Berita Viral

Cerita Pilu SMA di Bengkulu Tak Punya Gedung Sendiri, Guru Dibayar Rp 12 Ribu per Jam Hasil Patungan

Sebanyak 153 siswa SMAN 12 Kaur membentangkan karton bertuliskan permintaan agar gubernur dan presiden membangun gedung sekolah mereka

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
KOMPAS.COM/FIRMANSYAH
Plt. Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Kaur Bengkulu, Japilus 

Ringkasan Berita:
  • Viral 153 siswa SMA Negeri 12 Kaur, Bengkulu, memohon gedung sekolah permanen kepada pemerintah. 
  • Sekolah ini menumpang di gedung SMP Negeri 22 di Kecamatan Nasal.
  • Guru honorer digaji Rp 12.000/jam dari urunan wali murid. 
  • Merespons hal ini, Komisi IV DPRD Bengkulu mengunjungi lokasi dan berjanji akan memberi bantuan

 

SURYA.CO.ID - Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu akhirnya mendatangi SMA Negeri 12 Kaur di Desa Bukit Indah, Kecamatan Nasal, Bengkulu, Jumat (31/10/2025). 

Kunjungan ini sebagai tindak lanjut dari keluhan para siswa SMAN 12 Kaur yang meminta pembangunan gedung sekolah permanen kepada pemerintah. 

Dalam unggahan yang beredar, sebanyak 153 siswa SMAN 12 Kaur membentangkan karton bertuliskan permintaan agar gubernur dan presiden membangun gedung sekolah mereka.

Hal tersebut dilakukan tepat saat momen Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2025 lalu.

Dari kunjungan Komisi IV DPRD Bengkulu itu terungkap bahwa selama ini sekolah tersebut menumpang tiga ruangan milik SMP Negeri 22 di Kecamatan Nasal.

Plt Kepala Sekolah SMA Negeri 12, Japilus, mengatakan bahwa pertemuan dengan DPRD sudah lama mereka nantikan.

"Ini pertemuan yang sudah lama kami harapkan sebagai bentuk kepedulian. Saya sudah satu tahun lebih menjadi Plt Kepsek," kata Japilus, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Japilus merupakan guru tetap di SMK Negeri 4 Kaur. Ia diperbantukan menjadi Plt Kepala Sekolah di SMA Negeri 12.

Ia bercerita, kebanyakan murid SMA Negeri 12 Kaur tinggal di pedalaman dan perbukitan.

"Sekolah ini sudah jauh dan berada di perbukitan. Nah, anak-anak itu tempat tinggalnya lebih jauh lagi ke sekolah jalan kaki menempuh jalan ekstrim, becek, dan berlumpur," beber dia.

Ia merupakan guru induk bersertifikasi namun karena ditugaskan menjadi Plt Kepsek ternyata tidak ada jam mengajar.

Baca juga: Usai Bongkar Dana Rp 234 T Ngendap di Bank, Menkeu Purbaya Sindir Menohok ke Pemda yang Masih Protes

Ia bercerita, tiga tahun lalu awal mendirikan sekolah, siswa berjumlah 51 orang.

"Saat itu hanya murid yang ada, guru tidak ada, administrasi tidak ada, biaya juga tidak ada tapi untuk pendidikan saya siap," ujarnya mengisahkan.

Lambat laun, Japilus mengumpulkan para sarjana di Kabupaten Kaur yang bersedia mengajar tanpa dibayar.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved