Berita Viral

Rekam Jejak Sushila Karki yang Dilantik Jadi Pemimpin Wanita Pertama di Nepal Setelah Kerusuhan

Berikut sosok dan rekam jejak Sushila Karki yang dilantik menjadi pemimpin wanita pertama di Nepal setelah kerusuhan.

Tangkap layar youtube The Indian Express
PEMIMPIN NEPAL - Sushila Karki yang Dilantik Jadi Pemimpin Wanita Pertama di Nepas Setelah Kerusuhan. SImak rekam jejaknya. 

SURYA.co.id - Berikut sosok dan rekam jejak Sushila Karki yang dilantik menjadi pemimpin wanita pertama di Nepal setelah kerusuhan.

Nepal resmi mencatat sejarah baru setelah Sushila Karki diambil sumpah sebagai perdana menteri sementara pada Jumat (12/9/2025).

Pelantikan ini berlangsung hanya beberapa hari setelah gelombang demonstrasi besar yang berubah menjadi kerusuhan pada Senin (8/9/2025) hingga Selasa (9/9/2025).

Dengan demikian, Karki menjadi perempuan pertama yang memimpin pemerintahan di negara Himalaya tersebut.

Upacara pelantikan digelar secara singkat setelah tercapai kesepakatan antara Presiden Ram Chandra Poudel dan tokoh-tokoh penggerak aksi protes antikorupsi.

Baca juga: Rekam Jejak Bisnu Prasad Paudel, Menteri Keuangan Nepal yang Dikejar dan Ditendang Massa saat Demo

“Kesepakatan itu difinalisasi setelah serangkaian konsultasi dengan pakar hukum dan difasilitasi oleh Kepala Staf Angkatan Darat Nepal,” sebagaimana dilaporkan BBC.

Krisis politik ini bermula dari unjuk rasa antikorupsi yang menelan lebih dari 50 korban jiwa dan berakhir dengan pengunduran diri Perdana Menteri KP Sharma Oli.

Kemarahan publik kian memuncak saat pemerintah memblokir 26 media sosial populer, termasuk WhatsApp, Facebook, dan Instagram.

Walau pembatasan tersebut dicabut pada Senin, demonstrasi terlanjur meluas hingga gedung parlemen dan sejumlah kantor pemerintahan di Kathmandu dibakar massa.

Akibat situasi itu, parlemen dibubarkan pada Jumat malam, dan pemilu umum ditetapkan berlangsung pada 5 Maret tahun depan.

Dalam waktu dekat, Karki diperkirakan akan menunjuk jajaran kabinet transisi.

Rekam jejaknya yang bersih membuatnya mendapat dukungan luas, terutama dari kelompok mahasiswa Generasi Z.

Pemerintah sementara ini menghadapi tugas berat: mengembalikan ketertiban, memperbaiki gedung-gedung yang rusak, meredam kekhawatiran publik terhadap masa depan demokrasi, sekaligus memastikan pelaku kekerasan diadili.

Pada Selasa (9/9/2025), Karki meninjau langsung lokasi kerusuhan di Kathmandu, tempat 19 orang meninggal dunia sehari sebelumnya.

Ia juga mendatangi rumah sakit untuk memberi dukungan kepada para korban luka.

Rekam Jejak Sushila Karki

Melansir dari Wikipedia, Sushila Karki lahir 7 Juni 1952.

Ia adalah seorang yuris dan politikus Nepal yang menjabat sebagai perdana menteri interim Nepal sejak 12 September 2025, setelah terjadinya unjuk rasa Generasi Z di negara tersebut.

Ia merupakan perempuan pertama yang memimpin Pemerintah Nepal.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung Nepal dari 11 Juli 2016 hingga 6 Juni 2017, dan juga merupakan perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut.

Karki lahir pada 7 Juni 1952 dalam sebuah keluarga Chhetri dari Shankarpur, Nepal.

Ia adalah anak sulung dari tujuh bersaudara dalam keluarganya.[3][9]

Karki menempuh pendidikan di Universitas Tribhuvan dan meraih gelar Sarjana Seni dari Mahendra Morang College pada tahun 1972.

Ia kemudian melanjutkan studi ilmu politik di India, dan pada tahun 1975 memperoleh gelar Magister Ilmu Politik dari Universitas Hindu Banaras.

Setelah itu, ia kembali ke Universitas Tribhuvan untuk menempuh studi hukum dan lulus pada tahun 1978.

Setelah Gerakan Generasi Z Nepal tahun 2025, Perdana Menteri K. P. Sharma Oli mengundurkan diri, yang kemudian memicu tuntutan pembentukan pemerintahan interim.

Setelah melalui konsultasi, Sushila Karki terpilih sebagai calon perdana menteri interim, menjadikannya perempuan pertama dalam sejarah Nepal yang menduduki jabatan tersebut.

Pada 12 September 2025, ia dilantik sebagai perdana menteri interim berdasarkan Pasal 61 Konstitusi Nepal.

Pelantikan Sushila Karki sebagai perdana menteri sementara tidak hanya menjadi momen politik biasa, melainkan titik balik sejarah bagi Nepal.

Di tengah guncangan politik dan sosial, munculnya pemimpin perempuan pertama ini seakan menjadi simbol harapan baru bahwa demokrasi muda Nepal masih punya jalan untuk diselamatkan.

Namun, perjalanan Karki jelas tidak mudah. Ia mengambil kendali pemerintahan di atas puing-puing gedung yang terbakar, korban jiwa yang berjatuhan, serta publik yang masih dirundung trauma akibat kekerasan negara dan maraknya korupsi.

Tantangannya bukan sekadar menata ulang pemerintahan sementara, melainkan membuktikan bahwa suara rakyat bisa benar-benar diwakili.

Kehadirannya di lokasi protes dan rumah sakit beberapa jam setelah menjabat adalah langkah awal yang penting: ia ingin menunjukkan bahwa pemerintah hadir untuk rakyat, bukan melawan rakyat.

Tapi, langkah simbolik ini perlu dibarengi keputusan nyata, membawa pelaku kekerasan ke meja hukum, mengembalikan kepercayaan publik, dan memulihkan institusi demokrasi.

Bagi masyarakat Nepal, khususnya generasi muda yang selama ini merasa kecewa pada elit politik lama, Karki bukan hanya pemimpin transisi.

Ia adalah cermin bahwa politik bersih dan kepemimpinan inklusif masih mungkin diwujudkan. Jika ia berhasil, pelantikan ini tidak akan tercatat hanya sebagai sejarah pertama perempuan di kursi perdana menteri, melainkan juga awal dari lembaran baru demokrasi Nepal.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved