ini juga aktif, salah satunya di Bogor.
| Polri Klarifikasi Jumlah Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil Setelah Putusan MK, Ada 300 Orang |
|
|---|
| Marak Kecelakaan Bus Di Tulungagung Akibat Sopir Berebut Premi, Kapolres Usulkan Gaji Diseragamkan |
|
|---|
| Manisnya Start Operasi Zebra Semeru, Satlantas Polres Tulungagung Bagikan Cokelat Kepada Pengendara |
|
|---|
| Puluhan Warga Bondowoso Antusias Operasi Katarak Gratis, Mbak Una Siapkan Agenda Serupa Tahun 2026 |
|
|---|
| Kapolsek Sempol Ijen Bondowoso Ditahan Warga, Tim Gabungan Brimob, TNI dan Polisi Diterjunkan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Luhut-Binsar-Panjaitan-seminar-Vatikan-B.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.