Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Meski Keluarga Santri Tewas di Ponpes Al Khoziny Ikhlas dan Tolak Santunan, Polisi Tetap Selidiki

Keikhlasan ditunjukkan para keluarga santri yang menjadi korban tewas saat runtuhnya musala ponpes Al Khozini, Sidoarjo pada Senin (29/9/2025). 

Editor: Musahadah
SURYA.co.id/M Taufik
DISELIDIKI - Proses evakuasi santri korban runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Minggu (5/10/2025) malam. Hingga Senin (6/10/2025) siang sudah ada 54 korban meninggal dunia dalam tragedi itu. Polda Jatim menyelidiki tragedi ini. 

Di bagian lain, keluarga Muhammad Sholeh bin Abdurrahman (22 tahun), santri asal Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka yang tewas dalam tragedi itu, justru mengembalikan uang santunan dari pihak ponpes. 

Dewan Pengasuh Pesantren Al Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib mengatakan, uang santunan yang diberikan oleh keluarga Sholeh sebagai bagian dari duka cinta dan permintaan maaf.

“Kami turut berbela sungkawa. Semoga almarhum Sholeh wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal saat shalat dan dalam posisi sebagai penuntut ilmu,” kata Mujib dalam keterangannya, dikutip Senin (6/10/2025).

Baca juga: Soal Pembangunan Ponpes Al Khoziny Libatkan Santri, Menteri PU: Jangan Bilang Begitu, Ini Kan Konsepnya dari Santri untuk Santri

Pembelajaran dari Al-Khoziny, Mendamba Ruang Aman Untuk Para Santri Artikel Kompas.id

Dalam keterangannya, tidak disebutkan berapa nominal santunan itu.

Namun, santunan itu awalnya diberikan sebagai biaya kargo pemulangan jenazah Sholeh ke kampung halaman.

Kendati begitu, uang tersebut dikembalikan lagi oleh Abdul Fattah, kakak kandung korban. Alasannya, karena ingin mengharap rida dari kiai dan guru di pesantren.

“Kami tidak mau menerima santunan itu bukan karena apa-apa, hanya ingin mendapatkan ridanya kiai dan guru di pesantren. Semoga doa dan rida Beliau menjadi keberkahan bagi almarhum dan keluarga kami yang ditinggalkan,” kata Abdul Fattah.

Polisi Kumpulkan Barang Bukti

PENGHORMATAN TERAKHIR - Warga menurunkan peti jenazah Moh Royhan Mustofa (17) menuju mobil ambulans menuju komplek pemakaman umum setelah dishalatkan di Masjid Syaikhona Yahya di Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Senin (6/10/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. Royhan berhasil diidentifikasi Tim DVI Polda Jatim setelah berhasil dievakuasi dari reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo Jawa Timur.
PENGHORMATAN TERAKHIR - Warga menurunkan peti jenazah Moh Royhan Mustofa (17) menuju mobil ambulans menuju komplek pemakaman umum setelah dishalatkan di Masjid Syaikhona Yahya di Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Senin (6/10/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. Royhan berhasil diidentifikasi Tim DVI Polda Jatim setelah berhasil dievakuasi dari reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo Jawa Timur. (SURYA.co.id/Ahmad Faisol/M Taufik)

Sementara itu, Polda Jawa Timur (Jatim) mulai mengumpulkan sejumlah barang bukti dari reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto memastikan ada proses penyelidikan dalam bencana Ponpes Al Khoziny Sidoarjo tetapi menunggu seluruh proses evakuasi tuntas.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan SAR gabungan yang lain terutama Basarnas dan BNPB selama proses evakuasi Ponpes Al Khoziny berlangsung.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abrahama Abast mengatakan tim kepolisian melakukan penyelidikan sesuai prosedur, dengan diawali mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

“Nah terkait dengan upaya penyelidikan, Apakah nantinya akan diawali dengan TKP itu sudah pasti, ya. Pasti kita akan melangkah dari TKP,” kata Jules, Senin (6/10/2025).

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved