Berita Viral

Sosok Rachmat Fajar Lubis, Peneliti BRIN yang Respons Isu Sumber Air Aqua usai Disidak Dedi Mulyadi

Ini sosok peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merespons dugaan Aqua menggunakan sumur bor sebagai sumber air.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase apn-gcr.org/Youtube Dedi Mulyadi
PENELITI - (kiri ke kanan) Rachmat Fajar Lubis, Peneliti BRIN. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat sidak ke pabrik Aqua di Kabupaten Subang. 

Peneliti BRIN menjelaskan, sebenarnya semua perusahaan AMDK menggunakan metode bor untuk mengambil air dari lapisan akuifer yang sama.

Namun, cara pengambilannya saja yang berbeda.

Baca juga: Gelagat Wahyu, Sopir Ambulans di Ciamis Sebelum Meninggal saat Bertugas Antar Jenazah ke Rumah Duka

Dia pun menyoroti istilah 'air pegunungan' yang sering disalahartikan masyarakat. 

Tentu, ini adalah revisi artikel Anda dengan penyesuaian untuk SEO dan kaidah jurnalistik, dengan mempertahankan makna aslinya:

Istilah 'mata air ke air pegunungan' dianggap bukan penipuan, melainkan penyesuaian ilmiah dan regulasi yang mencerminkan praktik pengambilan air modern.

Namun, persepsi publik saat ini masih sangat dipengaruhi oleh citra iklan AMDK di masa lalu.

Hal ini menyebabkan banyak masyarakat percaya bahwa air kemasan diambil langsung dari pancuran gunung.

Oleh karena itu, Fajar menekankan pentingnya edukasi publik yang lebih transparan mengenai sumber air, proses pengolahan, dan regulasi pengawasan AMDK.

Baca juga: 2 Sosok Anggota DPR yang Sentil Purbaya dan Dedi Mulyadi Gara-gara Adu Data Dana Mengendap di Bank

Pada dasarnya, air tersebut tetap berasal dari proses alami: air hujan meresap ke dalam tanah, tersaring oleh lapisan batuan, dan muncul di lapisan air tanah dalam.

Air ini kemudian diambil melalui sumur industri yang berizin.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa air Aqua (atau AMDK sejenis) memang bersumber dari pegunungan, tetapi pengambilannya tidak dilakukan langsung dari mata air di permukaan.

Sosok Rachmat Fajar Lubis

Dilansir dari akun LinkedIn, Rachmat Fajar Lubis merupakan mahasiswa Hidrogeologi, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1990-1995.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikan S3 di Ilmu Geosistem dan Biosistem, Universitas Chiba, Jepang. 

Dengan latar belakang tersebut, ia ahli dalam menangani air tanah akibat aktivitas antropogenik dan hubungannya dengan badan air lainnya sebagai jasa lingkungan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved