6 Fakta Kakak Beradik Tak Makan 28 Hari Tunggu Jasad Ibu, Lakukukan Ini Agar Tak Repotkan Tetangga

Ringkasan Berita:

• Jenazah seorang ibu di Kendal ditemukan setelah 28 hari bersama dua putrinya yang lemas.
• Warga curiga karena bau menyengat dan rumah tertutup rapat.
• Kedua anak bertahan hidup hanya dengan air sumur rebus.
• Pemerintah Kendal turun tangan membantu perawatan dan masa depan mereka.

SURYA.co.id - Warga Dukuh Somopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal, digemparkan oleh penemuan jasad seorang perempuan paruh baya di rumahnya.

Yang membuat warga terkejut, jenazah itu didampingi dua putrinya yang ditemukan dalam keadaan lemas.

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Sabtu (1/11/2025).

Diduga, kedua anak tersebut telah bertahan hidup selama 28 hari di dalam rumah bersama jenazah sang ibu, Setianingsih, tanpa asupan makanan layak.

Berikut rangkuman faktanya melansir dari Tribun Jateng.

1. Kronologi Penemuan

Awalnya, warga mencium aroma tak sedap yang menyengat dari rumah keluarga Setianingsih.

Mereka juga melihat banyak lalat berkerumun di sekitar jendela kaca. 

Saat hendak masuk, pintu rumah ternyata terkunci rapat dan diganjal kursi dari dalam.

Kepala Desa Bebengan, Wastoni, menuturkan, “Ditanya sama warga, ibunya di mana.

Terus dijawab itu di dalam, tapi pas dilihat itu ibu Setianingsih sudah meninggal dan membusuk.”

Warga kemudian melaporkan temuan ini ke pihak kepolisian untuk mengevakuasi jenazah.

Kedua putri Setianingsih, Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (27), ditemukan dalam keadaan sangat lemah akibat kekurangan nutrisi dan langsung dilarikan ke RSI Boja Kendal.

2. Sosok Setianingsih di Mata Warga

Menurut Wastoni, Setianingsih dikenal ramah dan aktif di kegiatan desa.

Namun, beberapa pekan terakhir, ia mulai jarang keluar rumah.

“Biasanya sebulan sekali beli bahan makanan satu becak penuh, tapi belakangan tidak kelihatan,” ujarnya.

Warga tidak menyangka, keheningan rumah tersebut menyimpan tragedi memilukan.

Baca juga: Sosok Bupati Dyah Kartika yang Jamin Masa Depan Kakak Beradik Tak Makan 28 Hari Tunggu Jasad Ibu

3. Kondisi Dua Kakak Beradik Saat Ditemukan

Kedua anak Setianingsih bertahan hidup hanya dengan air sumur yang direbus.

Menurut dr. Arfa dari RS Muhammadiyah Boja, keduanya menderita dehidrasi berat.

“Intan sudah tidak sadarkan diri, sedangkan Putri masih sadar tapi sangat lemah,” ungkapnya.

Mengejutkannya, meski tidak makan hampir sebulan, kadar gula darah keduanya masih normal.

4. Kunci Rumah Atas Permintaan Ibu

Putri dan Intan mengaku menutup rapat rumah sesuai permintaan mendiang ibu mereka.

“Enggak bilang ke tetangga, ibuk enggak ngebolehin. Karena ya enggak mau ngerepotin tetangga,” ujar Putri.

Selama hampir sebulan, keduanya mematuhi pesan itu tanpa berani keluar rumah, hingga akhirnya terendus oleh warga.

5. Pemulihan Fisik dan Psikis

Menurut dr. Arfa, kondisi keduanya perlahan membaik, meski masih sering menunjukkan kebingungan. “Waktu dianalisa, jawabannya selalu berubah,” ujarnya.

Tim medis akan memantau pemulihan fisik sekitar satu minggu, sedangkan kondisi psikologisnya ditangani dokter spesialis kejiwaan.

6. Tindakan Cepat Pemerintah Daerah

Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, langsung meninjau kondisi kedua kakak beradik itu di RS Muhammadiyah Boja.

“Setelah masuk ke sini, itu berangsur membaik. Kemarin kakaknya susah diajak komunikasi, sekarang sudah bisa meski kadang jawabannya berubah,” ujar Dyah.

Pemerintah juga mengaktifkan kepesertaan BPJS mereka hanya dalam satu hari.

Setelah masa perawatan, keduanya akan mendapat tempat tinggal dan pendampingan di Panti Margi Utomo, Tembalang, Semarang.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id