Berita Viral

4 Bukti Kompaknya Menkeu Purbaya dan Pramono Anung Soal TKD, Dana Mengendap hingga Impor Baju Bekas

Ketika sebagian kepala daerah berseberangan dengan kebijakan Menkeu Purbaya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung justru sebaliknya.  

Editor: Musahadah
kolase tribunnews/kompas.com
KOMPAK - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung kompak dengan Menkeu Purbaya terkait beberapa kebijakannya. Mulai pemangkasan TKD hingga rencana penertiban impor pakaian bekas. 

Dana tersebut telah disiapkan untuk pembayaran proyek fisik serta pengadaan barang dan jasa yang akan dilakukan pada November dan Desember 2025.

"Benar ada (dana mengendap), tetapi di Jakarta bukan untuk apa, menjadi deposito atau dan, bukan, semata-mata nanti untuk persiapan kita untuk menyelesaikan hal ini,” ucap Pramono.

2. Tak keberatan DBH Dikurangi

Saat banyak kepala daerah memprotes pemotongan dana transfer ke daerah (TKD), Pramono memilih diam. 

Padahal, DKI Jakarta mengalami pengurangan dana transfer ke daerah atau Dana Bagi Hasil (DBH)  sebesar Rp 15 triliun.

Meski begitu, Pramono Anung mengaku tidak keberatan dengan kebijakan pemerintah pusat itu. 

Bahkan saat pertemuan dengan Menkeu Purbaya di Balai Kota, Selasa (7/9/2025), Pramono tidak memprotes pemotongan itu. 

Pramono bahkan bertekad akan mengikuti langkah fiskal yang sudah ditetapkan pemerintah pusat. 

"Jakarta betul-betul ingin menyelaraskan kebijakan fiskal yang telah diambil oleh pemerintah pusat dalam hal ini, terutama pemotongan DBH. Pemerintah Jakarta sama sekali tidak akan argue terhadap itu," ucap Pramono, Selasa.

Pramono menjelaskan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) turun menjadi Rp 79 triliun usai DBH dipangkas sekitar Rp 15 triliun.

Pramono meyakini kebijakan yang ditetapkan pemerintah pusat itu, sudah melalui pertimbangan yang matang.

"Kami tahu pasti langkah yang diambil oleh pemerintah pusat sudah dipikirkan secara matang, dan kami mengikuti sepenuhnya. Termasuk penyesuaian untuk dana bagi hasil," lanjut Pramono.

3. Beri Izin manfaatkan dana Rp 200 triliun di bank Himbara 

PUSING - Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menduga para bank himbara pusing setelah digentorkan dana Rp 200 triliun. Sementara Tani Merdeka Indonesia menganggap cara ini brilian.
PUSING - Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menduga para bank himbara pusing setelah digentorkan dana Rp 200 triliun. Sementara Tani Merdeka Indonesia menganggap cara ini brilian. (kolase youtube BEI/tribunnews)

Pramono Anung ternyata mendukung kebijakan Purbaya mengucurkan dana Rp 200 triliun untuk bank HImbara. 

Pramono bahkan meminta izin Purbaya untuk bisa memanfaatkan dana Rp 200 triliun tersebut. 

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved